✨HAPPY READING✨
Pangeran ketujuh duduk di sudut kamar yang remang, gelas anggur di tangannya sedikit bergoyang saat ia merenung. Di dekat perapian, dua saudaranya asyik bermain catur, suara bidak kayu yang dipindahkan terdengar samar-samar di telinganya.
Namun pikirannya jauh melayang, terpaku pada sosok wanita yang tadi ia lihat bersama pria lain.
Ada perasaan cemburu yang tumbuh, merayap pelan namun pasti. Meski dadanya sesak, keinginannya untuk bertemu lagi dengan wanita itu membara, seolah hanya kehadirannya yang bisa menenangkan gelisah di hatinya.
"Apa yang terjadi Zaron? kenapa dia segundah itu?" sindir Halton yang masih fokus pada permainan didepannya.
Zaron terkekeh, "Biasa, putus cinta."
Kedua Pangeran tersebut tertawa bersama, kedua kakak beradik yang tengah memainkan catur itu menjadi saksi betapa melasnya adik terkecil mereka.
"Cepatlah berbaikan, besok pagi kau akan pergi, tak mungkin bukan? jika kau pergi dalam perasaan gelisah," saran Halton.
Sejenak matanya melirik sana sini guna memantapkan hatinya, ia akan menemui gadis itu, gadis yang membuatnya hampir gila.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia langsung beranjak pergi meninggalkan Zaron dan Halton.
Langkah tegas membawa pemuda itu menuju tempat persinggahan ternyamannya, dimana lagi jika bukan perpustakaan.
Pangeran itu berjalan di antara rak-rak buku perpustakaan istana, tempat yang biasanya menenangkan hatinya kini terasa begitu sunyi dan menyesakkan.
Cahaya lilin di sudut ruangan menari lembut, memantulkan bayangan buku-buku tua yang berjejer rapi. Ia mencari Shevarta, wanita yang tak henti-hentinya mengisi pikirannya, tetapi tak ada jejak keberadaannya.
Jari-jarinya menyentuh buku-buku berdebu, namun tak satu pun petunjuk ia temukan. Hingga langkahnya terhenti, matanya bertemu dengan kakek Sal, penjaga perpustakaan yang tua dan penuh rahasia.
Kakek itu berdiri diam di antara rak-rak, tersenyum kecil seolah tahu sesuatu yang tersembunyi. "Apa yang kau cari di tempat ini, Pangeran?" tanya kakek Sal dengan nada lembut namun penuh teka-teki.
Pangeran terdiam sejenak, menahan rasa gelisah yang semakin memenuhi hatinya, berharap jawaban tentang Shevarta bisa segera ia temukan.
"Apakah aku bisa bertemu dengan Shevarta?"
Kakek Sal tersenyum simpul, "Anak itu masih dikamar, temuilah."
Dengan hormat Pangeran Erland langsung membungkuk pergi dan berjalan menuju kamar Shevarta, kamarnya tak jauh dari Perpustakaan.
Setelah membuang nafasnya, ia mengetuk pintu besar berwarna coklat tua didepannya.
Shevarta membuka pintu, dan di sana berdiri sang pangeran. Pandangan mereka bertemu, dan untuk sesaat tak ada yang berkata apa-apa. Hanya keheningan yang mengisi ruang di antara mereka, sementara tatapan keduanya saling mencari, seolah menunggu siapa yang akan berbicara lebih dulu.
"Silahkan masuk Pangeran." Shevarta merasa tidak enak jika berbicara didepan pintu apalagi bersama seorang Pangeran, terkesan tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Imbalance In My World
Fantasia|| Na Jaemin ft. Nct Dream || Apakah kalian percaya dengan kata 'Dunia Paralel' ? Baru baru ini Jeremy merasa tertarik akan konsep Dunia Paralel, ia mencari tau segala yang beruhubungan dengan kata itu. Walaupun dengan kesadaran penuh Jeremy menyang...