"Klien udah datang. Hapus air mata kamu!" perintah Arsen.
Salira berdiri, mengambil tisu di atas meja riasnya. Menata kembali wajahnya agar tidak terlihat bekas air mata di sana.
"Kamu berdiri di sini. Kalau pintu diketuk, kamu yang bukain."
Salira diam, menatap dirinya pada cermin. Ingin menangis lagi, namun Arsen sudah menariknya.
"Lama banget, pelacur!"
Hati Salira sangat sakit mendengar makian itu. Apakah benar dirinya sudah seperti pelacur? Ia bahkan tak memiliki rasa percaya diri untuk hal apapun lagi.
"Diem di sini. Inget perintah aku. Paham?"
Salira mengangguk saja.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan dari luar. Dengan tangan yang bergetar, Salira menyentuh knop pintu dan kamar terbuka. Menampakkan sosok laki-laki dengan tatapan yang seolah sudah siap untuk memangsanya.
***
Mau baca kelanjutannya? Ada di Karya Karsa, ya. Klik link di bio atau cari aja "teaajuss".
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA!!!
Thanks a bunch🫶