Bab 5

130 6 0
                                    

Sementara itu di ruangan kerja Duke Nicholas. Terlihat seorang pria berumur 35 dengan rambut pirang dan mata berwarna biru, tengah berkutat dengan tumpukan dokumen di depannya.

Sesekali dia memijat kening nya karena memikirkan persoalan di wilayah kekuasaannya.

"Tuan Duke Nicholas, maaf atas kelancangan saya, tapi saya ingin memberitahukan jika Nona Natasha sudah sadar" Ucap Ferald, seorang tangan kanan dari Duke Nicholas yang mengatur segala hal di kediaman ini, yahh intinya kepala pelayan.

Duke Nicholas yang awalnya fokus jadi mengangkat kepalanya dan menaikkan sebelah alisnya.

"Lalu ?" Balasnya dengan dingin dan tanpa ekspresi.

"Ini hanya saran saya sebagai seorang ayah... Bukankah lebih baik anda menemuinya ?" Jawab Ferald mulai gemetar. Meski dia sudah berada di mansion ini sejak dia lahir sampai berumur 50 THN, tapi jika menghadapi Duke Nicholas masih saja tetap membuatnya strok jantung.

"Untuk apa aku menemuinya ? Pasti dia sendiri yang akan menemuiku" balasnya dengan acuh tak acuh.

"Lalu jangan mengatakan kewajiban apapun tentang ayah, karena aku tidak pernah menganggapnya sebagai putriku" ucapnya lagi sambil mengalihkan pandangannya.

Ferald menghela nafas berat menghadapi duda beranak 2 di depannya benar-benar menyulitkan. Padahal saat mendengar berita Nona Natasha tenggelam tadi pagi, beliau langsung menggunakan sihir teleport dan menyelamatkannya. Tapi meski sudah membawanya ke darat, Nicholas justru langsung meninggalkannya begitu saja di tepi danau bersama ivonne.

"Bukankah kita harus menyelidiki alasan kenapa nona bisa terjatuh..."

Wushhhh!!

Sebuah tanah berbentuk runcing nyaris mengenai wajah Ferald. Dia menatap Duke Nicholas dengan ketakutan, bagaimana tidak, auranya jelas seperti ingin membunuh seseorang saat itu juga. Ditambah mata nya berkilat merah mengerikan.

"Keluar" Ucap Duke Nicholas dengan dingin.

"Semoga berkat selalu menyertai pemimpin wilayah barat" ucap Ferald dan langsung pergi dari sana.

Nicholas bangkit dari kursinya dan pergi ke kamarnya. Dia memperhatikan cahaya bulan yang menembus jendela kamarnya.
Dia pun mengambil botol anggur yang ada di meja nya dan meneguknya secara langsung.

"Huhhhh... kenapa kau lebih memilihnya dibandingkan diriku.." ucapnya pelan sambil meletakan botol itu kembali.

Wajahnya terlihat sangat frustasi, dan tiba-tiba cahaya berpendar di sekeliling kamarnya dan membentuk seseorang.

Seorang wanita dengan rambut coklat keemasan yang indah, serta mata yang seperti berlian berwarna hijau. Wanita itu tersenyum dengan lembut menatap ke arah Nicholas. Nicholas menatapnya dengan sendu lalu dia kembali menundukkan kepalanya.

"Jangan bercanda... Kau itu sudah mat* jadi menghilanglah selamanya. Bukankah itu yang kau inginkan sejak awal. Tapi kau justru meninggalkan sesuatu yang sama persis sepertimu..." Ucap Nicholas dengan frustasi sambil menjambak rambutnya.

Senyum wanita itu memudar, menatap Nicholas dengan penuh kesedihan.

"Meski kau selalu mengatakan dia bukanlah putrimu. Tapi setiap hal yang dia lakukan kamu selalu menjaganya secara tidak langsung" ucap Alea dengan senyum yang disertai air mata.

Perlahan-lahan cahaya di tubuhnya memudar. Nicholas menatapnya dengan sendu dan berlari kearahnya.

"Jangan pergi...."

Nicholas berusaha memeluk Alea tapi sayangnya dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

Tubuh Alea menghilang dalam pelukannya dan tidak ada yang bisa Nicholas lakukan. Dia menatap tangannya merasa dirinya sangat tidak berdaya.

Transmigrasi ke dalam game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang