Desas - Desus, Shan Zhi

14 1 0
                                    

" Sebuah katana bukan hal yang aneh untuk diketahui, aku memang cukup senang mencari informasi setiap barang unik, mereka hanya salah satunya " tunjuk shan zhi pada katana-katana itu sambil menyungingkan senyuman tengil

" Nenek tidak menyangka gadis nakal sepertimu bahkan tau barang bagus "

" Aku juga bisa mengenali permata langka dan barang bagus lainya, kalau nenek butuh penasihat kolektor aku bisa membantu "

" Diusia nenek ini barang bagus seperti ini sudah cukup " sahut nenek terlihat lebih santai

" Dari cara nenek memajangnya seperti ini, sepertinya nenek bukan kolektor " sahut shan zhi memperhatikan lebih detail beberapa katana yang terpajang disana

Nenek terlihat bingung sendiri untuk menjawabnya

" Kamu tidak tau saja waktu nenek muda nenek aktif disanggar bela diri "

" Nenek bisa menggunakanya ? " Mata shan zhi terlihat berbinar-binar saat mengetahuinya

" Walaupun nenek sudah tua, kamu belum tentu bisa mengalahkan nenek bocah tengil "

" Woah, nenek mau mengajariku ? "

" Jangan harap " sahut nenek sambil berjalan meninggalkan shan zhi

" Kalau begitu berikan cucumu untuku sebagai gantinya " sahut shan zhi sambil berjalan mengejar nenek

" Jangan menghayal "

" Untuk apa berhayal, elang cukup nyata "

" Cucuku tidak akan menyukaimu "

" Kenapa ? aku cantik, coba nenek perhatikan lagi "

Shan zhi dengan ceria berjalan mundur di hadapan nenek dengan senyuman tengilnya

" Bocah tengil, apa yang sebenarnya kamu cari dari cucuku, dia hanya anak bandel yang sulit di atur "

" Itu bagus, artinya kita mirip "

" Mirip dari mana ? Cucuku itu tidak sembrono seperti kamu yang iseng panjat tembok tetangga "

" Lagipula apa yang salah dengan aku menyukainya nek, semua gadis disekolah juga menyukainya "

" Apa yang kamu sukai dari cucuku ? "

" Dia sulit dimiliki, aku tertarik "

" Lihat gadis ini, mulutmu ini terlalu jujur " sahut nenek karna gadis didepanya itu selain terlalu berani juga cukup blak blakan

Disaat nenek dan shan zhi berjalan bersama, bibi lean terlihat menghampri nenek lalu berbisik pelan

" Nyonya, didepan ada tuan dave "

Shan zhi dengan iseng mendekat mencoba menguping

Nenek yang sadar langsung menjewer telinga shan zhi

" Awww .. sakit nenek "

" Gadis tengil pergilah untuk apa kamu mengikutiku, bukankah yang kamu cari cucuku, moodku jadi tidak bagus karnamu " omel nenek

" Itu pasti karna nenek suka marah-marah " celetuk shan zhi yang membuat nenek hampir saja memukulkan tongkatnya

" Lean, kamu saja yang urus gadis menyebalkan ini " sahut nenek berjalan meninggalkan mereka

" Nenek itu cerewet sekali " celetuk shan zhi saat nenek sudah menjauh

" Nona saya lean pelayan di kediaman ini, ada keperluan apa nona datang kesini ? "

" Dimana elang ? "

" Apa nona sebelumnya ada janji ? "

" Apa harus memakai janji untuk menemuinya ? "

Elang L CavanixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang