35-Putra Seorang Kusir!

821 78 6
                                        

"Bagaimana bisa Putra seorang kusir berani mengikuti swayamvara seorang tuan putri?"ungkap Drupadi, semua orang menertawakan atas kemalangan Karna yang diungkapkan asal-usulnya secara terang-terangan.

Karna tidak bereaksi sedikitpun, dia tetap berjalan kearah busur yang telah ditetapkan sebagai media untuk memanah ikan yang berenang dilangit itu.

Sungguh ajaib, siapa sangka Kerajaan Pancala dapat membuat swayamvara yang penuh dengan fantasi, dimana setiap peserta diminta untuk mengangkat busur sakti dan akhirnya memanah pada ikan yang berenang dilangit dengan bantuan pantulan air dikolam.

"Berhenti disana! Tolong, kembali ke kursi mu! Jika tidak, maka aku akan meminta prajurit ku untuk memaksa mu keluar dari tempat itu!"marah Drupadi, dia sangat cemas saat ini. Dia menginginkan Arjuna sebagai suaminya, bukan Karna!

Ini semua adalah keinginan ayahnya, ayahnya menginginkan Arjuna sebagai menantu. Dia akan melakukan apapun untuk ayahnya, yang sangat dia cintai.

Karena itulah, dia mencoba segala cara menghentikannya, bahkan jika itu berati dia akan terlihat jahat karena mengingatkan Karna pada lukanya.

"Pernikahan adalah sekali seumur hidup, bagaimana bisa aku merelakan diriku pada seseorang yang tidak ku sukai!"batin Drupadi yang penuh kecemasan.

"Putra seorang Kusir! Ketahui tempat mu!"raung Drupadi, Wulan mengepalkan tangannya. Dia tidak tau mengapa? Tapi dia sangat marah!

"Hentikan! Tuan Putri Drupadi! Ku peringatkan untuk berhenti memakinya!"Wulan menatapnya dengan tatapan dingin, para Pandawa dan Kurawa menoleh ke sumber suara, dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajah Gayatri.

"Ada apa dengan kelahirannya?! Kami semua sudah tau dia anak seorang kusir, mengapa kamu terus memanggilnya dengan sebutan putra seorang kusir?! Dia punya nama, namanya Karna!"Wulan tidak mengerti, apa yang sebenarnya merasukinya. Dia berjalan ketengah kompetisi, dan akhirnya berdiri tepat dihadapan busur sakti itu.

""Bukankah kamu sangat tidak ingin menikah dengan Karna? Maka mari kita lihat, siapa yang akan bisa menikahi mu? Apakah selain Karna yang terkenal akan kemampuan memanahnya, ada yang bisa mengangkat busur ini? Bahkan jika itu ada, apa mereka akan menikah dengan tuan Putri arogan, seperti mu?"melihat Wulan yang membelanya, sudut mulut Karna tersenyum tipis, sudah dia duga. Wulan adalah Gayatri!

Meskipun dia tidak paham, mengapa Gayatri melupakan ingatannya. Itu tidak masalah, dia sudah memastikan jika dia Gayatri!

"Ya ampun~ mengapa kamu sangat serius, Nona Wulan? Bukankah sebagai seseorang yang akan menikahi pemenang swayamvara ini, Putri Drupadi memang berhak memberikan tuntutan?"ungkap Krishna dengan senyuman.

"Dia tidak bertindak arogan, dia hanya menggunakan haknya dalam pemilihan calon suaminya"lanjutnya dengan kesungguhan.

Wulan melirik ke sekelilingnya, dan benar saja. Akibat ucapan Krishna, orang-orang yang memilih untuk mundur, tiba-tiba jiwanya seperti terbakar dan ingin berpartisipasi dalam swayamvara ini.

Yah, dari awal dia memang tidak berniat untuk menghancurkan acara ini. Dia hanya marah!

"Kamu mungkin benar, tapi tetap saja. Lebih baik berhati-hati dengan lisan mu, kamu kemungkinan akan mengalami kecelakaan karenanya"

"Ya ampun! Saat aku pergi, bagaimana bisa seorang pelayan rendahan malah meremehkan adik ku?! Ngomong-ngomong kalian berdua sangatlah serasi, yang satu adalah anak seorang kusir, satunya lagi adalah pelayan. Aku sarankan kalian berdua untuk menikah~"ejek Destradyumna.

Wulan tidak tau, apa yang merasukinya. Alih-alih takut seperti biasanya. Dia malah dapat dengan mudah menjawab setiap sarkasme yang dilemparkan padanya, seolah-olah dia telah berulang kali melakukan hal serupa dengan seseorang.

"Menikah? Pernikahan ku tidak perlu bagi mu untuk mengurusnya, Pangeran. Bagaimanapun kamu bukan ayah atau ibu ku~"Wulan terkekeh kecil melihat wajahnya yang memerah, awalnya dia akan ketakutan jika bertemu dengannya, apalagi jika ekspresi itu yang dia tunjukkan. Akan tetapi, perlahan-lahan tapi pasti...

Perasaan takut akan kematian atau apapun itu, seketika menghilang ketika Raja Angga Karna berdiri tepat hadapan ku, seolah akan menyerahkan nyawanya padaku.

"Kamu bahkan berdebat dengan seorang gadis, kamu benar-benar kehilangan jiwa ksatria mu. Pangeran Destradyumna"acuh Karna, kemudian berbalik untuk melihat Wulan.

"Jika tidak keberatan, apa kamu mau duduk ditempat ku?"

"Hah? Untuk apa?"

"Tangan ku sepertinya terluka secara tidak sengaja, jika kamu tidak keberatan. Apa boleh kamu bantu olesi diobati?"

Wulan ingin menolaknya, tetapi mengingat dia telah membantunya. Sepertinya tidak ada salahnya mencoba membalas perbuatan baik yang Karna lakukan padaku. Tapi tetap saja, jika perempuan dan wanita disatu tempat. Bagaimana jika muncul gosip aneh?

"Tapi.... bukankah kamu punya pelayan? Kenapa tidak memintanya?"

"Aku tidak membawa pelayan, tenang saja kamu tidak sendirian. Aku membawa Pangeran Rukmanggada dan Pangeran Rukramata. Jika kamu khawatir akan munculnya gosip"

"Tapi Raja Karna, aku tidak tau mengapa kamu sangat gelisah dan membuat ku ingin berbicara dengan mu?"tanya Wulan dengan curiga, sepertinya mereka tidak pernah bertemu. Mengapa dia memberikan tatapan rindu?

Seolah-olah aku adalah orang yang selama ini di nantikan!

***

Bersambung ~

See you
.

Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang