six

408 42 15
                                    

Pagi ini Earl tidak kelihatan baik-baik saja. Pertengkaran hebat antara dirinya dan ayahnya semalam menjadi salah satu alasannya, akan tetapi alasan utamanya adalah foto-foto yang dikirimkan ke rumahnya, bahkan di tengah malam ada yang meletakkan kotak yang berisi foto-foto yang sama, entah bagaimana caranya

Kepala Earl yang sudah pusing, makin ingin meledak rasanya ketika mendengar suara tawa dari temannya yang sangat menggelegar. Ia menatap Julio yang baru saja masuk ke kelas dan duduk di sampingnya dengan tatapan tajam, dan secara tiba-tiba ia teringat dengan pemandangan kemarin

Matanya yang tajam segera turun ke bibir Julio, dan benar saja ada bekas luka di sana. Ia kembali menatap Julio yang menatapnya dengan tatapan bingung

"Ada apa dengan dirimu? Tidak biasanya kau diam di pagi hari begini."

Sebelum Earl menjawab pertanyaan Julio, ponselnya bergetar dan ia mengernyitkan keningnya ketika melihat ada sebuah pesan dari unknown number. Pesan yang disertai dengan foto dirinya dan Julio yang sedang duduk di sampingnya, pesan itu berbunyi,

|Selamat pagi sayang
|Jangan lupa semangat

Ia segera mendongakkan kepalanya menatap kearah pintu dan betapa terkejutnya ia ketika tak melihat siapapun. Bagaimanapun, foto yang dikirimkan olehnya adalah skenario hari ini, dimana Earl dan Julio memakai baju yang tak pernah mereka pakai secara bersamaan sebelumnya, jadi foto itu sudah jelas baru saja diambil

Ia kembali menatap ponselnya kemudian menatap pintu dan matanya melihat sosok yang sangat ia kenal masuk kedalam kelas bersama dengan dua orang dibelakangnya. Yang satu salah temannya, dan yang satu adalah dosen mereka yang baru

"Apakah salah satu dari mereka yang mengirim nya?" Tanya Julio yang baru saja mengintip ponsel Earl kemudian mengikuti arah pandang Earl yang menatap kearah pada tiga orang yang baru saja masuk kedalam kelas

"Tidak mungkin, untuk apa mereka melakukannya? Dengar, aku memiliki nomor Yan dan kami juga bertemu kemarin, lalu temannya itu, aku tidak memiliki masalah dengannya, dan yang terakhir, kenapa dosen muda itu harus melakukan hal ini, sedangkan dia sudah memiliki tunangan?" Earl menyimpan kembali ponselnya, "Lagipula, aku sudah mendapatkan teror semacam ini sejak semalam."

Mata Julio terbelalak dan langsung menoleh pada Earl, sebelum ia melontarkan pertanyaan, sang dosen telah menyela dengan mengucapkan selamat pagi, menandakan kelas telah di mulai

Kehidupan mereka sebagai mahasiswa jurusan perfilman cukup menyenangkan, meski akan ada masanya kepala mereka hampir meledak ketika memikirkan tugas yang hampir mendekati deadline tapi masih belum selesai, apalagi jika itu berhubungan dengan pembuatan film

Ditengah-tengah penjelasan sang guru, ponsel Earl kembali bergetar, dan lagi lagi ketika di cek, itu adalah unknown number yang mengirimkan fotonya yang sedang fokus mendengarkan materi yang diberikan. Ia segera menoleh kearah kanan, sebab angel dari foto tersebut berasal dari kanan, dan mencari orang yang sekiranya mencurigakan, tapi ia tak menemukan siapapun, kecuali satu orang, Jafiz

"Azkia?" Mendengar namanya dipanggil, sontak Earl kembali menatap kearah sang dosen yang sudah berdiri di hadapannya, "Apakah kau mendengarkan aku?" Earl menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Kalau begitu lihat kedepan."

Earl pun menghela napasnya kemudian ia menatap lurus ke depan, mencoba untuk tetap fokus, mengabaikan getaran di ponselnya yang makin lama makin menjadi, dan karenanya, Earl langsung mematikan daya ponselnya agar ia tak terganggu lagi

•••

"Jadi, apakah kau masih belum tahu siapa pengirimnya?"

Earl menggelengkan kepalanya dengan lesu menjawab pertanyaan Julio. Setelah tadi ia menunjukkan semua yang dikirimkan oleh si nomor tidak dikenal itu padanya, Julio mulai menjadi dramatis, seolah orang yang dikirim teror menyeramkan itu adalah dirinya, yang berakhir terkena cubitan maut Earl yang membuatnya akhirnya berhenti membuat drama

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang