Earl membuka matanya ketika ia mendengar namanya di panggil berulang kali oleh ibunda nya. Ia menatap kamarnya yang bentuknya seperti kapal pecah. Semua barang berserakan, pecahan vas yang ia lempar semalam pun belum sempat ia bersihkan. Ia melihat pantulan dirinya dari kaca televisi, dan wajahnya sangat buruk
"Earl!"
"Ada apa bunda?" Tanyanya balik berteriak pada bundanya
"Yan sudah datang, apa bunda harus menyuruhnya masuk atau memintanya untuk menunggu di bawah?"
Earl menatap pintu tak percaya. Ia yakin ibunda nya berada di balik pintu berwarna coklat itu. Sontak ia segera bangkit dari posisinya kemudian ia berlari menuju kamar mandi, tapi karena dia tidak fokus, akhirnya kakinya terkena pecahan kecil vas yang posisinya tepat berada didepan kamar mandi
"Aww!" Ia memegangi telapak kakinya kemudian berkata pada sang bunda, "Tolong minta dia tunggu dibawah saja, aku akan keluar dalam lima belas menit." Lalu ia masuk kedalam kamar mandi dengan melompat
Di sisi lain, Yan yang seharusnya menunggu di ruang tamu malah dibawa masuk kedalam kamar Earl yang tak berbentuk seperti kamar lagi oleh ibunda Earl yang tak tahu menahu tentang keadaan kamar putranya bahkan keadaan putranya pun ia tak tahu
Ketika Yan membuka pintu, berapa terkejutnya ia melihat kamar Earl yang kemarin rapih, dalam semalam berubah menjadi kapal pecah. Buku-buku berserakan, alat tulis tidak pada tempatnya, bahkan pecahan kaca ada di mana-mana. Hanya alat elektronik yang masih pada tempatnya
Ia mendengar suara air dari dalam kamar mandi dan menyimpulkan kalau Earl sedang mandi. Ia melirik jam analog di kamar yang jarum panjangnya menunjuk angka tiga dan jarum pendeknya menunjuk angka delapan. Ia berpikir sejenak kemudian ia mulai membersihkan kamar yang berantakan ini
Butuh waktu sekitar empat belas menit hingga ia selesai membereskan kekacauan yang ada, kecuali dengan pecahan kaca di depan kamar mandi itu. Ia harus berhati-hati untuk membersihkannya, karena setelah ia perhatikan, banyak serbuk kaca yang jika terkena kulit sama saja dengan menggores kulit dengan pisau, rasa sakit yang dihasilkan pun jauh lebih sakit daripada tergores dengan pecahan yang lebih besar
Tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Earl yang hanya mengenakan celana pendek dan singlet, yang terkejut melihat Yan yang telah berada di dalam kamarnya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Yan yang berjongkok di hadapannya dengan tangannya yang memegang beberapa pecahan kaca besar, yang untungnya tak sampai melukai tangannya
"Jangan sembarangan melangkah, serbuk ini jauh lebih berbahaya daripada yang ini." Ucap Yan sembari menunjukan tiga pecahan kaca besar yang ada di tangan kirinya. Yan berdiri dan mengulurkan tangannya, "Kemari, aku tahu kakimu terluka."
Earl menerima uluran tangan Yan yang kemudian menuntunnya untuk berjalan menuju ranjangnya. Yan kemudian menarik kaki Earl, "Yan! Tidak apa, aku bisa melakukannya sendiri." Tapi Yan tak mendengarkan dan berakhir kaki Earl mendarat dengan sempurna di atas paha Yan yang kemudian membereskan lukanya yang disebabkan oleh dirinya sendiri
Earl melihat Yan dengan telaten membalut luka yang ada di telapak kakinya, kemudian ia mendengar Yan bertanya, "Apakah sakit?" Kemudian ia menggeleng sembari tersenyum dan reaksi Yan hanya menganggukkan kepalanya saja
Melihat lukanya yang hampir selesai di balut, Earl mendekatkan kepalanya guna mengintip tapi sesaat kemudian, saat Yan mendongakkan kepalanya, tatapan mereka berdua bertemu dan mereka sama-sama membeku tanpa ada yang bergerak sedikitpun
Mereka berdua terus bertatapan selama hampir sepuluh menit, hingga terdengar suara ketukan pintu diikuti dengan suara ibunda Earl yang memanggil mereka berdua,
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
RomanceEarl dan Grey, sahabat kecil yang dipisahkan karena keegoisan keluarga Grey, membuat mereka berpisah selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mereka bertemu lagi dan kembali menjadi sahabat Tapi siapa sangka, sahabat sekaligus cinta pertamanya itu men...