26. Es Krim Termahal

269 62 50
                                    

Kafka:
- Sorry, Shenka sama lo nggak?

Manda:
- JADI LO SI BRENGSEK ITU!
- PERGI LO! NGGAK USAH IKUT CAMPUR SOAL SHENKA LAGI!

Kafka:
- Gue abangnya.

Manda:
- oh? abangnya?

Kafka:
- Iya, jadi Shenka ada sama lo?

Manda:
- ada

Kafka:
- Boleh minta shareloc?
- Tapi jangan kasih tau Shenka ya.

Kafka menghela napas lega begitu Amanda mengirimkan titik lokasinya. Dia pun tak membuang waktu dan bergegas pergi.

oOo

Setelah tangis Shenka lebih tenang, Amanda pun membawakan teh hangat untuk cewek itu. Shenka menolak diajak masuk, jadi mereka tetap berada di teras.

"Man."

"Apa?"

"Pinjem dulu seratus."

"Anjir! Apa tiba-tiba?!" Amanda memekik kaget. Maksudnya mereka masih dalam suasana haru-biru, Shenka tiba-tiba nge-jokes seperti itu, apa maksudnya?

"Gue serius. Gue mau ke rumah nenek, tapi gue nggak ada uang." Dia merogoh sakunya lalu menunjukkan uang pecahan 2 ribu sebanyak dua lembar sebagai tanda harta terakhirnya.

Kening Amanda berkerut. "Bokap lo udah nggak mau ngebiayain?"

"Bukan gitu. Ada nggak?"

Amanda menghela napas. "Lo berhenti deh bikin khawatir bokap lo. Udah, balik aja. Nggak usah kabur-kaburan."

"Gue nggak bisa pulang ke rumah sekarang-sekarang." Shenka berucap dengan begitu sendu.

"Lo nggak boleh numpang di sini!" sela Amanda cepat.

"Iya, makanya gue mau ke rumah Nenek sekarang." Shenka memasang wajah memelas.

"Bukannya kata lo nenek itu titisan nenek lampir? Sebagai temen lo, gue nggak mau lo yang lagi kayak gini malah nambah beban."

"Nggak, dia baik kok kalo nggak ngomong."

"Lo selalu jelek-jelekkin nenek lo tiap waktu." Amanda tidak ingin mudah percaya.

Shenka berdecak. "Dia tsundere, kalo tau lo minjemin seratus, nenek bakal ganti 1 juta karena lo udah nolongin cucu semata wayangnya."

Amanda masih memasang wajah curiga.

"Tambah Kakek jadi 2 juta."

"Lo mau jorokkin gue ke neraka dapet bunga segede itu."

"Ayo dong, Man."

Suara motor yang berhenti di depan membuat perhatian Shenka sedikit teralih. Dia mengerjap lalu membelalak begitu melihat Kafka berjalan ke arahnya.

"Tuh, kakak lo udah dateng. Udah, mending lo pulang aja," ucap Amanda  mengusap-usap bahu Shenka dengan ekspresi meyakinkan.

"Manda!" Shenka memekik dengan wajah yang ingin menangis lagi.

Hello SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang