07 | "2017"

100 33 6
                                    

Masih di hari yang sama. Leandra kini tengah merebahkan dirinya di atas ranjang. Hari ini cukup panjang dan melelahkan, tapi di balik itu, ada kejadian tak terduga yang membuatnya hilang akan penatnya, bertemu dengan keluarga Baskara.

Ia kembali merasakan kehangatan keluarga hari ini, Leandra merasa dihargai akan kehadirannya di rumah Baskara, termasuk oleh Papa dari Baskara.

Leandra ciptakan senyum di wajahnya, mengingat beberapa percakapan menyenangkan ia bersama keluarga Baskara. Rasa kesepiannya seakan tersapu jauh-jauh, rupanya kehadiran keluarga itu sangat berpengaruh.

"Pantas saja Baskara tumbuh jadi pria yang hebat, rupanya ia terdidik dari keluarga yang jauh lebih hebat," gumamnya mengingat sosok Baskara di benaknya.

Leandra mengambil ponsel miliknya, dilihatnya room chat bersama Baskara, isinya hanya saling bertukar kabar dan mengingatkan untuk menjaga kesehatan. Bisa terhitung jari, waktu Baskara di sana memang sangat padat, ditambah sinyal yang susah ia dapatkan di Pulau Sebatik sana.

"Baskara, saya bertemu keluargamu tadi. Keluargamu baik-baik saja di sini, kamu baik-baik juga di sana yaa."

Pesan itu ia kirimkan untuk Baskara, berharap mendapat balasan dengan cepat, tapi tidak mungkin.
Ia tutup kembali ponselnya setelah mengirim pesan tersebut. Matanya menatap langit-langit kamarnya, mengingat kembali percakapannya bersama keluarga Baskara tadi.

Flashback on

"Pah, ini Dokter Leandra, teman yang Baskara ceritakan itu," ucap Ibu Amara memperkenalkan Leandra pada Papa Baskara.

Leandra tersenyum kikuk, wajahnya memerah, lalu ia menyalami Papa Baskara. "Saya Leandra, Pak." Senyum merekah tergambar pada wajah Leandra maupun Papa Baskara.

"Ah ini Dokter Leandra, ya? Cantik sekali, pantas saja Baskara selalu menceritakannya pada kami," balas Papa Baskara membalas uluran tangan dari Leandra.

Mendengar kalimat itu, perasaan Leandra campur aduk, antara senang dan mungkin bingung? Siapa dirinya ini? Sampai-sampai, Baskara sudah membawa namanya pada keluarganya.

Kolonel (purn) Mahen Herdyan Jayaka, atau panggil saja Pak Jaya. Sosok tegas, seorang Ayah dari Baskara. Rupanya, memiliki sisi lembut juga meski terlihat cukup jutek, persis seperti Baskara. Profesi yang sama dimiliki oleh Pak Jaya, seorang perwira TNI-AD dengan pangkat yang cukup tinggi.

"Masuk, Nak. Sudah hampir malam, gak bagus diam di luar," lanjut Pak Jaya.

***

"Baskara memang begitu anaknya, susah sekali kalau disuruh istirahat. Pulang ke rumah pun hanya beberapa kali dalam seminggu, waktu dia banyak dihabiskan untuk bekerja," ucap Ibu Amara menanggapi cerita singkat Leandra soal Baskara yang ia kenal selalu sibuk bekerja.

Leandra mengangguk. "Tapi, Baskara pekerja keras sekali ya, Bu. Panutan yang baik untuk rekan-rekannya," gumam Leandra menambahkan.

Flashback off

Banyak hal yang ia ceritakan tentang Baskara bersama Ibu Amara dan Pak Jaya, termasuk Baskara yang susah sekali untuk makan sayur. Mengingat itu, Leandra terkekeh kecil.

tingg!

Suara pesan masuk, terdengar dari handphone milik Leandra. Dilihatnya, pesan itu dari Baskara. Astaga.. bagaimana bisa? Ah sudah lah!

"Hai, Leandra. Saya baru dapat sinyal dan ada waktu luang. Kamu bertemu keluarga saya? Bagaimana bisa?"

Pesan itu membuat Leandra kegirangan di atas kasur empuknya, ia langsung membalas pesan itu.

***
Kapten Baskara

Ibu Amara datang ke rumah sakit, mau periksa.
Awalnya, saya gaa tau kalau itu ibu kamu, Bas.
19.30

Hahaha ternyata ibu mengikuti saran saya.
19.30

Iya, Ibu Amara bilang, ini atas saran kamu.
Kamu baik-baik saja kan di sana? Jaga kesehatan,
selalu sempatkan makan sayur, Bas.
19.31

Aman, Leandra. Kamu bagaimana?
19.34

***

Di sudut lain, Baskara yang tengah penat atas tugas-tugas beratnya hari ini, merasakan haru pada hatinya mendengar bahwa Leandra telah bertemu dengan keluarganya di sana.

Masih dengan seragam dinasnya, di malam yang gelap dan dingin ini, Baskara merasa ada kehangatan yang memeluknya saat beberapa pesan singkat dari Leandra sampai padanya.

"Janji saya untuk pulang, sedang saya usahakan," bisiknya dengan desir angin yang menyapa tubuh kekarnya.

***

Percakapan lewat pesan pun selesai, kini Leandra harus membersihkan dirinya setelah seharian bekerja dan berada di luar rumah. Wajahnya masih terasa panas dan memerah seusai berbalas pesan dengan Baskara. Di akhir pesannya, Baskara mengatakan,

"Saya di sini baik-baik saja bersama gantungan jagung itu, Leandra. Jaga dirimu di sana, saya akan segera kembali."

Pesan itu seperti bisa didengar, suara Baskara menggema dalam pikiran Leandra. Bagaimana cara Baskara menyebut namanya, lalu sentuhan-sentuhan hangatnya.

Tuhan.. semoga rindunya segera terobati.

Atas renjana yang kian timbul dalam kalbu, semoga semesta senantiasa menyampaikan lalu mendekapmu.

sederhananya..

Atas rindu yang kian timbul dalam hati, semoga semesta senantiasa menyampaikan lalu memelukmu.

—Leandra Ganes Gantari, tapi kata authornya.







Bersambung..✨

Salam hangat, jangan lupa untuk vote dan komen yaa‼️
see you on next part, guys!

Atma dan RenjananyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang