Warning!
A little bit 18+
Bijaklah dalam membaca, kalo nggak suka skip aja•••
Hujan deras yang terkena atap rumah membuat suaranya menjadi nyaring. Malam yang sudah dingin semakin dingin lagi karena hujan yang membasahi bumi. Dan dengan adanya hujan, seolah mendukung kegiatan yang dilakukan oleh dua sejoli ini
Earl membuka matanya kemudian menatap Grey dengan tatapan yang sayu. Pemuda cantik itu menganggukkan kepalanya, memberi lampu hijau pada Grey untuk melakukan hal yang lain, tapi sayangnya Grey enggan
"Orang tua mu ada di sini, aku tidak bisa melakukannya...." Ucapnya tepat di samping telinga Earl, yang membuat pemuda itu hampir menangis
Melihat Earl yang hendak menangis, Grey merasa sedikit panik, entah kenapa kekasihnya hari ini sangat cengeng. Jadi dengan terpaksa ia menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang diinginkan oleh Earl
"Tapi tidak di sini."
Grey bangkit dari posisinya kemudian mengunci pintu kamar Earl, mewanti-wanti kalau nanti ibunda Earl muncul lagi, bisa bahaya. Lalu pemuda tinggi itu mengangkat dan menggendong kekasihnya kemudian berjalan menuju kamar mandi, tentu saja dengan kedua belah bibir mereka berdua yang kembali bersentuhan
Earl melepaskan ciumannya secara paksa ketika merasakan sesuatu yang mengganjal di bawahnya. Ia menunduk menatap benda itu kemudian kembali menatap Grey yang mengangkat satu alisnya
Pemuda itu duduk di atas kloset duduk, membuat Earl semakin merasakan benda panjang yang sudah mengeras itu menyelinap masuk ke dalam belahan pantatnya, membuatnya hampir tak dapat menahan suaranya agar tidak keluar
Masih dengan napas yang tersengal, Earl kembali meraup bibir Grey dengan rakus, membuat Grey sedikit terkejut dan tersenyum di sela-sela ciuman panas mereka. Tak hanya sampai sana, tangan Earl yang awalnya melingkari leher Grey kini beranjak turun dan mulai masuk ke dalam kaos tebal Grey
Grey yang menyadari hal itu segera melepaskan jaket kulitnya terlebih dahulu kemudian ciumannya turun ke leher Earl yang mendongak, memberi jalan bebas bagi Grey untuk melakukan apapun di sana. Tangan Grey tak tinggal diam, sembari bibirnya yang menempel pada leher, ia memasukkan tiga jemarinya ke dalam mulut Earl dan menyuruhnya untuk membasahinya dengan saliva. Tak lama kemudian ia mulai bergerilya masuk kedalam kaos dan celana yang dikenakan Earl
Tangan kanannya mencubit kecil puting Earl, sementara tangan kirinya semakin lama semakin turun dan menyentuh lubang Earl hingga membuat pemuda itu bergetar kecil di atas pangkuannya ketika jari telunjuknya masuk ke dalam lubang yang baru dimasuki satu kali tersebut
"Yan!"
Sebuah senyuman tercipta di bibir Grey ketika mendengar Earl yang meneriakkan namanya ketika jemari tengahnya ikutan masuk ke dalam lubang yang kering itu
Mengabaikan udara dingin yang menusuk kulit, Earl dengan gelap mata mengangkat kaos Grey hingga terlepas sepenuhnya dari tubuhnya, memperlihatkan tubuh indah mempesona yang hanya bisa dilihat oleh Earl seorang
Membalas perlakuan Earl, Grey yang masih dengan kedua jarinya yang bergerak tak karuan di dalam sana, memerintahkan Earl untuk mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi lalu melepaskan kaos Earl hanya degan satu tangan. Tak sampai di sana, ia juga melepaskan celana Earl dengan sangat mudah, karena memang celana Earl sudah tidak menutupi bagian pantatnya lagi, membuat Grey dengan leluasa melepas nya
Earl, yang sejak awal sudah merasa terangsang, membawa tangannya untuk turun dan mengelus pelan milik Grey yang masih berbalut kain tebal jeans, membuat sang empu menghela napasnya berat karena nafsu yang telah menguasai dirinya
"Aku mau itu..." Ucap Earl dengan nada manja membuat Grey sedikit terkejut, "tapi di sini...." Ucapannya kali ini benar-benar membuat Grey merasa sangat terkejut
Tanpa menunggu persetujuan dari sang kekasih, Earl beranjak dan melepaskan jemari Grey yang tertanam di dalam sana secara paksa. Ia berlutut di hadapan Grey yang tampaknya masih mencoba memproses apa yang sedang terjadi sekarang. Karena itu, Earl berinisiatif untuk mengeluarkan benda besar yang sudah menegang dari sarangnya kemudian mengurutnya dengan haus dan perlahan
Mendengar suara tidak senonoh keluar dari mulut Grey, membuat Earl semakin gencar melakukan nya lebih liar. Tentu saja melakukannya sesuai dengan apa yang ia inginkan. Ia bergerak mendekat dan mulai menjilati batang yang sudah sangat mengeras tersebut kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya yang hangat
Kepala Grey mengadah merasakan sensasi hangat di dalam mulut kekasihnya bersamaan dengan suara seksi yang keluar dari mulutnya
Mata Earl terangkat ke atas menatap kekasihnya ketika mendengar suara sang kekasih yang terdengar sangat seksi. Tangan kirinya yang menggenggam benda besar yang tak bisa masuk seutuhnya, sedangkan tangan kanannya bergerilya mengusap perut seksi milik kekasihnya
"Stop—"
Grey menarik tangan Earl yang sedari tadi mengusap perutnya kemudian mengajaknya untuk duduk lagi di tempat semula, tapi sebelum pemuda cantik itu benar-benar duduk, Grey memposisikan batangnya tepat di depan lubang sang kekasih dan memasukkannya secara perlahan
"Akh-!"
Kuku Earl yang sedikit tajam menusuk ke kulit pundak Grey ketika batang besar Grey menerobos masuk ke dalam lubangnya yang masih sempit
"Tunggu! Tunggu sebentar!"
Napas Earl tersengal-sengal ketika batang besar Grey benar-benar masuk ke dalam lubangnya meski belum sepenuhnya. Rasanya ia ingin muntah sebab batang milik Grey menerobos masuk hingga terasa di perutnya
Belum sempat ia mengambil napas lebih lama, Grey berdiri hingga Earl benar-benar turun hingga lubangnya melahap seluruh batang Grey. Dan yang lebih horor, Grey mulai berjalan, membuat batangnya keluar dan masuk dari lubangnya sesuai dengan langkah kaki Grey
Grey melangkahkan kakinya menuju tempat shower kemudian membanting tubuh Earl agar bersandar pada tembok yang sangat dingin itu kemudian menyalakan shower diikuti dengan aliran air hangat yang mengucur membasahi tubuh mereka berdua
Dengan posisi tubuh Earl lebih tinggi beberapa senti di atas kepala Grey, memudahkannya untuk meraih puting yang sudah mengeras itu kemudian mengulumnya, bersamaan dengan hentakannya yang pelan namun menumbuk di tempat yang tepat, membuat Earl tidak lagi tahan dengan rangsangan yang diberikan
Kedua tangan Earl berada di belakang kepala Grey, semakin menekannya di dadanya. Suara laknat yang terus keluar dari suaranya seirama dengan gerakan Grey yang makin lama makin cepat
"Terlalu.... Ah! Terlalu cepat!"
Sudut bibir Grey terangkat ketika mendengar desahan keras yang dikeluarkan oleh Earl. Masih dengan tempo yang sama, Grey mendekatkan mulutnya pada telinga Earl kemudian mengulum daun telinga tersebut
"Bukankah kau ingin aku melakukannya seperti Jafiz? Maka, rasakan sendiri akibatnya."
Lalu tanpa menghiraukan teriakan Earl, Grey makin mempercepat tempo gerakannya sampai Earl organisme tanpa sadar dan cairan putih kental itu membasahi perut Grey yang telanjang, dan Earl yang wajahnya sudah sangat merah seperti kepiting rebus membenturkan kepalanya sendiri ke tembok
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•AKU MENULIS APA INI?!?!
Met sore guys,, lagi hujan terus kepikiran buat beginian sejak semalem🙃
Harusnya emang di up semalem sih, tpi kelupaan,, jadi aku up skrng ajaKlen rasa mending narasi lebih banyak, atau dialog yang lebih banyak? Aku butuh saran...
Siap-siap menghadapi konflik di beberapa chapter depan...
Oke, segitu aja sih
Jangan lupa vote sama comment yawwwSee you next chapter guys!!!!
Lynn
24 November 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
RomansaEarl dan Grey, sahabat kecil yang dipisahkan karena keegoisan keluarga Grey, membuat mereka berpisah selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mereka bertemu lagi dan kembali menjadi sahabat Tapi siapa sangka, sahabat sekaligus cinta pertamanya itu men...