two

632 61 2
                                    

"Exchange Student?"

Pria berkacamata tersebut menganggukkan kepalanya kemudian memberikan sebuah brosur pada temannya yang malas mencari informasi sendiri ini

"Menggunakan brosur? Kuno sekali."

Julio melepas kacamatanya sembari tersenyum kemudian memukul kepala belakang Earl yang sama sekali tak pandai bersyukur

"Lalu kau berharap apa yang akan di tempel di Mading? Sebuah PDF? Atau sebuah word? Bisakah kau lebih rasional sedikit?"

Earl mengerutkan keningnya kemudian membalas perlakuan Julio padanya, "Kau yang sama sekali tidak rasional. Melakukan investasi tapi dengan orang yang tidak kau kenal, akhirnya kau kena tipu kan?"

Mendengar kata-katanya, Julio kembali menjadi Julio yang sebenarnya. Sembari memegang dadanya ia berkata, "Astaga, kau menaburkan garam di atas luka yang aku derita, akh!" Ucapnya dengan suara seperti orang kesakitan

"Dimana luka itu? Aku tambah dengan lemon sekalian."

Julio menatap Earl kemudian menggelengkan kepalanya. Dia duduk di samping Earl lalu bertanya, "Apakah kau ingin mencarinya?" Earl terdiam kemudian menoleh pada Julio, "Dia. Bukankah kalian sudah tidak berhubungan lagi setelah kejadian waktu itu?"

Earl langsung menganggukkan kepalanya. "Setidaknya ini adalah usaha ku yang kesekian kalinya telah kami berdua lost contact. Meskipun dia tak pernah mencari ku, aku juga tidak masalah. Yang penting aku mengetahui keberadaannya dan keadaannya."

Setelah itu diam, tidak ada yang berbicara diantara mereka. Keadaan kantin kampus ini cukup ramai sebenarnya. Banyak diantara mereka yang merasa excited dengan program pertukaran pelajar ini. Ada mereka yang ingin mengikuti program ini, ada juga mereka yang tidak mengikuti program tapi bersemangat untuk menyambut mahasiswa yang akan dipindahkan kemari

Earl menutup matanya seraya berdoa, ia memohon agar dirinya dapat terpilih dalam program yang sangat menggiurkan ini, baik dalam segi pembelajaran maupun segi pribadinya.

Setelah ponselnya rusak lima tahun yang lalu, selama itu pula dia kehilangan kontak dengan Grey, orang yang selama ini menjadi penyemangat nya. Dan selama lima tahun pula Earl selalu mencoba untuk mencari kabar tentang Grey tapi dia tak menemukan apapun. Seolah, di dunia ini tidak ada orang yang bernama Grey yang dia cari

"Sungguh! Aku sangat berharap untuk dipilih!"

"Huft- aku sangat bersemangat sekarang..."

"Aku juga! Aku ingin tahu apakah ada mahasiswa tampan yang akan datang kemari!"

Kira-kira begitulah obrolan pada gadis muda setelah mengetahui pengumuman program ini. Di tambah, brosur mengatakan bahwa student exchange kali ini bekerjasama dengan beberapa universitas di luar negeri

"Pada gadis itu, aku rasa mereka tidak mau belajar, tapi mencari suami." Earl menoleh pada Julio yang tidak akan pernah bisa berhenti berbicara bahkan hanya sebentar saja. "Haruskah aku ikut menunggunya juga? Aku ingin mencari istri untuk diriku sendiri."

Earl membuang muka kemudian berkata dengan lembut tepat di telinga Julio, "Ikuti saja, dan aku akan melaporkan mu pada asisten dosen kita." Ia menjauhkan kepalanya kemudian melihat wajah Julio yang terlihat pucat. Pemuda itu benar-benar takut dengan asisten dosen mereka

•••

Setelah satu Minggu, akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu pun telah keluar. Total hanya ada lima belas mahasiswa dari seluruh fakultas dan jurusan, namun sayangnya Earl dan juga Julio bukanlah salah satunya

Earl menutup matanya mencoba menahan air matanya yang telah menerobos keluar, membuat bulu matanya terlihat basah. Julio yang duduk di sebelahnya pun hanya bisa menepuk pundaknya dua kali sebelum akhirnya memeluk pundaknya, mencoba untuk menenangkannya

Sebenarnya sejak awal Earl sudah menduga hal ini akan terjadi. Mengingat dia bukanlah satu-satunya orang yang berbakat di kampus sebesar ini. Ada yang jauh lebih mampu dibandingkan dengan dirinya

"Sudahlah, kita tetap akan dapat teman baru, dan kau mungkin mendapatkan informasi mengenai dia dari teman baru kita nanti?" Earl menatap Julio dengan penuh tanda tanya. "Maksudku, mungkin diantara mereka nanti ada yang mengenal dirinya? Kita tunggu saja kedatangan mereka."

Earl menganggukkan kepalanya kemudian melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya, "Harusnya mereka baru sampai besok bukan?" Julio terusan sejenak kemudian menganggukkan kepalanya meski ia kebingungan, "Lalu, apa yang dilakukan oleh orang itu? Dia tidak terlihat dari kampus kita."

Julio kemudian menoleh ke arah belakang, arah yang ditunjuk oleh Earl dan apa yang dikatakan oleh Earl benar adanya. Seorang pemuda tinggi berjalan beriringan dengan asisten dosen yang sangat mereka kenal, mereka berdua berjalan menaiki tangga sembari berbincang bahkan keduanya tertawa bersama-sama

Dua orang dengan jarak yang cukup jauh tersebut berhenti tepat di depan Earl dan Julio yang kebingungan, "Earl, Julio, perkenalkan namanya adalah Yan, dia adalah mahasiswa pertukaran yang baru saja datang. Yan, ini adalah Earl dan Julio, mahasiswa dari kelas yang aku ajar."

Yang bernama Yan tersebut tersenyum kemudian menundukkan kepalanya seolah memberikan sebuah salam pada Julio dan Earl yang merasa aneh dengan mahasiswa yang satu ini

"Bukankah mahasiswa pertukaran harusnya datang besok?" Tanya Julio kemudian Yan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "Lalu kenapa kau datang hari ini? Oh! Kau juga bisa bahasa Indonesia?"

"Julio, tanya satu-satu." Peringat sang asisten dosen, Alvarez

"Memang seharusnya baru berangkat hari ini, tapi nenek ku yang ada di sini jatuh sakit sejak dua bulan lalu dan aku juga sudah berada di sini lima hari yang lalu. Alasan aku bisa bahasa Indonesia, ya, karena sejak kecil aku tinggal di negara ini."

Jawaban yang diberikan oleh Yan membuat Julio puas mendengarnya. "Semoga nenek mu cepat sembuh." Ucapnya sembari mendoakan benar-benar yang terbaik untuk nenek orang baru ini

"Aku harap kita bisa menjadi teman," Yan tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapih kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Julio. Ia menatap Earl yang entah kenapa mematung melihatnya. Yan pun melambaikan tangannya dihadapan Earl yang masih linglung

Julio yang melihat interaksi lucu ini pun segera mendorong Yan hingga membuatnya menabrak Earl, membuat Earl segera tersadar kemudian menangkap Yan yang melingkarkan tangan kanannya pada pinggang Earl, posisi merek seperti sedang berpelukan sekarang

"Oh maaf, aku tidak sengaja melakukannya."

Earl menatap tajam Julio sedangkan Yan hanya bisa tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya setelah ia melepaskan pelukan Earl. Berbeda dengan reaksi Earl dan Yan, reaksi yang diberikan oleh Alvarez malah membuat Julio benar-benar senang, sebab Alvarez tertawa bersama dengannya

"Jangan temani dia, dia tidak waras." Bisik Earl pada Yan sembari melirik Julio yang mendengar perkataannya









Hai haiii
Apakah ini yang dinamakan, awali pagi mu dengan membaca BeeL?

See you next chapter guys!!!

Lynn
03 November 2024

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang