6 HARI

30 4 2
                                    

Bisma terbangun dari tidurnya, sebenarnya ia sedikit malu dengan pengakuan tadi malam nya.

Bisma memandangi Azka yang masih tertidur pulas lalu berjalan berkeliling ruangan dengan tenang membiarkan Azka beristirahat tanpa mengganggu.

Keinginan mereka adalah melihat matahari terbit, walau sebenarnya itu adalah keinginan azka, bisma hanya pengusul. Tapi matahari sudah meninggi.

Kebosanan menyelimuti Bisma tapi ia tidak ingin mengganggu lelap nya Azka.

"Bis, lu udah bangun?"

Azka menggeliat malas, dan mencoba untuk kembali dalam lelap nya

"Az, ayo ke pantai!!"

Azka melebarkan matanya, melihat jarum jam menunjukkan angka 7 pagi

"Ayo.. Ayo!!!"

Senyum secerah mentari itu mengesan kan bisma

"Senyum lu manis"

"Ha? Apa bis?"

Bisma mengerjap mengedipkan mata berulang, ia terkejut dengan perkataan nya

"d.ddagang .. Dagangan ibu depan laris, gua mandi dulu az"

Bisma membuat alasan klise, sebenarnya azka mendengar. Ia hanya takut berharap

Baginya bisma adalah seseorang yang tidak akan mungkin bersamanya. Seseorang yang hanya boleh ia lihat dari jauh. Seseorang yang mustahil untuk ia gapai.

.
.
.
Disini mereka, di pantai yang cukup sepi karna ini bukan hari libur, bisma membiarkan azka bermain dengan pasir pantai. Berlari kesana kemari seperti seorang anak kecil yang bebas lepas.

Bisma melihat notifikasi dari handphone nya, notifikasi dari kedua orang yang tak pernah memperhatikan nya.

Linggan Tharatorn ayah Bisma adalah seorang Mentri luar negri. Pengaruh nya sangat besar di negri ini. Keluarga bisma termasuk keluarga terpandang

Sebagai seorang pejabat yang sangat lekat dengan sebuah image politik, tentu saja ia tidak menerima sedikit pun berita miring yang dikaitkan dengan nya.

Hilang nya Bisma cukup membuat jengah, ditambah hal ini melibatkan polisi, linggan tentu saja harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan simpati publik.

Ia memanfaatkan kehilangan nya sebagai sebuah kesempatan, menyebar kan dan meminta bantuan kepada media agar anaknya Bisma segera di temukan.
.
.
.
Seorang wanita separuh baya menghampiri Bisma, lalu mendekati nya. Ia terlihat memastikan lalu membandingkan apa yang dilihatnya dengan Bisma

Bisma canggung, ia tidak menyukai apa yang wanita ini lakukan

"Kau bisma kan? Nama kau Bisma? Ini kau bukan?"

Wanita tua itu menunjukkan potongan video berisi berita kepada Bisma

Bisma mengepal kedua tangan nya, lalu berlari pergi meninggalkan azka

Pikiran nya kalut

Emosinya memuncak

Berlari tanpa arah pasti

Berlari sejauh mungkin, ia ingin sendiri

Bisma melukai diri nya sendiri di tempat sepi yang ia tau hanya sendiri

Memukul benda mati melampiaskan emosi

Yang bisma tak tau, azka ada disitu mengikuti, melihat tanpa mendekat. Entah apa yang ia fikirkan

Azka menunggu bisma redam, ia membiarkan bisma melampiaskan emosi nya.

Bisma terduduk memukul dada, Azka rasa ini saat yang tepat, ia mendekati Bisma lalu memeluk nya tanpa mengatakan apapun

"Az, gua gak kuat. Gua diambang pengen mati tapi gua pengen hidup az"

Bisma berurai dalam pelukan, Azka diam, tetap diam, hanya mengeratkan pelukan berharap bisma tenang

"Gua benci semua orang az, gua benci dunia. Tapi gua masih berharap, gua gak mau berakhir seperti pierre"

Azka hanya diam, dia tau tak ada kata penenang yang bisa menenangkan

Yang Azka tau saat ini bisma butuh seseorang disamping nya.

AzkaBismaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang