ten

280 30 3
                                    

Satu bulan telah berlalu, dan hari libur pun tinggal menghitung hari. Karena beberapa mahasiswa lokal dan mahasiswa pertukaran masih ada yang tidak mau berkenalan, entah karena malu atau ada hal yang lainnya, dosen Kenji mengusulkan pada mereka untuk mengadakan aktivitas bersama

Setelah mengurus perizinan dan yang lainnya, dosen Kenji mengusulkan bahwa mereka satu kelas akan dibawa ke sebuah kawasan villa yang lumayan besar dan cukup bagi mereka yang hanya berjumlah dua puluh orang, bahkan sebagian besar adalah laki-laki dan yang perempuan juga bisa dihitung hanya dengan jari

Karena kapasitas tinggal dua villa yang akan di sewa cukup untuk sekitar lima belas orang, maka para mahasiswa diperbolehkan untuk mengajak orang luar, terutama mereka para perempuan yang hanya memiliki sembilan anggota

"Tidak!"

"Ayolahhh..."

Earl berbalik menatap Julio, "Aku bilang tidak ya tidak. Aku sudah kapok satu kamar dengan mu." Kemudian ia membalikkan badannya dan berlari menjauh dari Julio yang terus mengejarnya

Adegan kejar-kejaran ini berawal dari Julio, yang setelah mendengar bahwa yang memutuskan untuk roommate adalah mereka sendiri, langsung meminta Earl untuk menjadi teman sekamarnya, dan tentu saja Earl mana mau. Sejak mereka berdua kenal, jika ada acara seperti ini, Julio pasti akan merengek meminta pada Earl untuk satu kamar dengannya, Earl pun tidak menolaknya karena pada saat itu dia tidak memiliki teman lain selain Julio. Tapi sekarang, dia sangat ingin tinggal satu kamar bersama dengan teman barunya, Yan

"Yan! Yan, tolong aku, Yan!"

"Ternyata dia adalah tipe orang yang mengejar, bukan yang dikejar," Grey menolehkan kepalanya pada Jafiz yang tiba-tiba saja berbicara dengan tidak masuk akal, kalau kata anak sekarang itu namanya asbun

Jafiz mendekat pada Grey yang masih sibuk dengan catatannya, "Taruhan, bocah itu akan membawa siapa," mata Jafiz menatap Earl dan Julio yang masih berlarian mengelilingi kelas

"Ada apa denganmu hari ini?" Grey menatap aneh Jafiz yang entah kenapa bisa sangat moody hari ini, "Apakah Kenji mengabaikan mu?"

"Diam!"

Grey menghela napas lelah mendengarnya. Sudah bertahun-tahun, dan dia selalu menjadi samsak saat kedua sejoli itu sedang bertengkar, atau saat Kenji merajuk dengan Jafiz. Entah kenapa dia selalu berada di tengah mereka berdua??

Ia menggelengkan kepalanya kemudian berdiri dan beranjak pergi, meninggalkan Jafiz yang menatapnya sambil tersenyum tipis. Sebelum ia benar-benar pergi dari kelas, ia memanggil Earl yang masih di kejar oleh Julio,

"Earl," ia melambaikan tangannya menyuruh Earl untuk datang padanya dan setelahnya ia memeluk pinggang Earl, membuat sang empu terkejut hingga wajahnya memerah, kemudian mengajaknya pergi dari sana, meninggalkan Julio yang kesal

"Temanmu itu benar-benar menyukai Earl, atau mencintainya?!" Tanya Julio dengan kesal pada Jafiz yang tak pernah ada niatan untuk menjawab pertanyaannya. Pemuda itu malah membereskan barang-barangnya kemudian pergi meninggalkannya

"Dua orang ini sangat untouchable!"

•••

"Yan," Grey mendongakkan kepalanya pada Earl yang memanggilnya, "boleh aku satu kamar dengan mu? Aku tidak ingin terjebak dengannya lagi, aku mohon...."

Grey menegakkan tubuhnya sembari menutup buku yang sedari tadi ia baca. Tangan Grey bergerak mengambil minumannya dan meminumnya dengan canggung. Ini pertama kalinya dalam hidupnya, dia melihat mata Earl berbinar-binar secara langsung, membuatnya merasa sedikit gugup, namun tak lama kemudian dia menganggukkan kepalanya

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang