"Tidak, anakku. Kamu adalah Gayatri, bagaimana aku tidak bisa mengenali anakku sendiri?"Kunti mengelus pipinya dengan kasih sayang. Wulan sedikit tidak nyaman melihatnya menangis, jadi dia mengusap air mata itu. Dia tidak tau apa alasannya? Tetapi dia tidak ingin Kunti menjadi sedih karena dirinya.
"Yang Mulia Ratu tidak perlu menangis, karena anda merasa jika aku adalah Putri Gayatri, anda bisa melakukan apapun. Anggap saja aku adalah dia, jadi jangan menangis "
"Kamu..."Kunti tersenyum lembut dan memeluknya, akhirnya dia menemukan anak perempuannya, anak yang dia pikir akan kehilangan untuk selamanya.
"Dimana?! Dimana Gayatri?!"Gandari yang baru saja mendapatkan kabar bahwa Gayatri telah kembali, tidak kuasa menahan rindunya. Ini adalah anak yang tidak pernah sekalipun dia peluk, anak yang dia hindari disetiap kesempatan, karena mengingatkan akan kenangan pahitnya.
Dia benar-benar merasa menyesal, seandainya saja waktu dapat diputar, dia akan berlari dan memeluknya.
"Pergilah, dia adalah Ibu Gandari, ibu kandung dari Putri Gayatri"jelas Kunti, Wulan ragu-ragu untuk sementara waktu, dan akhirnya tetap memilih untuk menghampirinya. Gandari menangis bahagia, dan memeluknya dengan erat.
***
Semua orang memperlakukannya dengan baik, ini membuat Wulan tidak nyaman. Karena mengingat perlakuan ini seharusnya untuk Tuan Putri Gayatri, Wulan menghela nafas berat. Dia sangat terbebani~
Ngomong-ngomong soal Dursala, dia telah dikurung di kamarnya, sebagai hukuman. Aku tidak tau bagaimana kabarnya? Sudahlah, lagi pula dia memang menampar ku, kenapa aku harus kasihan? Pipi ku masih sakit sampai sekarang~
Wulan berjalan dengan pelan dan memandangi kolam indah, sepertinya ada pondok kecil disana. Jika dia duduk dan melihat pemandangan dari sana, maka pasti akan sangat luar biasa!
Wulan dengan semangat, mulai berjalan santai kesana. Hingga langkahnya berhenti, ketika dia melihat Bima meminum sesuatu seperti bubur, kemudian pingsan dan Duryudana serta seseorang yang terlihat paruh baya, mereka berdua menyeret tubuh Bima untuk diceburkan ke sungai.
"Tidak! Hentikan!"Wulan bergegas untuk menghentikan tindakan itu, hatinya bergetar ketakutan, seolah-olah nyawanya akan diambil detik itu juga.
Disisi lain, para Pandawa dan Kurawa yang bersembunyi dibalik semak-semak menatap reka ulang adegan itu dengan tatapan penuh harap, mereka berharap dengan di ulangnya adegan-adegan familiar, akan membuat Wulan mengingat kenangannya sebagai Gayatri.
"Aku kasihan pada Duryudana, dia pasti kesulitan mengangkat kakak Bima"Nakula mendesah kasihan, Dursasana mengelap pelipisnya. Dia setuju dengan pendapat Nakula, sepertinya itu sangat berat.
"Kamu benar, dia pasti mengalami sakit pinggang nanti~"tawa Arjuna dengan ceria.
"Aku khawatir jika ini terlalu membuatnya syok, bukankah cara ini terlalu ekstrim? Bagaimana jika dia ketakutan?"tanya Karna khawatir, Arjuna mendengus kesal.
"Mengapa kamu menentang? Apa kamu pikir ide ku buruk?! Kamu ingin bertengkar?!"Arjuna sangat ingin memarahi Karna, terutama karena dia tidak suka orang ini dekat-dekat dengan Gayatrinya, adik imutnya harus tetap dijaga olehnya. Siapapun yang menikahinya harus pria luar biasa! Lalu dia tidak akan merestui Karna dengan Gayatri, terutama karena dia adalah saingannya! Dia tidak mau dan tidak akan setuju!
"Arjuna, jangan bertindak tidak sopan pada Raja Karna"tegur Yudistira, Arjuna mengerucutkan bibirnya kesal, dia memelototi Karna dan akhirnya memilih menatap pertunjukan itu.
"Apa yang kamu lakukan?! Kamu membunuhnya?!!"Wulan tidak tau apa yang merasukinya, dia dengan kejam menampar Duryudana berulangkali. Bukannya marah, Duryudana hanya menatapnya dengan senyuman tulus.
"Berdoalah Duryudana, agar Kakak Bima baik-baik saja. Jika tidak, maka aku akan membuat mu, tidak baik-baik saja"raung Wulan, saat ini dia telah mengingat kenangannya sebagai Gayatri. Dia tiba-tiba dirangsang dengan adegan kematian kakak tersayangnya, bagaimana bisa dia acuh tak acuh? Seketika setiap kenangan masuk ke kepalanya, meskipun dia merasakan perasaan tidak nyaman karena ingatan yang masuk. Dia menahannya untuk menghukum orang jahat ini.
"Hahahaha... Gayatri, kamu kembali"Duryudana berjalan mendekat, dan memeluknya erat. Air mata jatuh dari pelupuk matanya, akhirnya dia untuk pertama kalinya berhasil mendapatkan kebahagiaan yang dia cari-cari.
Adik tersayang Kurawa dan Pandawa, Sri Gayatri telah kembali!
***
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata 1-[END]
Fantasy📢 Cerita ini adalah karya fiksi semata. Segala kesamaan nama, tempat, tokoh, atau peristiwa dengan dunia nyata hanyalah kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyinggung pihak mana pun. 📢 Tokoh dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka...
![Variabel Mahabharata 1-[END]](https://img.wattpad.com/cover/372700930-64-k912317.jpg)