thirteen

266 31 14
                                    

Pagi ini hujan turun dengan sangat lebat, membuat mereka tak leluasa untuk pergi keluar. Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi, dan mereka semua mulai berkumpul untuk makan pagi alias sarapan

Julio menatap aneh temannya yang duduk dengan tak nyaman kemudian bertanya, "Ada apa dengan mu?" Kemudian pandangannya beralih pada bantal yang di duduki oleh Earl, membuatnya menjadi lebih heboh, "Apa yang kau lakukan dengan Yan semalam?!"

Earl menoleh dengan tatapan tajam, "Diam!" kemudian ia menatap sekitar yang untungnya tidak ada orang lain di sana, ia menghela napasnya kemudian memukul kepala belakang Julio yang duduk di sampingnya

"Apa salahku? Aku hanya bertanya..."

Kemudian Grey muncul bersama dengan Jafiz yang tiba-tiba saja tersenyum sangat lebar pagi ini, membuat siapapun yang melihatnya menjadi terpesona, Julio tak terkecuali. Menurutnya, hari ini kadar ketampanan Jafiz bertambah seribu persen

Untung tidak ada para gadis di sini. Jika mereka berada di sini, maka akan terjadi sebuah kehebohan karena mereka sangat mengidolakan pemuda tampan satu ini

Grey menghampiri Earl kemudian mengecup pucuk kepala Earl, membuat mereka yang sedang berlalu lalang di sana menghentikan aktivitas mereka, tiga dosen pria yang sedang membaca koran itu pun sampai menjatuhkan koran mereka melihat pemandangan tak terduga di depan mata mereka

Mata Pak Dirga seketika menatap mereka berdua dengan tatapan memicing, "Jangan bilang suara semalam itu berasal dari kalian berdua...." Tudingannya pada Earl dan Grey membuat para mahasiswa yang ada di sana dengan kompak berkata,

"Hah?!"

Wajah Earl seketika berubah menjadi merah semerah udang rebus dan semerah pantat monyet mendengar tudingan sang dosen yang sejak awal sangat suka menggoda nya. Sementara itu, Grey yang tersenyum sembari menggaruk kepalanya kemudian melakukan pembelaan,

"Pak, semalam ada yang lebih berisik daripada kami berdua," ia melirik pada Jafiz yang menatapnya dengan melotot. Grey tersenyum simpul setelah menyadari, bahwa tanpa langsung ia mengakui semalam mereka melakukan 'sesuatu'

Mendengar pengakuan Grey, beberapa orang segera menyadari sesuatu

"Dimana pak Kenji berada? Biasanya dia yang bangun pagi sekali,"

Alvarez yang baru saja datang dari dapur sembari membawa kopi yang ia seduh sendiri menatap Jafiz yang terlihat gugup. Ia sedikit terkejut melihatnya seperti itu. Bukankah ini artinya, yang dimaksud oleh Yan tadi adalah Jafiz dan Kenji?

Julio berbisik pada Earl, "Apakah yang dimaksud Yan itu adalah pak Kenji?" Earl mengangkat bahunya kemudian menggelengkan kepalanya, "Tapi, dengan siapa dia melakukannya? Aku tidak melihat dia dekat dengan siapapun di sini...."

Semua orang mencoba mengingat-ingat, ketika pak Kenji meninggalkan mereka semalam, siapa lagi yang tidak ada di sana, dan dengan kompak pandangan mereka jatuh pada Jafiz yang wajahnya berubah jadi pucat setelah tadi ia tersenyum lebar

Pak Dirga, "Kau," ia mengarahkan jari telunjuknya pada Jafiz, "apakah itu kau?"

Di sana ada lebih dari sepuluh pria, dan mereka semua menoleh pada Jafiz yang dituding sebagai pelaku oleh pak Dirga yang menatapnya dengan tatapan yang makin memicing

Belum sempat Jafiz menjawab, tiba-tiba Kenji muncul dengan mengenakan kaos oversize yang kemarin dipakai oleh Jafiz, membuat mereka yang memiliki daya ingat yang tinggi merasa suspicious

"Narendra, kemari,"

Kemudian Kenji pergi dn berjalan menyusuri lorong, diikuti oleh Jafiz yang berada di belakangnya dengan patuh. Mereka berdua meninggalkan keadaan ruang makan dan ruang tamu yang masih chaos, ditambah dengan fakta bahwa Kenji mengenakan kaos milik Jafiz, membuat mereka semakin percaya kalau orang lain yang berisik selain Grey dan Earl, adalah mereka berdua

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang