28-Rahasia Kelahiran Gayatri (1)

880 79 2
                                        

Apa katamu?

Duryudana hampir terjatuh dari tangga, jika saja Dursasana tidak menahannya.

Berita duka apa ini?

Bagaimana bisa, Gayatri adalah Dursala?

Dia.... Adik perempuan ku!

"Dursasana, ini bagaimana bisa? Ini tidak mungkin, orang ini pasti berbohong! Katakan sebenarnya!!!"

Kirana dengan tubuh gemetar bertekuk lutut memohon pengampunan darinya, "Maafkan aku, aku menukar bayi ku dan Putri Dursala karena kecemburuan. Aku sangat menyesal jadi...."

Plak

Duryudana kali ini tidak lagi peduli dengan sikap ksatria untuk tidak memukul wanita, saat ini dia diliputi oleh amarah yang meledak-ledak.

Bagaimana bisa dia menerimanya? Orang yang selama ini dia harapkan kematiannya adalah adik perempuannya sendiri?!

Wanita jahat ini, Kirana!

Dia menukar identitas adiknya hanya karena perasaan cemburu!

Selanjutnya, dia bahkan meninggalkan adik-nya sendirian?!

Bagaimana dia bisa menerima ketidakadilan ini!

"Tidak! Tunggu dulu! Bagaimana keadaan Gayatri?! Apa dia telah masuk kejebakan?! Kita harus menghentikannya!"Duryudana tiba-tiba panik, saat mengingat dia memasang jebakan untuk membunuh Gayatri.

"Kakak! Saat ini hujan lebat, jika kamu memaksa. Maka kamu bisa saja kecelakaan karena tanah yang licin, jika kita berkuda saat ini..."

"Diam kamu Dursasana! Adik perempuan kita dalam bahaya! Dia tidak boleh terluka! Aku harus kesana dan menyelamatkannya, jika kamu takut dengan hujan, maka jangan ikut!"

"Tidak! Kakak, aku ikut!"

"Ah... Benar juga, prajurit yang disana. Tahan wanita itu, di sel khusus!"setelah mengatakan itu, Dursasana mengikuti sang kakak untuk mencegah Gayatri memasuki jebakan.

***

"Sial! Ini semua pasti ulah Duryudana!"Gayatri mencoba menahan beban tubuhnya dengan tangannya, saat ini dia bergelantungan ditepi jurang.

Ini semua ulah bajingan menyebalkan itu! Jika aku bertemu dengannya, aku pasti akan memukulnya!

"Sekarang, bagaimana?"Gayatri benar-benar frustasi saat ini. Karena serangan dari pembunuh bayaran, dia dan Karna terpisah. Saat ini, tidak ada gunanya berteriak minta tolong.

Bagaimana jika saat teriak, bukannya bantuan yang datang. Malah pembunuh bayaran yang tiba dan mencoba membunuh ku? Bukankah ini sama saja mencari kematian?!

Benar-benar deh...

"Gayatri!"

"Gayatri!"

"..."baru saja aku khawatir jika pembunuh bayaran akan tiba, siapa yang sangka yang datang lebih berbahaya.

"Kenapa Duryudana ada disini? Bahkan Dursasana juga ikut?"bisik Gayatri cemas, dia mendengar suara kedua bajingan itu!

Bagaimana jika dia menemukan jejaknya disini? Aku bisa saja mati!

"Kakak! Aku menemukan Gayatri!"Dursasana menjerit bahagia, Duryudana akhirnya mengikuti adiknya dan benar saja melihat siluet Gayatri dibawah sana.

"Cepat sekali dia menemukan ku"keluh Gayatri.

"Apa yang kamu inginkan?!"ketus Gayatri, Duryudana ingin mengatakan sesuatu, tetapi entah kenapa mulutnya tiba-tiba tertutup. Duryudana mencoba menenangkan dirinya, dan akhirnya mulai berbicara.

"Aku akan menolong mu, ayo raih tangan ku"Duryudana dan Dursasana saling bergandengan, dimana Duryudana selangkah demi selangkah mencoba untuk turun. Sedangkan Dursasana tetap menahan berat badan Duryudana diatas sana. Kemudian saat dirasanya cukup dekat dengan Gayatri, Duryudana menjulurkan tangannya.

"Trik apa lagi ini?"

"Bukan trik, aku mohon raih tangan ku. Aku akan berutang budi, tolong"

"Pangeran Duryudana, mengapa aku harus percaya padamu? Apa kamu pikir aku bodoh?"

"Aku..."

"Lupakan saja, lebih baik aku mati daripada jatuh di jebakan mu lagi, seperti orang bodoh"

"Tidak! Bukankah kamu ingin membalas dendam Pandawa?! Kamu bisa melakukan itu jika kamu hidup, jadi tolong raih tangan ku!"

"Tidak!"

"Gayatri! Aku mohon!!"Gayatri tertegun, saat melihat wajah Duryudana yang meneteskan air mata. Meskipun dia ragu, itu air mata atau air hujan yang menetes ke wajahnya.

Akhirnya keraguan itu menghilang setelah tetesan air matanya, mengenai wajah Gayatri.

Gayatri mengerucutkan bibirnya, untuk apa Duryudana menangisinya?

"Kemarikan tangan mu!"Dengan ragu-ragu, akhirnya Gayatri mengulurkan tangannya, hanya saja saat kedua tangan mereka bergandengan, sebuah kecelakaan terjadi. Karena tangan Gayatri sangat licin, akhirnya Gayatri terjatuh dari tebing tinggi itu.

"Gayatri!!!"

Gayatri terjatuh dengan senyuman pahit, sepertinya kali ini dia tidak bisa selamat. Matanya perlahan-lahan tertutup seolah menerima takdir, tubuh mungilnya terjatuh dan akhirnya ditelan arus sungai yang berada di bawah tebing itu.

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang