Kejutan Hari ini

303 35 0
                                    

✨HAPPY READING✨

"Paman sam apa yang terjadi pada kakek?" Maverick sebagai yang tertua mulai bertanya pada tabib terbaik dari Amarantha.

"Sepertinya paduka ayahanda harus dibawa ke Pusat pemulihan Mystic Haven, kondisinya sudah sangat lemah, seharusnya diusianya yang sekarang paduka ayahanda sudah menghembuskan nafas terakhirnya," jelas Samore.

Tentu saja semuanya hanya diam, mereka tau mengapa Davidson belum juga bisa meninggal dunia.

"Baiklah bawalah ayahanda kepusat pemulihan mu Sam," putus Dariel dengan tegas. "Dan kau," tunjuk Sang Raja pada pangeran ke-lima. "Ayah ingin berbicara denganmu."

...

Disinilah mereka berada, dikamar utama Raja dan Permaisuri Deline. sebenarnya Deline sangat ingin menemani anaknya didalam namun Raja tidak memperbolehkannya, mereka ingin berbicara empat mata.

"Kau tau bukan penyebab ayahku sulit untuk meninggal?" tanya Dariel terkesan sarkas dan dingin dengan berdiri gagah membelakangi si pangeran.

Jamie yang memang tidak mengerti hanya diam dan mencoba berpikir, namun nihil. Ia memang tidak tahu menahu tentang kakek Davidson.

"Tentu saja karna kau Jamie, mengapa sampai saat ini kau belum juga mendapatkan kekuatanmu!" Dariel berbicara sembari berjalan mendekat kearah anaknya dengan tatapan membara seperti siap membakar orang didepannya kapan saja.

Jamie jelas merasa sedikit ketakutan akan sikap Raja yang ia kenal baru baru ini, pasalnya selama ia berada disini memang belum pernah berbicara sedekat ini dengan Raja, percakapan awalnya dengan Raja adalah kemarahan. Pangeran ke-lima juga dapat melihat energi ungu dan hijau keluar dari tubuh Dariel.

"Kenapa dia semarah itu?"

Tanpa aba aba Dariel langsung menarik pedang dari sarungnya yang berada dekat disampingnya lalu mengarahkannya keputranya sendiri. Secara refleks Jamie menggenggam pedang itu dengan telapak tangannya.

Ia meringis kecil saat darah mulai menetes ditelapak tangannya, sang ayah masih berusaha menusuk Pangeran sampai semakin dalam luka di telapak tangannya.

"Apa yang kau lakukan Yang Mulia?" tanya Jamie menatap tajam ayahnya dengan mata memerah menahan rasa sakit ditelapak tangannya. Dariel melepaskan pedangnya, begitu juga Jamie.

Dan sialnya, luka ditelapak tangannya memang sangat dalam, untung saja tidak sampai terbelah menjadi dua.

"Seorang Pangeran harus menghindar dari serangan lawan anakku." Dariel terkekeh mengejek putra ke-limanya. "Kau ini seorang Pangeran Jamie, bukan tuan putri! kau harus bisa seperti saudara saudaramu yang lain."

Entahlah rasanya Jamie sangat ingin meninju wajah songong Raja didepannya ini, bisa bisanya Jamie memiliki ayah semenyebalkan dia.

...

Setelah meninggalkan Jamie sendirian dikamar, Raja Dariel pergi ke pusat pemulihan Mystic Haven yang tak jauh dari istana.

Disisi lain Deline ditemani Zaron segera masuk ke kamar dan menemui Jamie yang sedang kesakitan memegang pergelangan tangannya.

Mereka buru buru menyuruh dayang untuk memanggil tabib yang ada di Istana.

"Kenapa Yang Mulia menyakiti anaknya sendiri?" tanya Zaron sembari menunduk merasa takut dengan sikap ayahnya.

Deline pun hanya bisa diam mengelus lembut surai pangeran ke-enam sembari menatap Jamie yang sedang meringis kesakitan diobati oleh tabib.

"Kalau begitu bunda ingin menjenguk kakek dulu ya, tabib tolong obati putraku dengan baik," ucap Deline sembari mengusak pucuk surai Jamie dan Zaron.

An Imbalance In My World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang