Pangeran Amarantha

595 50 0
                                    

👑HAPPY READING👑

*Jeremy POV

Sudah hampir dua jam aku hanya diam menatap langit langit kamar yang terasa asing bagiku, bukan tanpa alasan, badanku masih terasa lemah dan sakit, begitu juga kepalaku yang terasa pening memikirkan apa yang sedang terjadi saat ini.

Apakah aku sedang bermimpi?

Haruskah ku cubit badanku sendiri? bahkan belum dicubit saja semuanya sudah terasa sakit.

"Pangeran, apakah anda butuh sesuatu?" Beberapa kali para pelayan --Bisakah aku memanggilnya dayang?-- bertanya kepadaku namun aku hanya diam tak menggubris sama sekali.

Aku sama sekali tidak mengetahui bahasa apa ini, bahasanya terasa sangat asing bagiku namun anehnya aku mengerti apa yang mereka ucapkan bahkan aku juga bisa menggunakan bahasa ini, padahal selama ini mendengar bahasa ini saja aku tidak pernah, sungguh terasa asing bagiku.

Kecuali... ya, saat aku mendapati mimpi mimpi aneh itu.

Pandanganku beralih menatap pintu yang tiba tiba terbuka dan menampilkan sosok pria dengan pahatan wajah yang tegas dan seseorang dibelakangnya terlihat menyusul.

Dayang itu membungkuk hormat dan sedikit mundur.

"Apakah dia sudah siuman?" tanya pria itu pada dayang yang sedari tadi menjagaku.

"Sudah pangeran, sejak dua jam yang lalu tetapi pangeran ke-lima masih diam tak memberi respon apapun."

Pangeran ke-lima? ah apakah aku sosok pangeran ke-lima itu? tentu saja karna hanya ada aku yang sedari tadi diam.

Dan mereka juga pangeran, aku bisa melihat dari penampilan mereka yang tak jauh berbeda denganku.

"Jamie apakah tubuhmu masih sakit? bukankah sudah kubilang jangan menyentuh pedang milikku?! kenapa kau masih saja keras kepala," sambung pria itu terlihat kesal kepadaku.

"Jamie?" aku bergumam kecil.

"Biar kuperiksa." Pria satunya mengambil telapak tanganku lalu menyentuhnya, aku bisa melihat telapak tangannya memancarkan cahaya berwarna kuning, rasanya sedikit nyeri seperti ada yang masuk ke pembulu darahku.

"Tubuhnya melemah akibat tolakan energi yang ada pada pedangmu tidak bisa menyatu dengan dirinya," jelas pangeran itu setelah menghela nafas kecil menatap pangeran yang tadi memarahiku.

Aku menatap dalam dalam pada manik mata orang didepanku, yang sedang menggenggam telapak tanganku. Sekelibat bayangan pria itu melintas dikepalaku.

Dia... Pangeran ke-dua yang memiliki energi kuning, dia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit dan pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai jenis tanaman obat, ia juga memiliki jiwa seni yang kental.

Lalu pandanganku beralih menatap pangeran yang sedang berdiri menjulang ditepi ranjang, tatapannya cukup membuatku merinding.

Disana aku bisa melihat bahwa dia adalah Pangeran ke-tiga. ia memiliki energi merah, tatapannya penuh ambisi dan tekad yang kuat, tetapi dibalik sisinya yang keras ia sangat menyayangi keluarganya terlebih para saudaranya, tetapi sayangnya ia orang yang mudah terhasut.

"Sekarang minumlah ini." Pangeran George membantuku untuk bangun dan meminum minuman yang akupun tidak tau itu apa, aku hanya menurut.

"Perlukah aku memberikan energiku untuk membantu memulihkannya?"

George menggeleng. "Tidak perlu Kenneth, ramuan yang sudah kubuat akan segera memulihkan keadaannya."

Kenneth hanya mengangguk kecil. "Jangan sampai Raja dan Ratu tau akan hal ini," ucapnya pada pelayan
yang masih setia menunduk.

An Imbalance In My World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang