"Aku berpikir kenapa ayah mengabaikan ku, tetapi aku juga merasa jika dia menyembunyikan kepeduliannya.. Tapi kenapa Ivonne juga bisa mengatakan ayah itu peduli padaku ?" Tanya Natasha yang langsung menatap Ivonne.
"Karena tidak mungkin seorang ayah membuang anaknya. Terlebih anak dari wanita yang paling beliau cintai." Ucap Ivonne dengan lembut.
"Anda memang tidak pernah menyadarinya, karena Tuan Duke hanya menunjukan kepeduliannya secara diam-diam" lanjut Ivonne.
"Secara diam-diam? Contohnya apa yang dia lakukan ?" Tanya Natasha lagi.
"Suatu saat anda pasti akan mengetahuinya sendiri. Saya tidak bisa mengatakan apapun lagi." Ivonne tertawa kecil.
Natasha langsung memonyongkan bibirnya.
'Ishhh malah jadi makin mumet !'
Natasha mendongak menatap langit dengan warna biru yang indah.
Kamu mungkin berpikir jika kejadian ini adalah kecelakaan. Tapi yakinlah setiap hal di dunia ini berjalan atas kehendak yang maha kuasa. Dan kita hanya ditakdirkan untuk menjalaninya dengan sabar dan syukur.
Ucapan Hestia terngiang di kepalanya.
Natasha langsung berdiri dan berlari dari kamarnya.
" Nona, anda ingin kemana ??" Tanya Ivonne dengan cepat.
Natasha menoleh,
"Aku ingin menemui Ayah !" Natasha tetap berlari.'Gapapa kan yah... Lagipula Nicholas tidak termasuk male lead. Gue harus deketin dia, supaya idup gue aman nantinya setidaknya sampe umur 18 tahun. Karena sejak umur 15 tahun nanti gue udah pasti berurusan ama para cecunguk gil* pemuja diana.'
Natasha akhirnya sampai di depan ruang kerja Nicholas. Dia mengetuk pintu terlebih dulu.
"Masuk" ucap Nicholas dengan dingin.
Natasha pun masuk, ruang kerja itu besar dengan banyak rak berisi buku yang seperti perpustakaan mini dengan peta kekaisaran Edinburgh. Serta ada beberapa foto dari Duke-Duke sebelumnya.
Natasha menatap Nicholas yang masih fokus dengan dokumen di bawahnya. Dengan pakaian santai yang menampilkan dadanya.
'nj*r cowo ganteng pake kacamata. Damagenya ga ngot*k'
Karena tidak ada suara apapun, Nicholas mengangkat kepalanya. Dis sedikit terkejut karena Natasha kembali menemuinya setelah beberapa hari lalu. Natasha tidak datang.
Natasha sadar dari pikiran gilanya, dia pun langsung memberikan salam.
"Selamat pagi pada pemimpin wilayah barat. Semoga cahaya mentari selalu menerangi Ayah." Ucap Natasha dengan senyum manis.
Nicholas tertegun sejenak, lalu dia akhirnya bersuara.
" Kenapa kamu datang ?" Tanya Nicholas yang kembali fokus pada pekerjaannya.
Sementara Natasha langsung sadar jika ayahnya mencoba mengabaikannya.
' Aelahhh dasar bapak tsundereeee' Natasha tersenyum kecil.
" Aku ingin mengajak Ayah untuk naik perahu mengelilingi danau." Ucap Natasha yang mendekat menampilkan wajah imutnya.
"Aku sibuk" ucap Nicholas dengan acuh tak acuh.
"Ayolah ayah... Ini hari indah akan sangat sia-sia jika hanya menghabiskan waktu dalam ruangan" ucap Natasha dengan menarik sedikit tangan ayahnya.
Jika biasanya Natasha asli akan langsung pergi setelah ditolak, karena Natasha asli adalah gadis yang sangat penurut, lembut dan tidak pernah memberontak. Kali ini berbeda, Natasha yang sekarang bahkan menarik ayahnya agar bangun dari kursinya.
"Ayah sibuk, Natasha" ucap Nicholas lagi.
"Hiks... Baiklah aku akan pergi menikmati cuaca dengan paman Arsen saja. Dia sangat pengertian tidak seperti ayah yang tidak menyayangiku." Ucap Natasha yang langsung melepas tarikan tangannya dan berbalik.
Mendengar nama Arsen disebut membuat Nicholas tertegun. Dia dengan cepat mengandeng tangan Natasha.
"Aku akan menemanimu," ucap Nicholas yang langsung berjalan di depannya.
'Mueuehehehehehehehe, berhasil emang udah kudugong kalo bapak gue itu tsundere.'
Seketika seluruh kediaman gempar, karena melihat hal yang sangat jarang terjadi. Meski gandengan tangan hal yang sangat normal dalam keluarga tapi jika itu antara Nicholas dan Natasha, benar-benar mengejutkan. Bahkan Nicholas yang menarik tangannya.
Sementara Natasha tersenyum kecil, ada kebahagiaan di hatinya. Mendapat perlakuan seperti ini, karena ketika dia masih menjadi Alisa tidak ada ungkapan apapun yang ada yang pertengkaran setiap hari. Yang dilakukan oleh ibu dan ayahnya.
Ketika mereka berdua sampai di danau. Natasha terkejut karena sudah ada perahu berukuran lumayan besar dengan berbagai makanan ringan. Padahal saat dia duduk di balkon kamarnya perahu itu bahkan lebih ada di posisi itu. Perahu itu lumayan besar, tapi yah namanya juga orang kaya.
"Kemari" ucap Nicholas yang langsung merangkul Natasha dan melompat naik ke perahu. Setelah sampai di atas Nicholas melepaskan rangkulannya dan menuju sofa kecil di perahu.
'Nj*r kaget banget gue.. sampe-sampe gue tahan nafas.. trus tangan gue tadi nyentuh roti sobek tadi!' Natasha menatap tangannya.
"Apa yang kau pikirkan ? Duduklah." Ucap Nicholas yang sudah duduk dan bersandar ke belakang. Terlihat sangat jelas jika dia menikmati suasana saat ini.
"Iyah... Ayah " ucap Natasha mendekat
'Dih padahal tadi ente ngomongnya sibuk. Tapi ujung-ujungnya elu nikmatin juga' Natasha tersenyum kecil.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu ?" Tanya Nicholas yang memang sangat peka dengan ekspresi orang lain.
"Aku... Aku hanya senang ayah mengabulkan keinginanku." Ucap Natasha tersenyum sambil mengangkat cangkir teh.
"Aku ingin ayah lebih bisa menikmati waktu ayah. Jangan hanya sibuk memikirkan pekerjaan," ucap Natasha lagi meletakkan cangkir tehnya.
Meski awalnya Natasha ingin dekat untuk kepentingan dirinya, tapi entah kenapa dia mulai menikmati waktu dengan pria berstatus Ayahnya.
Sementara Nicholas menatap Natasha sesaat lalu mengalihkan pandangannya ke arah danau yang berkilau. Angin berhembus menggerakkan setiap helai rambut pirang emas milik Nicholas. Terlihat jelas dari matanya menerawang jauh ke masa lalu.
Natasha langsung menunduk karena sadar jika Nicholas pasti teringat ibunya yaitu Alea.
" Ayah, Padahal tadi aku melihat masih belum ada perahu ini, bagaimana bisa tiba-tiba ada di sini ? bahkan ada banyak makanan." Tanya Natasha dengan antusias.
"Saat perjalanan kemari aku menggunakan telepati untuk menyuruh Ferald menyiapkan semuanya" ucap Nicholas sambil memejamkan matanya.
'Dahlah, gue udah ga ngerti lagi mau ngomong apa...'
Natasha teringat percakapannya dengan Ivonne tentang ibunya, Alea Cleopatra. Natasha memang penasaran dan ingin melihat wajahnya tapi sayangnya di kediaman ini tidak ada 1 pun foto Alea. Karena semua foto Alea sudah disimpan oleh Nicholas dalam cincin sihirnya. Agar dia tidak lagi melihat bayangan Alea di kediaman.
"Ayah... Kenapa di kediaman ku ini tidak ada foto ibu ?" Tanya Natasha perlahan sebenarnya dia takut untuk menanyakan karena itu pasti membuat Nicholas mengingat tentang ibunya. Dan alasan Nicholas mengabaikan Natasha karena mereka sangat mirip.
Nicholas langsung membuka matanya dia menatap Natasha untuk waktu yang lama. Sementara Natasha memakan kue untuk menghilangkan kegugupannya.
'Hiks, emang harusnya ga gue tanyain...'
"Untuk apa kau menanyakan hal itu ?" Tanya Nicholas lagi sambil mengalihkan pandangannya.
"Ehekk... Aku hanya ingin melihat wajahnya" ucap Natasha yang hampir tersedak.
"Dia hanya mirip sepertimu, tidak ada hal spesial" ucap Nicholas lagi dengan dingin.
Alis dan matanya sampai berkedut menerima jawaban yang sangat mengesalkan tapi yah emang bener sih.
"Be-begitu yah.." Natasha berusaha tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dalam game
FantasyAlisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mend...