POV AOU
Sudah setahun ini aku hidup bersama nya, aku sangat bahagia, Ia bagaikan sebuah keajaiban yang diberikan untuk ku. Kendala bahasa dan budaya memang pasti ada, tapi aku memiliki nya sekarang.
Aku selalu merasa bahwa setiap hari yang aku lalui bersama nya bagaikan jalan berbunga, mungkin ini yang dimaksud orang, mendapatkan cinta seperti ini adalah sebuah keberuntungan seperti bermain lotre lalu mendapatkan jackpot.
Ia memperlakukan aku seperti aku ini harta berharganya, terkadang aku menyesal mengapa aku mengambil keputusan meninggal kan nya dulu, lalu aku memikirkan lagi, jika aku tak mengambil keputusan itu, apakah kami akan seperti ini? Mengingat kami masih terlalu muda.
Itu dia datang...
Aku menyambut nya dengan kecupan di tangan, ke mata, kepipi lalu ke hidung. Dan berakhir di bibir. Aku hanya merindukannya
Mata meyipit dan hidung mengkerut adalah ciri khas ketika ia tersenyum. Senyum yang menjadi kebahagiaan ku.
"Aku kangen, kangen kamu.. Kangen banget.. Kangen kangen..."
Aku memeluk nya merengek, seperti anak anjing menunggu tuannya, aku tau ia suka ketika aku begini
"Aku pergi bentaran loh!"
Ia mengelus rambutku, aku suka ketika Ia mengelus rambutku rasanya sangat nyaman, aman. Aku menyukai suasana ini. Suasana saat bersama nya. Tak pernah berubah.
"Masa? Perasaan 1 abad?"
Aku melipat kedua tangan ku berpura-pura kesal, aku menunggu reaksi nya, ku fikir Ia akan membujuk ku lalu memeluk ku lagi tapi aku salah. Ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala lalu meninggalkan aku menuju dapur.
Aku mengejar nya dan memeluk nya dari belakang
"Kok aku gak dipujuk?"
Ia hanya tertawa, aku suka suara tertawa nya
"Kamu kaya anak kecil ah"
Aku hanya mengangkat nya sedikit, berpura pura kesal
"Kok aku nya dikatain?"
Ia hanya tertawa sambil menyuruh ku untuk menurunkan nya, aku pura-pura tak mendengar dan mengangkatnya berkeliling sebelum menurunkan nya.
Aku suka menggoda nya, pipinya akan memerah seperti sekarang ini. Aku tau godaan ku berhasil, hanya saja Ia bermain jual mahal padaku.
Ia tetap pergi menuju dapur memotong ini itu untuk kami makan, Bisma terlihat sangat indah dimataku sekarang. Bagaimana bisa aku tak menggodanya, Ia membuat ku gila hanya dengan bernafas saja.
Aku mendekati nya, rambutnya yang mulai sedikit memanjang terurai bebas, aku hanya merapikan nya memasuki helai rambut yang terjatuh kebalik telinga nya.
Ini dia, wajah memerah yang selalu aku lihat ketika aku melakukan sesuatu padanya.
"Azka, jangan!"
Aku tau ia menyukainya, bagaimana aku bisa berhenti saat ini? Lagipula aku belum lapar, makan bisa dilakukan nanti saja.
"Jangan marah teerak!"
Ia menghentikan aktifitas nya, aku mempelajari bahasa baru dan aku tau ia mengerti artinya.
Aku menautkan dagu ku dibahu nya sambil memegang kedua tangan nya dan membantu nya melanjutkan memotong sesuatu yang ia hentikan.
Seperti nya kami memang ditakdirkan bersama, semua yang ada pada nya sangat cocok dengan ku
"When all I dream of is your eyes
All I long for is your touch
And darling something tells me that's enough mmm 🎵🎵
You can say that I'm a fool
And I don't know very much
But I think they call this love 🎵🎵"
Aku bersenandung setengah berbisik di telinga bisma, aku tau ini lagu favorit nya, membawa nya menari dalam dekapan ku.
Ia berbalik dan membenamkan diri di ceruk leherku, kami menari dengan lagu yang ia sukai dan tentu saja aku juga menyukai semua yang ia sukai.
"I love you az"
"I know, I love you too"
The end
****
Makasih Buat aouboom yang menjadi inspirasi dalam penulisan, makasih juga buat yang sudah baca wattpad azkabisma, makasih juga buat kk Nenk26 yang udah setia...
Sampai jumpa di another verse of aouboom..
See you guys, see you azkabisma****
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaBisma
Fanfictionkisah antara 2 orang anak adam yang di pertemukan takdir. "tak bisakah ambil saja nyawaku? aku mempertanyakan keberadaan ku di dunia ini, apa tujuan ku lahir di dunia ini?" Azka "aku ingin hidup, aku butuh alasan untuk hidup hari ini. kasih aku ala...