47

753 188 6
                                    

NOTE: DEAR LADY IVY EKSTRA EPISODE 9 SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA! :”) Selamat membaca.

***

Madam Nana, orang yang jarang kutemui gara-gara pekerjaan dadakan, membantuku membereskan proyek dadakan milikku. Bisa saja dia pergi ke rumah bangsawan lain, tetapi hasrat mencari ilmu tampaknya benar-benar menggoda dirinya. Dia pun secara sukarela menolongku menyusun makalah. Aku ingin berusaha meraih simpati dari beberapa bangsawan agar berpikir ulang memanfaatkan lahan-lahan yang terutama berkaitan dengan hutan peri.

“Aku tidak menyangka kau akan memikirkan ide sehebat ini,” pujinya sembari membaca hasil penelitianku mengenai pohon apel ungu. “Mungkin beberapa bangsawan tidak sependapat denganmu, Lady.”

“Iya,” aku mengakui, “sulit. Namun, aku perlu bertindak sebelum kerusakan yang ditimbulkan semakin besar.”

“Apa ini ada hubungannya dengan kunjunganmu tempo hari?”

“Madam, monster yang menggila itu tidak ada hubungannya dengan iblis maupun kutukan,” jelasku. Aku meraih bundel berisi laporan populasi monster di wilayah yang menjadi tanggung jawab Igor. “Anda bisa membaca secara lengkap, semua informasi, yang tersusun di bagan. Terus terang, aku akan sangat berterima kasih bila Madam yang maju, membujuk para bangsawan, daripada diriku. Aku tidak suka mendapat sorotan.”

“Lady lebih suka bekerja di belakang layar daripada maju ke depan?” tebak Madam Nana. “Sayang sekali. Mungkin informasi yang Lady susun akan membawa perubahan besar. Bagaimana pendapat Penyihir Dorga?”

“Penyihir Dorga akan membantuku. Pohon apel yang dikonsumsi monster tidak bisa tumbuh dalam sekejap. Perlu waktu. Namun, kita semua tidak memiliki banyak waktu. Aku menganjurkan kepada Penyihir Dorga agar meminta pertolongan penyihir yang bisa menumbuhkan tanaman dalam sekejap.”

“Bukankah Joa memiliki bakat semacam itu?”

Aku menggeleng. “Igor sudah mencobanya. Namun, benih apel tidak merespons panggilan Igor. Beberapa literatur yang berhasil aku kumpulkan menyatakan bahwa tanaman milik monster tidak bisa dimanipulasi pertumbuhannya. Harus tumbuh dengan cara normal. Aku takut populasi monster meningkat dan manusia tidak bersedia berdampingan dengan makhluk tersebut.”

“Kekhwatiranmu sangat masuk akal,” Madam Nana menyetujui pendapatku. “Lady, aku berjanji akan berusaha memberimu banyak bantuan. Sekarang aku perlu kembali dan menyusun rencana.”

“Terima kasih.”

Aku mengantar Madam Nana meninggalkan bengkel kerjaku. Begitu dia masuk ke dalam kereta, ada kereta baru yang mampir ke kediaman Joa.

Tidak perlu keahlian cenayang, dari lambang dan kesatria yang mengiringi kereta, pun aku tahu si pendatang adalah anggota keluarga kerajaan.

Kereta milik Madam Nana melaju pergi. Kini aku terpaksa berhadapan dengan tamu tanpa undangan.

Ini sungguh menyebalkan. Saat Igor dan Duke Joa tidak ada di rumah, selalu saja ada hal-hal yang mampir.

Kereta berhenti tepat di hadapanku. Pintu kereta terbuka, si penumpang pun keluar dari dalam kereta.

“Lady Ivy, kupikir aku perlu mendapatkan banyak ucapan terima kasih.”

“Pangeran Ray, Anda telah mendapatkan rasa terima kasih saya,” ujarku berusaha menyembunyikan kekesalan. “Ramuan baru telah dikirim ke istana. Saya pikir jumlahnya cukup, sesuai keinginan Raja.”

Peringatan sosok yang kutemui mengenai Ray pun membuatku sedikit gemetar. Bagaimanapun juga tidak ada orang yang bisa tenang mendengar ramalan semacam itu. Bahwa kematian mutlak jatuh ke pangkuan seperti buah beracun. Tidak boleh mengelak. Seperti tikus dalam jebakan.

Dear Lady IvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang