✨HAPPY READING✨
Di halaman belakang istana, para pangeran Amarantha tengah berkumpul, bersantai di paviliun besar yang terletak di tengah taman. Mereka berderet di atas karpet tebal dengan suasana santai, ditemani angin sepoi-sepoi dan langit cerah. Pangeran Maverick, George, Kenneth, Halton, Jamie, Zaron, dan Erland menikmati waktu bersama, berbincang santai sambil bermain catur dan permainan kartu.
Maverick duduk sambil memutar-mutar bidak catur di jarinya, senyum tipis di wajahnya. "Jadi, Jamie... aku dengar kau datang ke tenda membawa Ruella setelah insiden di sungai. Kau jadi penyelamat sejati, ya?" katanya sambil melirik saudara-saudaranya, seolah mengundang tawa.
Jamie, yang duduk dengan santai sambil mengutak-atik anak panahnya, hanya mengangkat bahu dengan santai. "Itu bukan apa-apa, Maverick. Dia hampir terbawa arus, jadi aku lakukan apa yang harus dilakukan. Lagipula, kita semua diajarkan untuk membantu siapa pun yang butuh pertolongan, kan?"
Halton menatap Jamie dengan anggukan setuju. "Benar juga, itu bagian dari tugas kita sebagai pangeran," katanya, nada bicaranya serius namun santai. "Tapi tetap saja, kau menyelamatkan Ruella dan menggendongnya sampai ke tenda... itu pasti pemandangan yang cukup menarik."
Jamie tersenyum ringan dan menggelengkan kepala. "Hanya karena kebetulan saja. Jika kau atau Kenneth yang ada di sana, pasti kalian akan melakukan hal yang sama," balasnya dengan tenang, tak sedikit pun merasa kikuk.
Kenneth menepuk bahu Jamie sambil tertawa. "Ah, Jamie, selalu rendah hati. Tapi aku setuju dengan Halton, pemandangan itu pasti membuat banyak orang berpikir dua kali. Pasti ada yang menganggapnya lebih dari sekadar bantuan."
George yang sedang bermain catur melawan Zaron ikut tertawa kecil. "Ngomong-ngomong soal pemandangan menarik, kemarin aku memergoki sesuatu yang lebih mencengangkan daripada Jamie dan Ruella. Aku tidak sengaja melihat Erland dan Winsly di taman. Ciuman yang cukup... mengejutkan, kurasa," katanya sambil melirik Erland dengan tatapan penuh arti.
Erland, yang sedari tadi tampak tenang, tersentak mendengar namanya disebut. Dia melirik Zaron sejenak sebelum tersenyum tipis, berusaha mengalihkan pembicaraan. "Ah, George... itu cuma kejadian sesaat. Tidak ada yang serius," katanya sambil memindahkan bidak catur dengan santai. "Lagipula, ada hal-hal yang lebih penting untuk dibicarakan daripada masalah sepele seperti itu, kan?"
Namun Zaron, yang sejak tadi memperhatikan, tertawa kecil. "Erland, kau terlalu cepat mengalihkan pembicaraan. Aku tahu kau punya rencana lain di balik itu."
Erland menghela napas pelan, lalu mengangkat bahu dengan sikap santai. "Yah, aku melakukan hal itu karna punya alasan tersendiri."
Maverick tersenyum lebar sambil menyilangkan tangannya di dada. "Ah, drama cinta Erland. Selalu ada sesuatu yang menarik di sekitarmu."
Kenneth mengangguk setuju. "Aku heran, bagaimana caramu selalu terjebak dalam situasi seperti itu, Erland? Kau benar-benar ahli dalam membuat kekacauan kecil."
Erland tertawa kecil, terlihat lebih rileks sekarang. "Kau bisa bilang begitu, Kenneth. Tapi kadang kekacauan itu justru membuat hidup lebih menarik, kan?"
Maverick menatap Jamie sejenak sebelum kembali menatap papan catur. "Jadi, kalau begitu, kau dan Ruella benar-benar hanya sebatas nolong, ya? Tak ada yang lebih?" tanyanya, kali ini dengan nada lebih serius.
Jamie menatap Maverick dengan tatapan tenang. "Iya, tidak ada yang lebih. Ruella hanyalah seorang teman yang butuh bantuan. Aku tidak merasa ada yang perlu dibicarakan lebih jauh soal itu," jawabnya dengan pasti.
George terkekeh dan menggelengkan kepala. "Baiklah, kalau kau bilang begitu, Jamie. Tapi seperti yang Kenneth bilang tadi, tindakan heroikmu mungkin meninggalkan kesan lebih bagi beberapa orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Imbalance In My World
Fantasy|| Na Jaemin ft. Nct Dream || Apakah kalian percaya dengan kata 'Dunia Paralel' ? Baru baru ini Jeremy merasa tertarik akan konsep Dunia Paralel, ia mencari tau segala yang beruhubungan dengan kata itu. Walaupun dengan kesadaran penuh Jeremy menyang...