Lorong itu memang minim pencahayaan jadi Natasha tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Kamu..."
Natasha tertegun karena pria itu adalah Nathan. Dia yang awalnya sudah bersiap untuk bertarung dengan wajah dingin. Seketika berubah drastis menjadi seperti kelinci kecil yang terpojok.
"Ikut dengan ku dulu... " Ucap Nathan menarik tangan Natasha.
Natasha tidak memberontak karna tempat seperti lorong tadi tidak akan bisa dipastikan pelayan berseliweran. Natasha menatap tangan kecilnya yang digandeng oleh Nathan.
'Hangatnya... Bentar NOOO kendalikan dirimu Natasha !! Dia musuh ! Musuhh'
Tiba-tiba Natasha dan Nathan sampai di ruang kerja Nathan. Nathan menatap Natasha secara detail dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Apa yang kau lakukan tadi ?" Tanya Nathan dengan dingin.
"Ehhh apa maksud..." Ucapan Natasha terpotong
"Jangan berbohong, meski kau memanipulasi energi sihir bahkan mengubah wajah dan warna rambutmu. Aku hafal setiap gerakan kecil dalam gaya berpedangmu, bahkan caramu menatap musuhmu" ucap Nathan to de point.
'Lah jangkrik ! Kok elu bisa sepaham itu sih padahal elu selalu njauhin gue ! Apa Jan jangan nih cwo sama kek bapaknya ?!'
Natasha sudah tidak punya kesempatan untuk berbohong, dia pun mengatakan sejujurnya.
"Aku memang pergi keluar, untuk jalan-jalan karena aku bosan berada di kediaman terus." Ucap Natasha.
Nathan menatap Natasha seolah tak percaya karena itu anak pemalu bertemu dengan orang-orang lain bahkan dia tidak pernah keluar gerbang kecuali dalam hal penting.
"Kamu berubah yah.." ucap Nathan mengalihkan pandangannya.
"Apa maksudmu ?"
"Seperti dari caramu menatap ku, seolah-olah kau memiliki dendam yang membara padaku."
'Hehhh gue emang ngejauhin elu buat menjaga kewarasan gue, lagipula ujung-ujungnya nanti elu bakal ikut ngebun*h gue!'
"Lagipula bukankah ini yang Tuan muda inginkan ? " Tanya Natasha langsung dia lelah harus berpura-pura.
Nathan menatap Natasha dengan penuh arti, Natasha yang ditatap seperti itu langsung mengalihkan pandangannya.
"Aku tidak peduli apa yang kau lakukan di luar, tapi jika kamu sampai membuat masalah aku akan membongkar kebohongan mu" ucap Nathan lagi.
Natasha terkejut, mendengar perkataan orang berstatus kakak itu.
"Lalu sebagai gantinya apa yang kau inginkan dari ku ?" Tanya Natasha to de point.
Nathan mengangkat sebelah alisnya, dia tersenyum miring menatap Natasha.
'Nj*r nih cowo kalau senyum ganteng juga, tapi kelakuannya kek jamet' Natasha langsung memalingkan wajahnya.
Nathan mendekat, berdiri di depan Natasha. Dia menyilangkan kedua tangannya ke depan.
"Memang apa yang bisa kau berikan padaku ? Hmmm,"
"Emmm... Aku... Ya mana kutau lah" ucap Natasha yang menyadari kebodohannya.
'Dasar otak !! Dia kan abang kandung gue.'
Nathan menatap adiknya masih bergulat dengan pikirannya. Dia pun menghela nafasnya,
"Ambil ini," Nathan meletakkan 1 bungkus kue coklat ditangan Natasha.
"Ini... ?" Natasha kebingungan dengan sikap kakaknya yang ikut berubah.
"Oleh-oleh dari desa Luxem" ucap Nathan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dalam game
FantasiAlisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mend...