Earl duduk termenung di dalam kamarnya karena bingung harus melakukan apa. Setelah tadi dia diantarkan oleh Grey pulang, dia langsung bertengkar dengan ayahnya karena ponselnya mati dan tidak bisa dihubungi. Jadi dia mengatakan bahwa ponselnya terjatuh di jalan, dan berakhir dia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya karena itu
Dengan reaksi ayahnya yang marah besar, Earl kini yakin dengan ucapan Grey yang sudah seratus persen benar. Earl tahu, Grey tidak akan main-main jika itu sudah menyangkut dengan dirinya. Mungkin pemuda itu bisa mengorbankan nyawanya demi dia
Earl menyalakan televisi nya dan tak menemukan apapun yang menurutnya menyenangkan, jadi dia mematikan kembali televisi nya dan melamun lagi. Hingga akhirnya dia mendengar suara ayahnya yang terdengar seperti sedang memarahi seseorang
Jiwa kepo Earl mulai bergejolak dan memutuskan untuk mengikuti kemana ayahnya pergi. Dengan perlahan Earl membuka pintu kamarnya kemudian berjalan mengendap-endap mengikuti langkah kaki ayahnya yang sangat grasak-grusuk, sedang memarahi orang lewat telepon
Hingga sang ayah masuk kedalam ruang kerjanya pun, Earl tak kehabisan akal untuk menguping pembicaraannya. Tentu saja, dengan cara cerdik yaitu mengetuk pintu ruang kerja ayahnya berulang kali hingga ayahnya yang semakin kesal pun keluar dari ruangannya. Earl yang mendengar langkah kaki pun segera bersembunyi di samping lemari kecil di samping vas bunga
"Sialan anak ini. Dia selalu menguji kesabaran ku."
Lalu ayah Earl pergi dari ruangannya dan membuat Earl memiliki akses untuk masuk ke dalam sana dengan mudah. Earl bersembunyi di dalam lemari sembari menunggu ayahnya masuk lagi dan meneruskan pembicaraannya
Telinga Earl yang tajam mendengar langkah kaki ayahnya yang masuk lagi ke dalam ruangannya segera mengunci mulutnya dan mencoba menahan napasnya agar tak terdengar dari luar
Kening Earl mulai berkerut dalam ketika ayahnya menyebut nama Mahendra dalam percakapannya dengan orang yang tidak tahu siapa itu. Ayahnya bahkan memarahi orang yang berada di seberang sana karena menemui Mahendra?
"Sialan kau! Kenapa kau sangat gegabah menemui Mahendra?! Kau hampir saja membuat rencana kita hancur berantakan! Dengar, aku tidak mau mengalami kerugian karena tindakanmu ini. Aku sudah menginvestasikan sebagian uangku demi kebangkitan perusahaan mu, Sena."
Mata Earl perlahan melotot dengan lebar mendengar nama yang sedikit familiar di telinganya. Sena. Nama itu adalah nama yang diberitahukan oleh Grey, orang yang berada di balik kejadian pembiusan mereka
"Kenapa kau sangat ingin menemui bocah homo itu?! Itu menjijikkan!"
Rasanya Earl ingin keluar dari lemari dan memukuli ayahnya sampai babak belur, setelah ia mendengar kalimat ayahnya yang sangat menyayat hatinya
"Lebih baik kau biarkan saja dia bersama Mahendra, lagipula, selama Grey, pewaris aslinya belum muncul, kita masih bisa menghancurkan bisnis orang tua itu dengan mudah. Aku dengar, Grey memiliki koneksi yang sangat luar biasa di luar negeri, dan dia juga sangat cerdas dan licik. Selama bocah itu masih belum mengambil alih perusahaan, kita masih bisa aman."
Apa?! Ayahnya ingin menghancurkan bisnis paman Gamaliel?! Monolog Earl
"Dia bukan orang yang pantas untukmu! Hey, sadarlah! Dia meninggalkan mu hanya demi Gamaliel! Dia tidak pernah melihat Gamaliel sebagai kakaknya! Aku mengenalnya dengan baik, dia adalah sahabat ku, dan dia menyukai Gamaliel. Lagipula, dia hanya anak pungut, tidak ada hubungan darah dengan Gamaliel, jadi wajar kalau dia menyukai Gamaliel."
Entah siapa yang mereka bicarakan, tapi Earl merasa sedikit tidak nyaman dengan pembahasan mereka. Earl tidak tahu apa yang terjadi antara Sena, Mahendra, dan keluarganya. Hanya saja jika ini berhubungan dengan Grey, dia juga tidak akan tinggal diam
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
RomanceEarl dan Grey, sahabat kecil yang dipisahkan karena keegoisan keluarga Grey, membuat mereka berpisah selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mereka bertemu lagi dan kembali menjadi sahabat Tapi siapa sangka, sahabat sekaligus cinta pertamanya itu men...