twenty six

177 27 15
                                    

One month later

"Sial! Bocah ini selalu menghalangi. Jika seperti ini terus, usaha kita berdua akan gagal."

"Bukankah sudah aku bilang? Lakukan lebih cepat. Sudah terlambat untuk mengeluh sekarang. Yang harus kita lakukan sekarang adalah menghalanginya untuk bisa bertemu dengan kolega-koleganya besok."

"Tapi bagaimana? Bocah itu selalu bekerja di balik layar, tidak ada siapapun yang tahu bagaimana tampangnya."

"Kau ingat, ada orang yang khusus aku masukkan ke dalam pasukannya? Dia adalah kunci dari rencana kita."

"Dimas? Dia benar-benar menjadi anak buahnya?"

"Ya, Dimas. Sekarang, dia adalah kunci kita untuk melakukan segalanya."

Ditengah obrolan mereka, tiba-tiba terdengar suara benda yang pecah dari luar ruangan. Dengan segera mereka berjalan dan membuka pintu, kemudian menemukan Earl yang sedang berjongkok membersihkan pecahan gelas kaca

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Earl mendongak menatap ayahnya kemudian menunjukkan pecahan gelas yang berada di tangannya. "Membersihkan ini tentu saja, tanganku terlalu licin dan minuman ku terasa panas, makanya bisa terjatuh dan pecah." Lalu ia kembali membersihkan pecahan kaca yang berserakan

"Kau mendengar pembicaraan kami?"

Earl hanya melirik ayahnya tak menjawab apapun dan fokus memunguti pecahan gelas kaca yang banyaknya minta ampun. Tiba-tiba ia merasakan pipinya di cengkram dan dibawa naik ke atas, ia melepaskan semua pecahan yang ada di tangannya dan benda tajam itu kembali berserakan

"Kalau kau sampai memberitahu siapapun tentang hal ini, habis kau."

Earl memutar bola matanya, "Aku akan memberitahu siapa? Paman Gamaliel juga tidak akan peduli dengan rencana busuk kalian. Anaknya, aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya. Temanku? Temanku hanyalah Yan dan Julio, dan mereka tidak mengetahui apapun tentang keluarga itu. Lalu, apa manfaatnya aku memberitahu mereka? Tidak penting."

Earl melepaskan tangan ayahnya kemudian melangkah begitu saja menuju kamarnya, meninggalkan belasan pecahan kaca di depan ruang kerja ayahnya yang merencanakan hal buruk untuk kekasih tercintanya

Ia tentu saja berbohong, berulang kali, pada orang yang menjadi ayahnya itu. Tentu saja, ia akan memberitahukannya pada Grey mengenai rencana busuk orang kolot, yang tadi bersama dengan Aliando Graham Sena, pemimpin Sena Group, saingan dari keluarga Mahendra

Earl berbaring telungkup di atas kasurnya sembari memandangi layar laptop yang masih menunjukkan gambarnya sendiri sambil mulutnya mengunyah dan tangannya memegang gummy candy. Ia tersenyum manis ketika melihat wajah tampan kekasihnya muncul di sana

"Ada apa? Sangat tumben kau menghubungiku lewat laptop,"

Earl tertawa kecil sembari menyuapkan gummy candy itu ke mulutnya sendiri, "Tidak ada, aku hanya merindukan orang yang sedang berkencan dengan tumpukan kertas ini." Jawabnya menyindir Grey yang memang sedang berkutat dengan banyaknya kertas

Grey yang memang sedang memegang sebuah berkas tersenyum sembari memejamkan matanya dan mendongakkan kepala. "Wajar saja, aku ada di kantor sekarang. Kalau aku berkencan dengan selimut, itu artinya aku sedang ada di kamar ku."

Wajah Earl merengut mendengarnya, "Kau tidak akan mengajak ku untuk pergi berkencan? Sejak kau menduduki posisi itu, kita berdua bahkan jarang bertemu...."

"Maafkan aku, karena terlalu sibuk. Orang tua ini memberi ku banyak tugas, aku bahkan sulit untuk bernapas, karena dia mengawasi ku langsung." Lalu Grey memutar laptopnya dan menunjukkan ayahnya yang sedang duduk di hadapannya dengan tersenyum dan melambaikan tangan pada Earl

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang