Angin malam yang dingin menabrak wajah dingin Grey yang sedang menutup matanya. Di belakangnya, ada beberapa orang yang berlutut dengan satu kaki dan di sampingnya ada Julio dan Jafiz yang mengernyitkan keningnya
"Aaron," yang dipanggil oleh Grey segera berdiri, "kau tidak melakukan apapun padanya, bukan? Aku khawatir kau tidak terima dengan hubungan ku dan dia, lalu kau jadi gelap mata dan mengkhianati kepercayaan ku."
Aaron yang dengan cepat menggeleng: "Tentu saja tidak! Aku sama sekali tidak menyentuh nya. Jangankan menyentuh, hanya sekedar menatapnya saja, aku sama sekali tidak berani. Lagipula, bagaimana aku bisa bekerja sama dengan ayahnya jika ayahnya saja membenci ku?" ucapnya dengan tegas
Grey menganggukkan kepalanya, "Masuk akal." Pemuda tinggi itu hampir mencurigai seluruh anak buahnya yang sudah pasti akan setia padanya, dan tidak akan berpaling darinya, karena mereka sendiri tahu konsekuensi yang akan mereka dapatkan jika mereka melakukannya
Grey, yang mengumpulkan lebih dari dua puluh anak buahnya di atas bukit dengan cuaca yang agak sedikit mendung bahkan sudah hampir hujan, membalikkan badannya kemudian menatap ke arah mereka semua satu-persatu dengan tatapan yang tajam. Matanya menyusuri dua puluh sembilan anak buahnya dan tidak menemukan hal yang aneh, kecuali angka besar ini
"Dimana Dimas?" Itu adalah nama dari orang yang tidak hadir di sini. "Aku tanya dimana Dimas?!"
Dua puluh delapan orang yang berlutut tersentak karena terkejut, lalu dengan suara yang bergetar mereka semua dengan serentak menjawab, "Tidak tahu," membuat Grey makin marah besar
Tangannya mengambil Revolver Ruger GP100 yang dia selipkan di kantong jaketnya dan menembak salah satu anak buahnya yang merupakan orang yang paling dekat dengan Dimas. Matanya yang tajam telah melihatnya mencoba untuk melarikan diri saat ia bertanya mengenai Dimas. Tapi sangat di sayangkan, sebelum dia berhasil melarikan diri, Grey sudah menembak nya hingga tewas di tempat
"Grey!"
Pemuda tinggi tersebut menoleh ke belakang menatap Jafiz yang tadi berteriak memanggil namanya. Dia tahu, Jafiz adalah orang yang sangat membenci darah orang lain, tapi Jafiz juga tahu bahwa Grey adalah orang yang sangat mudah menumpahkan darah orang lain
"Aku tahu, tapi dia berkhianat." Grey kembali menghadap ke arah mereka yang masih berlutut kemudian kembali bersuara dengan suara yang berat namun mengintimidasi, "Jika kalian berkhianat, kalian sudah tahu apa akibatnya, bukan?"
Lalu Grey menghampiri Jafiz kemudian terkekeh, "Kau tidak perlu takut, keluarganya sudah menjual dia pada ayahku, jadi yang membereskan semua ini bukan kau, tapi ayahku." Ucapnya pada Jafiz yang wajahnya sudah pucat pasi dan menganggukkan kepalanya
Grey mengalihkan pandangannya pada Julio, "Kau bawa anak ini pulang, aku akan menemui Azkia, aku meninggalkannya saat dia tidur tadi." Lalu ia melajukan motornya menuju rumah Earl
Dengan kecepatan tinggi, Grey dengan motor Honda CBR150R miliknya membelah jalanan malam yang sangat sunyi, tak ada satu kendaraan pun berada di sana, bahkan pejalan kaki juga tidak ada, membuatnya dengan leluasa membawa sepeda motornya dalam kecepatan yang tinggi
Sesampainya di rumah Earl, Grey tidak langsung mengetuk pintu karena mendapatkan pesan dari Kenji yang mengatakan kalau Jafiz pingsan setelah diantarkan oleh Julio ke rumah
"Ck, aku rasa dia hanya membohongimu, Eiwa Kenji."
"Kenapa kau lagi?"
Grey mengangkat satu alisnya melihat ayah Earl yang membuka pintunya. Apalagi orang itu bertanya padanya dengan nada yang sangat enggan
Grey menyimpan ponselnya dalam kantong, "Apa ada masalah? Aku juga bukannya menemui mu."
Lalu tanpa sopan santun Grey masuk ke dalam rumah dan langsung berjalan menuju kamar Earl, mengabaikan umpatan dari Ravindra. Sesampainya di depan pintu kamarnya, Grey mendengar suara isakan dari dalam dan dengan panik Grey segera membuka pintu yang menjadi penghubung dua ruangan tersebut dan menemukan Earl terduduk di atas ranjangnya sembari memeluk lututnya dan menatapnya sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
RomanceEarl dan Grey, sahabat kecil yang dipisahkan karena keegoisan keluarga Grey, membuat mereka berpisah selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mereka bertemu lagi dan kembali menjadi sahabat Tapi siapa sangka, sahabat sekaligus cinta pertamanya itu men...