eight

358 38 13
                                    

Earl menghela napasnya melihat kobaran api di depan matanya, membuat Julio dengan kebingungan menatapnya, kemudian Julio kembali menatap kobaran api di dalam tong sampah ini

Yang dibakar oleh Earl adalah beberapa kamera tersembunyi yang dia temukan di kamarnya. Tapi sayangnya, meskipun menemukan semua kamera, Earl tetap tidak bisa menemukan penyadap suara di kamarnya. Itulah alasan kenapa dia menghela napasnya dengan berat

Ponsel Earl yang berada di genggamannya berdering untuk yang ke lima kalinya. Earl dengan malas mengecek siapa lagi yang menelpon, setelah nomor tidak dikenal itu menelponnya sebanyak empat kali sebelumnya, dan untungnya kini bukan nomor tidak di kenal itu, melainkan Yan

"Kau membakar apa?"

Tanya Yan tanpa basa-basi sedikitpun, membuat mata Earl segera melek bahkan matanya melotot. Julio yang melihat ekspresi Earl yang jelek, ikut membuat ekspresi yang sama jeleknya

"Tahu dari mana?"

"Coba lihat ke arah jarum jam tujuh."

Earl mendongakkan kepalanya kemudian menoleh ke belakang, dan di sana, ia melihat Yan yang berdiri di samping sepeda motornya dengan tersenyum manis pada Earl, yang seketika tersenyum melihat keberadaan Yan di sekitarnya

Ia segera berlari mendekati Yan, meninggalkan Julio yang berteriak memanggil namanya. Ia mematikan sambungan telepon tersebut setelah ia berada tepat di hadapan orang yang selalu membuatnya aman, dan mengalihkan seluruh dunia dari pandangannya untuk sementara

"Kenapa kau datang? Apakah ada sesuatu?"

Yan menganggukkan kepalanya kemudian menyerahkan berkas berserta kotak berwarna midnight blue yang mirip dengan kotak berwarna hitam yang dikirimkan bersama dengan beberapa foto pada malam itu

"Apa ini?"

Yan mengangkat tangan kirinya, "Ini adalah tugas kita berdua, aku sudah menyelesaikannya kemudian mencetaknya," kini ia mengangkat tangan kanannya, "ini adalah foto-foto yang aku ambil saat di festival itu. Aku rasa, aku harus mengembalikan foto indah ini kepada orangnya langsung."

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Yan, entah kenapa rasanya wajah Earl terasa panas, seperti yang ia rasakan ketika ia sedang demam

"Earl? Apakah kau sakit? Kenapa wajahmu memerah?" Kemudian Yan menggerakkan tangannya menyentuh kening Earl menggunakan punggung tangannya lalu menyentuh pipi Earl yang berwarna merah untuk memastikan, tapi tak terasa seperti sakit, lebih ke memerah karena salah tingkah, dan Yan tersenyum lebar karenanya. "Apakah kau sedang tersipu sekarang?"

Earl mendongakkan kepalanya kemudian dengan tegas berkata, "Tidak! Aku tidak tersipu. Memangnya kenapa aku harus tersipu?"

"Dasar." Mereka berdua menoleh pada Julio yang entah kapan dia berada di samping Earl. "Tidak perlu menyangkal, kau memang sedang tersipu malu sekarang." Ucap Julio yang berakhir mendapatkan hadiah cubitan di lengannya oleh Earl, sementara itu Yan hanya tertawa

"Aku beritahu kau," Julio berkata pada Yan sembari tangannya melingkari pinggang ramping Earl, "anak ini sudah jatuh cinta padamu sejak kalian berdua pertama kali bertemu."

Seharusnya Yan, atau Grey, senang mendengar kabar bahagia ini, akan tetapi mata tajamnya tidak bisa di bohongi. Ia menatap tajam tangan Julio yang berada di pinggang Earl, kemudian dengan pelan ia melepaskan tangan Julio dari pinggang Earl, membuat Julio speechless

"Aku rasa, kau tidak jatuh cinta sendirian, sayang."

Grey menggaruk hidungnya kemudian berdehem membuat wajah Earl semakin memerah seperti tomat dan Julio yang menganggukkan kepalanya paham

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang