43-Wulan/Gayatri (1)

730 76 0
                                        

Ratu Kunti awalnya ingin menyambut kedatangan menantu pertama Hastinapura, siapa yang sangka pelayan mengatakan jika ada kejadian besar, dikatakan bahwa Duryudana bertengkar dengan Dursala.

Ratu Kunti meninggalkan ruang doa dan segera ketempat yang ditunjukkan pelayan, dia berharap tidak perlu ada perselisihan. Bagaimanapun Dursala juga anak dari Destarasta.

Disisi lain, awalnya Drupadi seharusnya pergi keruang berdoa untuk meminta restu pada Kunti, sayang sekali ini digagalkan oleh berita bahwa adik iparnya diganggu. Karenanya dia memutuskan pergi keruang sidang. Dimana semuanya telah berkumpul.

Tanpa disadarinya, Wulan telah mengubah apa yang seharusnya terjadi, sebuah jalan yang membuat Drupadi menjadi istri Pandawa telah berubah drastis, dan hanya menjadi istri dari Pangeran Nakula.

***

"Pangeran Duryudana, ini kesalahpahaman. Tidak perlu bersikap seperti ini"Wulan sedikit tidak enak, meskipun dia memang ditampar, tetapi dia merasa tidak pantas, jika semuanya malah dibawa ke sidang istana. Dia hanya pelayan~

Seorang pelayan melawan seorang tuan putri, dari sini saja dia sudah kalah identitas~

"Ayah, Dursala telah kelewatan. Dia malah melakukan ini, taukah kamu apa yang dilakukannya?"tanya Duryudana kesal, Dursala menggelengkan kepalanya, dia merasa dia dianiaya, mengapa masalah kecil malah sampai dibawa ke sidang istana?

"Aku hanya menampar seorang pelayan, apa salahnya? Aku juga sudah minta maaf, mengapa kakak membesar-besarkan masalah?"

"Hmph....Dengar baik-baik Dursala!"Duryudana berjalan kearahnya dan akhirnya berdiri tepat dihadapannya.

"Pertama dia bukan pelayan, dia adalah adik ku. Kedua aku bukan kakak mu, mengapa kamu memanggil ku dengan sebutan itu?"

"Kakak!"

"Diam! Aku bukan kakak mu!"

"Cukup! Sidang istana bukan taman bermain, sebaiknya bicarakan baik-baik...lalu..."Raja Destarasta mencoba untuk menengahi pertengkaran keduanya, sayang sekali usahanya digagalkan oleh ucapan Dursasana.

"Ayah, apakah kamu ingin berbuat tidak adil pada Gayatri?"

"Tidak....aku hanya...."wajah Destarasta menjadi sedih, dia hanya ingin berusaha menjadi ayah yang baik untuk semua anak-anaknya. Setelah kejadian Kirana yang menukar bayinya dengan bayi Gandari. Dia sadar, bahwa apapun yang terjadi. Mereka semua adalah anak-anaknya, jika bukan dia yang memperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang. Siapa lagi yang akan melakukannya? Meskipun dia memang secara pribadi tidak nyaman ketika bertemu Dursala, karena hal ini mengingatkannya pada kesengsaraan Gayatri. Tetapi....dia juga anaknya, bagaimana dia tega saat Dursala disudutkan oleh kakak-kakak yang awalnya sangat menyayanginya?

"Maafkan aku menyela, mungkinkah ada kesalahpahaman. Aku Wulandari, bukan Putri Gayatri. Jadi pertengkaran ini seharusnya tidak diperlukan, ini sungguh bukan apa-apa. Aku..."Wulan mencoba melerai pertikaian yang akan terjadi.

"Mengapa salahpaham? Dia menampar mu, dan ini adalah kebenarannya?"kesal Karna, Wulan tidak bisa membantah. Ini adalah kebenarannya dan dia memang ditampar.

"Bahkan jika kamu putri ataupun pelayan, tindakan ini juga dihitung sebuah kesalahan. Sepertinya kedatangan mu ke Hastinapura tidak disambut. Bagaimana jika pergi ke kerajaan Angga saja? Aku akan menyambut mu disana"ungkap Karna dengan kesungguhan, Arjuna merasakan krisis jika adiknya akan direnggut detik berikutnya, dia saat ini memutar pikirannya untuk mencari alasan agar dia tetap menetap disini. Matanya mencari-cari alasan, dan akhirnya berbinar ketika melihat ibunya.

"Ibu! Kamu disini! Lihatlah siapa yang datang untuk mengunjungi mu!"Arjuna dengan terampil menarik Wulan berdiri dihadapan ibunya. Kunti tertegun, matanya berkaca-kaca dan menatap Wulan dengan tidak percaya.

"Gayatri..."

"..."Wulan menghela nafas, dia akan selalu disalahpahami sebagai Gayatri. Entah berapa kali lagi, dia perlu menjelaskan jika dia Wulandari, dan bukan Sri Gayatri.

***

Bersambung ~

See you




Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang