nine

283 38 14
                                    

Melihat waktu yang terus berjalan dan karena tak mau menjadi gendut karena makan terlalu larut, tuan Mahendra pun menjamu mereka dengan berbagai makanan di atas meja makan, membuat mata Earl berbinar sebab melihat banyaknya makanan juga separuh dari nya adalah makanan kesukaannya

Ia menatap tuan Mahendra yang kemudian menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis, lalu ia menyantap makanan yang telah di sediakan dan mengambil sedikitnya lima lauk, yang mana kelima lauk tersebut adalah makanan kesukaannya

Earl terlalu fokus makan hingga tak menyadari ayahnya yang duduk di sampingnya sudah berkeringat dingin semenjak tuan Mahendra yang muncul di hadapannya, juga cercaan dari beberapa pelayan yang sudah tidak menyukainya di hari pertamanya menginjakkan kakinya di rumah besar ini

Di sisi lain, Earl yang fokus dengan makanannya juga bertanya-tanya, bagaimana bisa dosen yang mengajarnya di kampus bisa berada di sini, bahkan memanggil tuan Mahendra dengan sebutan 'ayah'. Padahal, sejak ia bisa mengingat, Grey sama sekali tidak memiliki kakak, alias dia adalah anak tunggal sama seperti Earl. Tapi ia tak memusingkan hal itu dan terus fokus menyantap makanannya yang terasa sangat enak

Hingga setelah hanya dua menit berlalu, ia merasa perutnya mules, serasa ingin buang air besar. Tapi karena makanannya masih belum habis, jadi ia memutuskan untuk menghabiskan makanannya dulu sebelum ia meminta izin untuk pergi ke toilet nanti

Benar saja, setelah Earl menghabiskan makanannya yang ada di piring hingga hanya tersisa bumbu-bumbunya, ia melirik tuan Mahendra kemudian bertanya, "Maaf, tapi bolehkah aku pergi ke toilet?"

Tuan Mahendra terkekeh mendengarnya, "Tentu saja," beliau menatap salah satu pelayan wanita kemudian memerintahkannya untuk menemani Earl pergi ke toilet, karena tidak mungkin Earl yang baru pertama kali datang ke rumahnya mengetahui posisi toilet nya

Earl beranjak pergi mengikuti pelayan wanita tersebut, meninggalkan tuan Mahendra sendirian bersama kedua orangtuanya dan beberapa pengawal, sedangkan pelayan wanita semuanya diperintahkan untuk pergi. Sementara itu, Kenji yang tadi duduk di samping ayahnya, pergi setelah menyadari bahwa ini bukanlah urusannya lagi

Senyuman yang tadi menghiasi wajah tuan Mahendra telah mengendur, dan tatapannya yang ramah tadi telah digantikan dengan tatapannya yang tajam. Beliau menatap tajam ayah Earl yang berkeringat dingin

Tuan Mahendra mengulurkan tangannya dan menerima iPad dari tangan pengawal pribadinya kemudian meletakkan benda pipih yang menunjukkan sebuah video tidak senonoh. Video tersebut bukanlah video tidak senonoh sembarangan,

"Aku menyuruhmu untuk menjaga Azkia, tapi apa yang terjadi di video ini?"

Itu adalah video ketika Earl, yang tidak sadarkan diri dalam keadaan telanjang dan ada beberapa tangan yang menggerayangi tubuh halusnya, yang menandakan bahwa tidak hanya ada satu orang yang hendak melecehkannya

"Apakah ini yang kau maksud dengan menjaga?"

Ayah Earl, Ravindra, menatap tuan Mahendra dengan tatapan terkejut. Sungguh, dia pikir tuan Mahendra akan melakukan hal yang sama padanya beberapa waktu lalu, tapi ternyata hanya bertanya mengenai hal tidak berguna ini?

"Itu adalah salahnya, dia yang memilih orang itu untuk menjadi kekasihnya."

Tuan Mahendra terkekeh, "Salahnya? Itu adalah salahmu karena kau tidak memperhatikannya." Tuan Mahendra menatap Ravindra dengan tatapan yang semakin tajam. Keluar berdiri dari duduknya kemudian berjalan mendekati Ravindra yang sudah pucat pasi

Tuan Mahendra menarik kursi Ravindra hingga membuatnya menatap tuan Mahendra, "Itu adalah salahmu, yang tidak pernah peduli padanya. Yang hanya kau pedulikan adalah reputasi mu. Kau selalu berpikir, jika orang lain tahu kalau anakmu adalah seorang gay, itu akan memengaruhi bisnis mu, bukan?"

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang