Ada Kemajuan

358 37 0
                                    

✨HAPPY READING✨

Malam tiba dengan kelembutan yang memeluk bumi, dimana langit berselimutkan bintang dan rembulan menerangi dengan sinar peraknya. Angin malam berbisik lembut ditelinga Pangeran Ke-lima yang tengah memandang sang kakak berlatih dilapangan panahan.

Entah sudah berapa anak panah yang Jamie lesatkan tadi, namun hanya dua yang berhasil menancap pada papan target, itupun jauh dari titik tengah. Berbeda dengan anak panah milik Maverick yang selalu mengenai papan target, tak jarang juga panahannya menyentuh titik tengah, dia memang hebat.

"Bagaimana caramu melakukannya?" tanya Jamie yang tengah duduk dihamparan rumput lapangan.

Maverick tersenyum lalu menghampiri adiknya. "Kau hanya perlu banyak latihan, perkembanganmu sudah cukup baik Jamie, dulu kau tidak bisa mengenai papan target satupun, tapi sekarang? dua sudah cukup baik."

"Huh, apakah Jamie yang asli sebodoh itu? Padahal Jeremy tidak selemah ini, kenapa aku tidak berada ditubuh pangeran Maverick saja, cih..." batin Jamie merasa kesal pada kembarannya.

Ah, bisakah Jamie dan Jeremy dipanggil kembaran? atau mungkin mereka ini memang satu orang?

Yang dapat Jeremy simpulkan sampai saat ini adalah dia kini berada didunia paralel, dimana banyak artikel yang mengatakan dunia paralel adalah hipotesis yang menyatakan bahwa di luar alam semesta tempat kita tinggal ini, masih terdapat alam semesta lain. Yang berarti ia berada dialam semesta yang lain.

Tapi jika diingat ingat juga saat terakhir kali Jeremy meninggalkan dunia aslinya adalah saat ia melompat dari atas roftoop bangunan kampusnya, bisa jadi juga ini adalah mimpi panjangnya, bisa saja dia koma didunia aslinya, lalu ini semua hanyalah bunga tidur.

Jadi ini adalah mimpi dari komanya atau memang ia ber-transmigrasi ke semesta yang lainnya itu?

"Hey, kenapa melamun?" tanya Maverick mengguncang bahu sang adik.

"Hah? ouh tidak ak-"

Pandangan mereka beralih menatap terkejut papan target didepan sana, sebuah anak panah melesat tepat pada titik tengah. Ternyata anak panah itu milik Zaron, Jamie merasa sangat kagum pada adiknya itu padahal ia berada di balkon istana yang lumayan jauh tapi sasarannya tepat pada titik tengah, kemampuan memanahnya memang tidak usah diragukan lagi.

Diatas sana Zaron tersenyum manis sambil melambai kearah dua Pangeran itu. "Sedang apa kalian dibawah sana?" tanya Zaron berteriak karna jarak mereka memang lumayan jauh. Tidak sopan sekali.

Merasa kesal karna tidak dijawab ia pun memutuskan untuk menghampiri mereka. "Huh sombong sekali dua Pangeran ini."

"Bukan sombong, kau saja yang tidak sopan."

Zaron membuang mukanya saat mendengar cibiran dari Jamie.

"Memangnya apa yang biasa dilakukan saat berada dilapangan panahan?" -Jamie.

"Memanah."

"Itu tau."

"Zaron jangan ikuti sifat jelek Halton yang suka berteriak di Istana." Kali ini Maverick yang berucap.

"Huh baikalah kalian ini rewel sekali, Mave kenapa kau masih berlatih malam malam begini? bukannya kata kakek masa pelatihan kekuatanmu sudah berakhir?"

"Em, tapi sepertinya ini sudah menjadi kebiasaanku, jujur saja aku lebih suka kedinginan karna angin malam daripada kepanasan karna terik matahari."

"Tapi sepertinya sebentar lagi kau akan merasakan malam malam yang panas-"

An Imbalance In My World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang