60-Pangeran Chandra

534 55 0
                                        

Gayatri mendesah bosan, saat ini kakak-kakaknya mengikuti swayamvara Tuan Putri Kerajaan Sindu, dia sendiri sedang berkeliling taman untuk menghilangkan rasa bosan.

Bukannya menghilang, dia semakin bosan~

Ditengah rasa bosannya, dia melihat siluet yang tidak asing disudut pintu masuk istana.

"Dia? Bukankah dia Pangeran Chandra dari Magada? Mengapa dia kemari?"Gayatri segera datang menghampirinya.

"Pangeran Chandra, apa yang kamu lakukan disini?"tanya Gayatri dengan tatapan menyelidik.

Chandra yang awalnya bertengkar dengan prajurit tentang diizinkannya dia masuk atau tidak, mendongak dan melihat Gayatri berdiri dihadapannya.

"Putri Gayatri, senang bertemu dengan mu! Merupakan keberuntungan bertemu sosok yang mengalahkan ku, tanpa aku sadari~"seru Chandra dengan ceria.

"..."sudut mulut Gayatri berkedut, dia adalah anak yang menyebalkan. Itu adalah satu kata yang dia rangkum untuk orang dihadapannya ini.

"Mengapa kamu kemari? Ini Kerajaan Sindu, bukan Magada?"ungkap Gayatri mencoba menahan rasa jijiknya, dan menjaga ketenangannya.

"Tapi Sindu dan Magada adalah sekutu, aku kemari untuk mengantarkan sepupu ku untuk ikut serta dalam swayamvara ini"ungkap Chandra dengan tatapan main-main.

"Sekutu?~ oh astaga, apa yang kamu katakan? Aku tidak ingat kita adalah sekutu"Raja Damar tiba-tiba muncul ditemani oleh banyak Raja-raja serta Pangeran yang ikut serta dalam swayamvara itu, sepertinya pemenangnya telah ditentukan.

"Selanjutnya, Pangeran Yudistira telah memenangkan Tuan Putri kami. Pertandingan telah dihentikan, jadi tidak perlu bagi anda sekalian untuk datang"jelasnya, Chandra tertawa terbahak-bahak.

Raja kerajaan kecil berani bersikap sombong? Sungguh merepotkan...

"Hanya karena Hastinapura melindungi mu, kamu menjadi congkak! Tidak taukah kamu, jika Magada sebanding dengan Hastinapura? Mengapa kamu sangat berani?~"sinis Chandra, dia menggelengkan kepalanya.

Lupakan saja, untuk apa repot-repot berbicara dengan kerajaan kecil? Jika dia ingin congkak, congkak saja. Aku bisa menghancurkan kerajaan ini sewaktu-waktu, hal terpenting sekarang adalah berbicara secara pribadi dengan Gayatri, dia ingin tau tentang identitas asli Wulan, serta dimana dia sekarang?

Tujuan dari ulahnya melakukan keributan kali ini, hanya agar dia dapat memancing Gayatri untuk datang kemari. Jika bisa menariknya maka tidak masalah.

"Jadi apa keinginan mu? Mengapa kamu tertawa seperti orang gila?"dengus Gayatri, Chandra tersenyum tipis dan kemudian menyatakan keinginannya untuk berbicara berdua saja dengannya.

Karna dan Rukmanggada mengerutkan keningnya masing-masing, mereka pada awalnya datang pada swayamvara ini. Bukan untuk berpartisipasi, tetapi murni untuk mengikuti Gayatri. Jika saja Gayatri digoda oleh seorang pemuda, bukankah ini kerugian? Bagaimanapun, di acara ini sangat banyak Raja-raja dan pangeran-pangeran yang berdatangan dari berbagai wilayah. Karenanya mereka berdua tetap ikut, sambil mengawasi apakah ada orang menyebalkan yang merekat pada Gayatri?

"Kamu pikir siapa dirimu? Ingatlah Gayatri memiliki seratus lima saudara laki-laki, apa kamu pikir kami akan membiarkan mu berbicara empat mata dengannya?!"Nakula menatapnya dengan tatapan bermusuhan, bukannya takut pada gertakan Nakula, Chandra malah terkekeh.

"Putri Gayatri adalah seorang ksatria yang tangguh, apa berbicara berdua saja merupakan sesuatu yang perlu dihindari? Aku yakin dia tidak akan takut untuk berbicara empat mata dengan ku, lagi pula ada yang ingin ku rundingkan dengannya. Bagaimana? Apa anda setuju? Aku pastikan ini akan menjadi kesepakatan yang saling menguntungkan, khususnya untuk Hastinapura~"

Gayatri menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya, apa yang dia inginkan? Hingga berani mengatakan keuntungan untuk Hastinapura. Apakah ini benar-benar hal yang berharga? Aku harus memastikannya, jika ini sesuatu yang dapat dia berikan. Bukannya tidak mungkin, jika itu menguntungkan Hastinapura!

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang