26

297 26 4
                                    

Naura yang melihat adiknya ketakutan pun berdiri menghampirinya.

"Yah udah lah,ini juga bukan salahnya Irsyad kok, Irsyad juga gak mau kalau gini kejadiannya" ucap Naura membela Irsyad.
Papa yang mendengar ucapan naura hanya terdiam.

Tiba tiba saja Irsyad merasa tubuhnya melemas dan imbung ke samping, untung saja Naura sigap menangkapnya.

"Eh syad kamu gapapa?"tanya Naura.
"gapapa ka-"jawab Irsyad pelan sebelum kesadaran merenggut nya.
"Syad bangun syad" ucap Naura sambil menepuk pelan pipi Irsyad.
"Yah angkatin ke kamar dong kok diem aja"ucap Naura sedikit meninggi kan suaranya karena kesal dengan sang ayah.
"Iya " jawab singkat ayah lalu menggendong Irsyad ke kamar.

Dikamar ayah dan bunda.

"Astaga yah,kenapa lagi Irsyad nya" tanya bunda.
"Pingsan Bun,tadi ayah sempet marahin karna kebawa emosi, kayaknya demam juga deh" jawab ayah.
"Yaampun yah,lain kali jangan dimarahin atuh,sini Baringin di Deket Gibran aja,biar enak ngurusnya, sekalian telpon dokter bair di priksa mereka berdua" ucap bunda.
"Iya bund" ucap ayah.
Ayah pun langsung menelpon dokter untung datang ke mansion Alnarenza.

Sekitar 15 menit dokter pun datang dan di antarkan oleh bi Ida ke kamar ayah dan bunda untuk memeriksa si kembar.

Setelah keduanya di priksa

"Gimana dok keadaan anak saya" tanya bunda.
"Mereka hanya demam biasa nyonya, dan juga karena ikatan batin anak kembar, jadi satu nya sakit satunya pun ikutan sakit"jawab dokter.
"Syukurlah kalau tidak apa apa" ucap bunda merasa lega.
"Ini ya nyonya resep obatnya dan juga keterangan minum nya sudah saya catat" ucap dokter sambil memberikan resep obat.
"Iya terimakasih dok"ucap ayah.
"Sama sama,kalau begitu saya permisi pulang dulu" jawab dokter sambil tersenyum.





























~jangan rindu ~

Dika Alnarenza dan kehidupannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang