1

227 46 12
                                    

Jeongwoo meremat rambutnya dengan gemas.

Park Jeongwoo, mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan berusia 20 tahun yang ia yakinin mengidap depresi akut karena tugas-tugas tiada henti.

"Anjing, ini kenapa dosen-dosen banyak yang muda sih?"

"Udah tau kalau dosen muda tuh minim empati mahasiswa"

Pasalnya,

Artikel dan jurnal yang tidak terhitung jumlahnya harus dibuat mahasiswa secara individu dan tersubmit.

Watanabe Haruto. Teman sependeritaan Jeongwoo tertawa.

"Yaudah sih, kerjain aja"

Jeongwoo melirik sinis, "Kerjain aja palamu. Lo kira ngga butuh mikir ekstra apa?" keluh Jeongwoo.

Haruto mengendikan bahu, "Ya nasib orang bego emang beda"

Anjing?

Haruto langsung mengibrit meninggalkan Jeongwoo yang sudah siap dengan sumpah serapahnya.

Saat akan keluar dari kelas. Jeongwoo berpapasan dengan dosen muda yang baru saja mengajar dikelasnya.

Dosen yang terkenal dengan pembebanan tugas yang berat buat siswa.

"Ada apa Jeongwoo? Ada sesuatu yang mau kamu sampaikan ke saya?" tanya dosen muda itu saat melihat tatapan Jeongwoo.

Jeongwoo tersenyum tipis, "Nggapapa pak"

"Cuma mau bilang, hati-hati diperjalanan pulangnya ya pak" kata Jeongwoo ramah.

Sampai,

'Gue sumpahin mobil lo mogok dijalanan sepi terus ketemu nenek gayung dijalan' batin Jeongwoo sebelum benar-benar keluar dari kelas.

Meninggalkan dosen muda itu.

Yoon Jaehyuk.

.

.

.

"Akhhh anjinggggg!"

Plak!

"Apasih kak?! Sakitt" keluh Jeongwoo saat mulutnya dengan enteng digeplak sama Junkyu.

Kim Junkyu.

Mahasiswa akhir jurusan ekonomi pembangunan. Atau lebih tepatnya kakak tingkat dua curut itu.

"Diem makanya. Mulut lemes amat"

Haruto yang duduk disamping Junkyu cuma ketawa-ketawa aja.

Jeongwoo melirik Junkyu sinis.

"Kamu gimana tugasnya?" tanya Junkyu ke Haruto yang sedari tadi asik merokok. Beda sama Jeongwoo yang mengotak atik laptopnya.

"Aku-"

"Noh! Noh! Kalau sama Haruto lembut banget. Sama gue? Boro-boro, ngga digeplak aja udah syukur"

Junkyu lagi-lagi akan menyentil mulut Jeongwoo tapi tidak jadi.

"Emang ya, ngga ada yang sayang sama gue di dunia ini" dramatis Jeongwoo.

Barulah Junkyu benar-benar akan menyentil Jeongwoo kalau saja tangan Junkyu tidak langsung di genggam Haruto.

"Lo mau disayang kak Junkyu?" pertanyaan Haruto makin ngebuat Jeongwoo gondok.

"Rill emang. Sahabat gue aja secara ikhlas kayaknya rela ngebuat gue jadiin samsaknya. Dahlah, bye dunia"

Haruto cuma ketawa.

Junkyu mendecih.

"Cari pacar lah, muka ganteng gitu kenapa disia-siain?" kata Junkyu.

The OlderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang