sixteen

266 28 14
                                    

Earl duduk di bawah pohon yang rindang dengan ekspresi yang murung. Ia sangat-sangat menyesal sekaligus kebingungan. Ia menyesal kenapa ia tak jujur pada Yan yang mencintainya dengan tulus soal Grey, ia juga kebingungan dengan seluruh keluarga Mahendra yang semuanya berhubungan dengan dirinya

Mulai dari Grey, orang yang menjadi cinta pertamanya, lalu Aaron, yang merupakan mantan kekasihnya yang juga berasal dari keluarga Mahendra, tiba-tiba pemuda itu menjadi bawahan orang yang dia cari-cari selama belasan tahun, dan sekarang ada Yan, yang ternyata juga merupakan seorang Mahendra

Kini ia merasa bahwa semua hal yang ia alami adalah bentuk konspirasi. Entah apakah pemikirannya ini benar atau salah, tapi ia selalu merasa kalau ia adalah orang yang paling bodoh, karena tidak mengetahui apapun

Ia bahkan baru tahu kalau sang mantan kekasih dan kekasihnya sekarang, adalah bagian dari keluarga besar Mahendra setelah mereka menjalin hubungan. Meskipun kepercayaannya pada keluarga Mahendra sempat pupus karena kelakuan Aaron, tapi nyatanya dia sama sekali tidak bisa melupakan Grey

Dan mungkin, sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa melupakan cinta pertamanya itu

Merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya, Earl menolehkan kepalanya dan ia tersentak ketika melihat sang kekasih tampan sudah duduk di sampingnya sembari memeluk kakinya yang panjang

Earl menatap wajah Yan dengan sangat lekat. Dia selalu merasa bahwa wajah tampan kekasihnya ini mirip dengan seseorang, tapi dia sama sekali tidak bisa mengingatnya dengan jelas

"Maafkan aku..."

Ucap Yan secara tiba-tiba, membuat Earl yang masih melamut menatap wajahnya terkesiap karena kaget. Earl menundukkan pandangannya menatap rumput yang menjadi penghalang antara pantat mereka dan tanah

"Kenapa kau meminta maaf?"

Yan menghela napas, "Aku telah berkata kasar padamu. Aku sama sekali tidak memikirkan perasaanmu."

Kali ini Earl lah yang menghela napasnya, tetapi disertai dengan suara isakan yang samar, "Aku yang salah, aku telah meragukan mu..."

Mendengar suara isakan di sampingnya, Grey tak bisa menahan diri untuk tidak membalikkan separuh padannya menghadap Earl yang makin terisak. Dengan panik Grey langsung memeluk erat tubuh kekasihnya yang menangis seperti anak kecil di dalam pelukannya

"Aku- Aku yang bersalah karena mengatakannya..."

Grey mengusap kepala Earl dengan sangat halus dan tulus. Ia bisa merasakan dadanya mulai basah karena air mata kekasih cantiknya yang membasahi, membuat hatinya merasa sakit. Kali ini, alasan air mata Earl turun dalah dirinya sendiri, untuk kesekian kalinya, air mata berharga Earl membasahi pipi karena dirinya

Grey mengingat selama beberapa tahun terakhir, Earl tidak pernah menangis. Tangisan terakhir nya adalah ketika video tidak senonoh yang diambil oleh Aaron tersebar beberapa tahun yang lalu, dan setelahnya dia sama sekali tidak meneteskan air mata. Bahkan setelah bertengkar hebat dengan ayahnya, dia sama sekali tidak mengeluarkan air mata

Akan tetapi kali ini, pemuda cantik itu benar-benar meneteskan air matanya, bahkan hingga membuat hidungnya tersumbat

Keadaan Earl saat ini mengingatkan Grey pada perpisahan mereka empat belas tahun yang lalu. Ia masih ingat dengan jelas penampilan Earl kecil yang begitu berantakan, berlari tanpa alas kaki mengejar mobil yang melaju jauh dihadapannya, membuat kakinya terluka hingga noda merah mewarnai jalanan aspal yang berwarna hitam

Grey mencium kecil kepalanya berulang kali sembari tetap mengelus kepala kekasihnya dengan sabar. Ia merasakan cengkraman di kaosnya terasa semakin mengendur dan perlahan Earl keluar dari pelukannya

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang