twenty

198 29 4
                                    

Earl menggigit dan mengulum bibirnya ketika melihat pemandangan romantis dihadapannya. Kenji yang menggenggam tangan Jafiz sembari tersenyum yang juga dibalas oleh yang lebih muda. Tanpa sadar wajahnya berubah menjadi warna merah

"Lihatlah wajahmu, kenapa jelek sekali?" Earl menoleh ke arah seseorang yang baru saja datang dengan tatapan permusuhan. "Merah, seperti pantat monyet."

"Kau mengatai ku seperti monyet?!"

Grey menggelengkan kepalanya, "Apakah kau tidak pernah ke kebun binatang? Pantat monyet memang berwarna merah, jika sedang bernafsu." Grey mengucapkan kalimat terakhir sembari berbisik pada Earl yang segera memukul lengannya dengan kuat

"Apakah tidak ada perumpamaan yang lain? Kenapa kau selalu menggunakan pantat monyet untuk mengatai ku?"

Grey duduk dan memeluk Earl dari belakang, "Karena di kehidupan yang sebelumnya aku adalah pohon dan kau adalah monyet." Karena kesal, Earl mencubit lengan Grey yang memeluknya dengan kukunya yang panjang

"Bukan monyet, kera! Kera putih sakti!"

Yang mereka bicarakan adalah ramalan yang ada di sebuah website yang ditemukan oleh Julio. Karena Earl penasaran, jadi dia mencobanya dengan Grey. Namun, hasilnya benar-benar membuatnya sedikit kesal. Grey mendapatkan siluman pohon pagoda, sedangkan dirinya malah mendapatkan kera putih, jadi dia mengarang nama sakti di belakang

"Baiklah, kau adalah kera, itu lebih cocok." Grey menempelkan pipinya pada pipi Earl kemudian melirik Jafiz dan Kenji yang menatap mereka berdua, "Daripada siluman serigala dan siluman ular, jika mereka berdua menikah, bagaimana bentukan anak mereka nanti?"

Dua orang yang mendapatkan serigala dan ular itu menatap Grey yang menjulurkan lidahnya mengejek dengan tatapan yang tajam

"Siapa serigala dan ular itu?"

Grey sedikit terkejut mendengar pertanyaan pria cantik-nya yang polos, sedangkan Kenji dan Jafiz hanya bisa menghela napas panjang dengan lelah. Rasanya mereka benar-benar telah menemukan si bungsu di rumah ini

"Itu mereka berdua, Kenji adalah si ular, sedangkan Jafiz adalah serigala."

Mata Earl kembali berbinar, "Kalian juga mencoba website itu?!" Ia bertanya pada Kenji dan Jafiz yang menggelengkan kepalanya, membuat keningnya berkerut

"Untuk apa? Kami tak sengaja bertemu dengan seorang peramal di jalan empat bulan lalu. Bukan di sini, tapi di China."

Mata Earl terbelalak ketika mendengar jawaban Jafiz yang membuatnya tercengang. Dia pikir Jafiz bukanlah orang yang akan mempercayai ramalan dan akan membencinya, ternyata malah sebaliknya

"Sudah, jangan terlalu lama bicara dengannya, aku cemburu." Grey menarik Earl hingga pemuda tersebut berbalik menatapnya dengan tatapan malas

"Dia adalah temanmu, sekaligus tunangan kakakmu. Kau kira aku akan berpaling darimu dengan semudah itu? Kalau aku bisa, aku sudah melakukannya sejak lama. Bye!"

Grey tersenyum lebar menatap punggung pemuda cantik yang berjalan menjauh dari mereka dan setelah Earl menghilang di lorong, ekspresinya berubah menjadi kaku. Dia menatap Kenji yang segera menganggukkan kepalanya dan menyusul Earl untuk pergi dari sana, menyisakan Grey dan Jafiz

"Dirga Aditya," Grey bergerak mendekat kepada Jafiz kemudian berbisik, "salah satu dari empat pelaku saat itu."

Mata Jafiz segera terbuka dengan lebar mendengar informasi yang sangat mengejutkan ini. Kini orang yang dia benci bertambah satu orang, dan lagi-lagi dia adalah anak buah Sena

"Semua orang yang ku benci berasal dari Sena? Aku kira akan ada satu yang berbeda, ternyata sama saja. Uang miliaran seperti itu di dua puluh tahun lalu itu sangat banyak. Aku yakin, sisanya masih ada sampai sekarang."

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang