Kekacauan Dua Bungsu

239 21 0
                                    

✨HAPPY READING✨

Di dalam sebuah tenda peristirahatan yang luas dan nyaman, empat tuan putri menikmati waktu sore mereka dengan santai. Ivelle, yang duduk dekat jendela tenda, tenggelam dalam bacaan tebal yang halamannya tampak sudah jauh terlipat. Sambil membaca, ia dengan tenang menikmati hidangan apel panggang dengan kayu manis dan teh hangat yang mengepul di cangkir porselen di sampingnya. Di sisi lain, Winsly dengan lembut menyisir rambut panjangnya yang terurai, mengikatnya menjadi sanggul yang rapi, dibantu oleh putri Lorraine, yang terampil menata bunga kecil di antara helaian rambut. Sementara itu, Starrina, yang termuda, duduk diranjang miliknya, bermain-main dengan benang emas yang ia rajut menjadi pola yang indah, sesekali melirik ke arah jendela, menikmati pemandangan senja yang memancar di antara pepohonan.

Tiba-tiba, tirai tenda berderak pelan, Louvieta yang baru saja kembali dari luar melangkah masuk dengan napas yang sedikit terengah.

"Ivelle," katanya dengan nada cepat namun lembut, membuat perhatian ketiga putri lainnya seketika tertuju padanya. "Ada dua orang pangeran di luar. Mereka sedang mencarimu."

Ivelle, yang baru saja menyuap potongan terakhir apel panggangnya, mengangkat alis, sedikit terkejut. "Mencariku?" tanyanya sambil menutup bukunya perlahan, menatap Louvieta seakan mencari penjelasan lebih. "Ada apa?"

Louvieta tersenyum samar, sedikit angkuh. "Mereka tidak mengatakan secara rinci, mereka hanya bilang ingin bertemu denganmu."

Ivelle bangkit dengan tenang, merapikan gaunnya sebelum melangkah keluar dari tenda. Di luar, di bawah cahaya senja yang lembut, ia melihat dua sosok berdiri menantinya. Yang pertama, Pangeran Maverick-calon tunangannya-mengenakan baju putih kerajaan dengan penuh wibawa, namun ada senyum lembut di wajahnya. Di sampingnya, Halton, saudaranya yang setia berdiri dengan postur tegap, menjaga keheningan yang sopan.

Maverick melangkah maju dengan sebuah buku di tangannya, matanya berkilat penuh perhatian saat ia menatap sang putri. "Ivelle," sapanya, suaranya tenang namun dalam, "Senang akhirnya bisa bertemu denganmu lagi." Ia mengangkat sedikit buku yang dibawanya, seolah itu adalah alasan di balik kedatangannya. "Aku membawakan sesuatu yang mungkin menarik bagimu."

Ivelle yang menyadari buku yang dipegang Maverick pun langsung berbinar, "bolehkah aku meminjamnya?"

"Tentu, tetapi aku harus mengambilnya setelah acara ini selesai, tapi tenang saja kau bisa datang ke Amarantha dan membaca buku buku disana sepuasnya."

Ivelle mengangguk dengan senyum lembut yang terukir di wajahnya, Ia menyapu rambutnya yang sedikit tertiup angin.

Tatapan Maverick tertuju padanya, penuh kehangatan dan ketulusan. Meski mereka dijodohkan, tidak ada sedikit pun keraguan dalam hatinya untuk menyukai Ivelle. Baginya, Ivelle bukan hanya seorang calon tunangan yang dipilih oleh takdir atau kerajaan, tetapi seseorang yang pesona dan kelembutannya terus membuatnya tertarik.

"Aku tak ingin mengganggumu lebih lama lagi Ivelle," ucapnya dengan nada lembut. "Kau pasti lelah setelah upacara tadi. Istirahatlah yang cukup." Ia tau gadis itu butuh istirahat seusai mengikuti Upacara pembukaan tadi, dan besok juga ia harus mengikuti banyak rangkaian acara.

Maverick menatap Ivelle sejenak, dengan tatapan yang hangat namun penuh pengertian, sebelum akhirnya ia tersenyum kecil. "Kalau begitu aku panit terlebih dahulu, lain waktu kita bisa bertemu lagi."

Dengan langkah yang pelan ia melangkah mundur, memberi hormat singkat. Halton mengikuti di belakangnya, dan mereka berdua berlalu dari tenda, membiarkan Ivelle menikmati malam yang tenang untuk beristirahat.

.

Di atas bebatuan tinggi yang menjulang, Pangeran Jamie duduk bersisian dengan Pangeran George. Mereka menatap bulan perak yang tergantung di langit malam, sementara di bawah sana, para prajurit tampak sibuk menyiapkan segala keperluan untuk pelatihan para pangeran esok hari.

An Imbalance In My World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang