36-Pertemuan

702 67 0
                                        

"Gayatri!"Duryudana ingin segera memeluknya tetap ditahan oleh Yudistira.

"Jika kita terlalu terburu-buru, itu akan membuatnya takut. Aku tidak tau mengapa, tapi sepertinya Gayatri tidak mengingat kita"bujuk Yudistira.

"Tapi...dia ...."

"Aku paham jika kamu merindukannya, bukan hanya kamu. Kami semua juga merasakan hal yang sama. Tapi untuk saat ini, biarkan Raja Karna memancingnya ketempat lebih baik, jika kita berbicara disini. Itu akan menjadi pusat perhatian"bujuk Yudistira, akhirnya mereka sepakat untuk membiarkan untuk sementara waktu.

Sesekali Yudistira melirik Wulan, semoga dugaan kali ini benar. Jika dia Gayatri!

***

Karena terjadinya kekacauan dalam swayamvara Putri Drupadi, jadi untuk sementara waktu kompetisi menangguhkan, dan akan di lanjutkan siang nanti.

Kali ini, meksipun Wulan ragu mengapa Raja Angga Karna membawanya ketempat peristirahatannya hanya untuk mengobatinya, dia memilih mengikutinya.

Toh, dia tidak sendiri. Maksud ku Pangeran Rukmanggada dan Pangeran Rukramata juga ikut serta.

"Baiklah, kita sudah sampai"

"Em... bukankah aku disini hanya membantu mu berobat? Mengapa ada banyak orang?"tanya Wulan ragu, Karna tersenyum kecil.

"Tentu saja aku tidak berbohong, aku memang ingin di obati. Lalu untuk mereka, tanyakan saja sendiri. Mengapa berada didepan tenda ku~
Ayo obati tangan ku"Karna menyerahkan salep obatnya tanpa mempedulikan tatapan tajam Arjuna.

"Orang ini! Aku tidak akan merestui hubungan kalian berdua!"batin Arjuna kesal, belum sempat dia mengamuk. Yudistira menarik lengannya agar dia tidak bertindak gegabah.

"Terima kasih, Nona Wulan. Kamu sangat pandai menerapkan obat. Ngomong-ngomong bolehkah aku bertanya beberapa hal?"tanya Karna.

"Baiklah, tanyakan saja"

"Apa kamu mengenal ku?"

"Hah? Tidak, apa kita pernah bertemu?"Wulan sangat yakin, jika mereka berdua pernah bertemu. Pasti dia tidak akan melupakannya, bagaimanapun Karna terlalu mencolok. Sulit untuk melupakan pria mencolok~

Ekhm!

Meksipun agak tidak tau malu, tapi harus Wulan akui jika Karna memiliki wajah tampan yang sangat mencolok~

Jadi tidak mungkin dia melupakannya, jika pernah bertemu!

"Kamu tidak ingat aku? Baiklah, aku akan mengganti pertanyaan ku. Apa kamu pernah mengalami sesuatu yang membuat mu kehilangan ingatan?"

"Bagaimana kamu tau?"

"Ini hanya tebakan, selanjutnya aku yakin kamu Putri Gayatri"

"Tunggu! Dari tadi anda selalu mengatakan Putri Gayatri, siapa dia? Tolong, jangan membuat ku bingung. Jelas aku hanya Wulan, putri dari ibu Cahya dan ayah Jamal"Wulan benar-benar tidak mengerti, mengapa Karna bersikeras mengatakan dia Gayatri? Mungkinkah karena wajah yang mirip?

"Gayatri adalah adik perempuan kami, sekaligus Tuan Putri Hastinapura"jelas Yudistira, dengan senyuman rindunya. Karena sudah dipastikan ada kecelakaan pada Wulan yang membuatnya kehilangan ingatan, maka ada kemungkinan dia adalah Gayatri kami!

"Adik? Ah...aku mengerti, mungkinkah wajah adik kalian mirip dengan ku dan membuat kalian salah mengenali ku?"Wulan mengangguk mengerti, dia tidak sama sekali mempertimbangkan apakah ada kemungkinan dia adalah Gayatri. Bagaimanapun dia merasa posisi Tuan Putri adalah posisi yang terlalu jauh~

Ini seperti dongeng, bagaimana bisa seorang pelayan tiba-tiba menjadi Putri Kerajaan?

"Tidak! Kami yakin kamu Gayatri, jika tidak keberatan bagaimana jika kamu ke Hastinapura untuk memastikannya. Aku yakin, kamu akan mengingat kembali ingatan mu jika kamu berada di lingkungan yang kamu kenali!"bujuk Bima padanya.

"Tidak, aku tidak bisa. Ibu ku menunggu ku di rumah. Jika aku ikut kalian, itu akan membuatnya sedih. Dia pasti beranggapan, bahwa aku meninggalkannya. Karena status Tuan Putri. Aku tidak akan pergi. Lalu soal kebenaran yang kalian yakini, ku rasa keyakinan itu salah. Mengapa? Karena aku sama sekali bukan Tuan Putri Gayatri, jika tidak ada hal lainnya. Aku permisi, salam "Wulan pamit pada mereka dan meninggalkan mereka yang memiliki pancaran kekecewaan.

"Aku yakin dia, Gayatri! Kenapa kakak tidak menahannya?!"tanya Nakula yang di angguki Sadewa.

"Jika kita memaksanya, dia akan semakin menolak dan membenci kita. Tidak ada pilihan lain, kita harus membantunya mengingat pelan-pelan. Untuk ini, aku punya ide dan aku mohon untuk Pangeran Rukmanggada dan Pangeran Rukramata membantu juga"semua orang menatap Yudistira, mereka memiliki tatapan kebingungan.

Apa rencananya?

****

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang