22. Office gathering plan

102 24 39
                                    

Luka yang telah hilang dan mengendap di dasar hati paling dalam, kini kembali di paksa untuk mengingat semua penyebab luka itu ada.

.
.
.

Sohyun menatap Taehyung dengan khawatir, apalagi saat pria didepannya ini tak bergerak sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sohyun menatap Taehyung dengan khawatir, apalagi saat pria didepannya ini tak bergerak sedikitpun.

Kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuh, pupil matanya bergetar hebat dengan seluruh tubuhnya yang tremor.

Sajang-nim!” panggil Sohyun, tapi tetap tak di gubris oleh Taehyung.

Dengan perlahan, Sohyun menyentuh pergelangan tangan Taehyung, betapa terkejutnya saat merasakan betapa dinginnya tangan yang Sohyun genggam itu.

Terlihat ada bulir-bulir keringat yang muncul dari dahi Taehyung, mengakibatkan rambut yang sudah rapih, kini menjadi lepek akibat keringat dingin.

Sohyun celingak-celinguk mencari siapa pun yang mungkin bisa ia mintai bantuan, tapi sebelum terealisasi, Taehyung sudah berjongkok membuat tangan mereka terlepas.

Sohyun pun ikut berjongkok, menatap Taehyung dan mengusap peluh di dahinya.

Sajang-nim, tolong jangan seperti ini. Saya benar-benar khawatir.”

Pupil mata yang tadi menjadi tak fokus, tiba-tiba berhenti dan menatap Sohyun sepenuhnya.

Nafas yang tercekat, dengan dada yang sesak, membuat Taehyung kesulitan mengambil oksigen.

Sohyun memang tidak tau apa yang terjadi, tapi hal ini sama persis seperti kejadian waktu itu saat di ruangan kantor nya Taehyung.

Sohyun menghembuskan nafas sejenak dulu, sebelum mengarahkan tangannya untuk menangkup pipi Taehyung dan mengusapnya secara perlahan.

“Saya tidak tau, kenapa sajang-nim menjadi seperti ini, tapi—yang bisa saya lakukan hanya membantu sajang-nim tenang.”

Sohyun diam terlebih dahulu untuk merangkai kata-kata, baru kemudian melanjutkan bicaranya, “Saya dulu juga penakut, bahkan dengan semua jenis serangga saya takut. Saya juga takut gelap, itu sebabnya saya tidak pernah mematikan lampu jika mau tidur. Tapi saat itu eomma bilang, kalau kita tidak perlu takut apapun selagi kita percaya, apapun yang kita takuti, dia tidak akan bisa menyakiti kita. Semua itu hanya bayangan yang menakutkan, sajang-nim.

Sohyun terus bercerita, membuat rasa takut Taehyung teralihkan dan fokus pada cerita Sohyun.

Tanpa melepaskan tangannya dari pipi Taehyung, Sohyun kembali bersuara, “Jika hal seperti ini terjadi lagi, sajang-nim bisa membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Tapi kalau tetap tidak bisa, bayangkan saja saya. Pikirkan ucapan saya ini. Saya yakin, sajang-nim bisa.”

Taehyung menatap Sohyun dalam, menyelami sorot mata wanita di depannya ini.

Tiba-tiba perasaan gelisah nya menguap entah kemana. Ucapan Sohyun, berhasil membuat Taehyung tenang.

SEDUCTIVE MY BOSS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang