eleven

245 25 5
                                    

Setelah berdiskusi, akhirnya mereka secara sepakat antara dewan kampus dan para mahasiswa akan mengadakan acaranya tanggal sebelas dan akan menginap sekitar lima hari empat malam

Karena mengajak seluruh mahasiswa yang berjumlah dua puluh orang yang berbeda gender, akhirnya diputuskan kalau mereka akan menyewa dua buah villa di satu kawasan yang sama milik keluarga Mahendra

Villa yang satu ini berada di kawasan lima ratus meter persegi, dengan total ada dua villa berada di dalamnya, cocok untuk mereka. Di sekeliling dua villa tersebut terdapat pagar yang tinggi menjulang, membuatnya menjadi terpisah dengan beberapa villa yang lain, dan membuatnya menjadi terlihat seperti private villa

Keuntungan menyewa villa cukup menguntungkan. Sebab mereka tak harus khawatir dengan aktivitas mereka yang entah akan mengganggu tetangga kanan kiri atau tidak, lagipula lokasi villa ini sedikit jauh dari villa yang lainnya, membuat mereka lebih leluasa melakukan apapun

Dan di sinilah mereka sekarang. Villa keluarga Mahendra yang tampak sederhana akan tetapi bagian dalamnya terlihat sangat mewah. Keluarga Mahendra memang pandai menyembunyikan kekayaan dalam balutan sesuatu hal yang sederhana

Villa ini terdapat lumayan jauh dari pusat perkotaan dan menempuh perjalanan selama lima jam lamanya. Ketika mereka telah sampai di villa, jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, dengan wajah-wajah para mahasiswa yang terlihat mengantuk

Earl mengerutkan keningnya saat ia mendengar kata sewa keluar dari mulut sang dosen waktu itu, padahal tanpa menyewa pun dia tetap bisa menempati tempat itu tanpa siapapun yang bisa mencegahnya. Bagaimanapun, dia tetaplah tuan muda pertama keluarga Mahendra

"Kau benar-benar tidak mau sekamar denganku...."

Earl menoleh dengan tatapan jijik menatap Julio yang lagi dan lagi membuat drama yang membuatnya sedikit muak. Jari telunjuk Earl mendorong kening Julio yang jaraknya hanya beberapa sentimeter dari wajahnya, membuatnya dapat merasakan napas Julio yang panas

"Masih ada banyak orang, tidak harus dengan ku," Earl berkata dengan tersenyum akan tetapi dia menyimpan kejengkelan di dalam hatinya pada Julio yang tak pernah melepaskannya, "lagipula aku sudah sepakat dengan Yan, dan aku sudah menuliskan nama ku dan namanya waktu itu."

"Sekarang, kalian semua masuk kedalam dan bereskan barang-barang kalian. Kita akan berkumpul lagi jam tiga sore di halaman." Ujar salah seorang dosen

Earl menoleh dengan terkejut ke samping ketika merasakan beban di tangannya tiba-tiba menghilang. Itu adalah Grey yang menenteng tas miliknya sendiri dan milik Earl yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tas miliknya

"Ayo,"

Earl segera menganggukkan kepalanya dan mengikuti Grey yang berjalan menuju kamar mereka. Sebelum itu, ia menolehkan kepalanya pada Julio kemudian menjulurkan lidahnya mengejek, baru ia berjalan mengikuti Grey

"Bukankah kau sudah satu kamar dengan asisten dosen itu?" Julio menoleh pada Jafiz kemudian meringis sambil menganggukkan kepalanya dua kali. "Sudah bagus dengan pacarmu, malah mengemis pada kekasih orang lain." Lanjut Jafiz dengan cepat kemudian ia berjalan melewati Julio yang lagi dan lagi mematung

Mata Julio berkedip cepat, "Eh? Dia juga tahu hubunganku dengan Alvarez???"

•••

"Aku tidak mengira hanya akan ada satu kasur...."

Earl segera merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah mereka berdua masuk kedalam kamar, sembari memijit punggungnya yang terasa sedikit nyeri, biasa, remaja jompo

"Apakah ada orang dalam?" Earl menoleh pada Grey dengan tatapan bingung, "Maksudku, villa di sini cukup sulit untuk disewa, karena ini adalah kawasan private, dan jika tidak ada orang dalam akan sulit mendapatkannya...."

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang