Bab 12

95 6 2
                                    

Ketika dia melihat Natasha, dia seolah -olah berubah seperti yang dikatakan oleh putranya, Nathan. Tidak ada senyuman, tidak ada larian, tidak ada kata 'ayah'. Sangat dingin tapi tidak kejam. Melihat Natasha membuatnya teringat akan mimpinya tadi siang tadi. Kejadian yang seperti nyata, tapi jelas di tubuh Natasha dia bisa melihat ada energi asing yang menyelimutinya. Jadi tidak mungkin itu adalah nyata.

Tapi apa yang Natasha katakan terpatri dalam otaknya. Natasha tidak bersalah justru dia juga adalah korban dari kejadian 12 tahun lalu. Duke Nicholas mencoba mengeluarkan unek-uneknya.

Tapi kerongkongannya rasanya tercekat, sangat sulit karna melihat wajah Natasha membuatnya teringat banyaknya kenangan menyedihkan tentang Alea.

"Bagaimana keadaanmu ?" Ucapnya dengan pelan.

Natasha tertegun sejenak lalu dia menjawab, sementara Nathan juga terkejut ayahnya tidak seperti biasanya.

"Saya sudah lebih baik dari sebelumnya."
"Begitu yah" ucap Duke Nicholas lalu dia diam dalam waktu yang lama.

Krik krik krikkk

Seketika suasana menjadi lebih canggung dan sepi.

'hikss gue ga tau harus ngomong apa...'

"Ulurkan tanganmu." Perintah Nicholas.

Natasha langsung mengulurkan tangannya , awalnya dia merasa takut dengan apa yang akan terjadi. Tapi setelah melihat Nicholas mengeluarkan gelang dari dalam cincin penyimpanannya.

Natasha langsung terpaku... Gelang itu sangat indah.. seperti terbuat dari kristal es yang didominasi warna biru muda. Sedangkan terdapat liontin kupu-kupu dengan warna biru tua.

Dalam 3 detik gelang itu langsung terpasang di tangan Natasha. Nathan tiba-tiba berteriak,

"Ayah, bukankah itu gelang peninggalan ibu ?. Kenapa ayah justru memberikan pada gadis ini ?" Nathan seolah tidak terima.

"Nathan, bagaimana pun juga gelang ini adalah hak milik Natasha. Kau pasti ingat apa yang ibumu katakan bukan ?" Balas Nicholas dengan tenang dan melirik putranya.

Nathan langsung keluar dari ruang makan begitu saja, bahkan dia tidak memberikan salam. Sementara Nicholas hanya menghela nafas menatap Nathan.

"Ayah, sepertinya lebih baik ayah mengambilnya kembali saja." Ucap Natasha yang ingin menghindari konflik dengan male lead ke-3 itu. Tapi ketika ia mencoba melepaskan gelang itu tapi sayangnya sekeras apapun dia mencobanya tetap tidak bisa.

"Tidak simpan saja, lagipula dia memberikan gelang itu untukmu sejak dia masih mengandungmu. Dia berharap meski dirinya tidak bisa melindungimu tapi setidaknya gelang itu bisa melindungimu." Ucap Nicholas yang langsung menatap kearah jendela.

Dia benar-benar tidak kuasa menatap Natasha. Dan ketika dirinya bangun dan hendak pergi, Natasha langsung memeluknya.

'Entah apa yang terjadi ama diri gue... Tapi rasanya kek pengen peluk dia.'

"Ayah, terima kasih... Aku sangat menyayangi ayah" ucap Natasha dengan menangis.

"HUAAAAA... Kenapa ayah mengabaikan ku selama ini ? Apa aku anak nakal ? Atau aku berbuat kesalahan ?" Ucap Natasha lagi yang sudah dikuasai emosi.

'Fikss, ini pasti emosi Natasha asli'

Sementara Nicholas diam saja dia ingin memeluknya. Tapi dia urungkan, dia hanya mengusap rambut coklat keemasan milik Natasha yang sama persis seperti Alea.

Nicholas menunggu sampai Natasha lebih tenang, setelah Natasha tenang. Nicholas melepas pelukannya dan pergi begitu saja.

Sedangkan Natasha menatap kepergian ayahnya. Namun ketika dirinya keluar dari ruang makan, dia sudah dihadang oleh Nathan.

'haehh mau apa sih nih bocah...'

"Jangan berfikir, hanya karena ayah memberikanmu gelang milik ibu. Kamu bisa berperilaku seenaknya dan merasa menjadi bagian dari keluarga ini" ucap Nathan dengan sinis.

Natasha yang awalnya sudah pusing memikirkan dirinya yang terkadang dikuasai emosi Natasha asli. Ditambah dia sudah tidak peduli lagi tentang membangun hubungan baik dengan para male lead. Karena pada akhirnya dia hanya akan tetap menjadi antagonis.

"Tuan muda, lagipula sejak awal gelang ini diwariskan kepada saya, jadi anda tidak berhak memprotes apapun. Lalu saya juga tidak ingin memiliki kakak seperti anda." ucap Natasha dengan dingin tapi tidak kejam.

Dia berlalu pergi karena merasa sangat lelah memikirkan hal-hal yang terjadi hari ini.

...

Natasha sudah berada di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Dia mencoba memikirkan tentang perilaku Ayahnya tadi saat di ruang makan.

'Apa bener.. Duke Nicholas itu sayang ama Natasha ?... Semua perilaku dia disini dan di game benar-benar berbeda. Tapi saat itu game dimulai ketika Natasha sudah berumur 15 tahun. Apa karena Natasha suka membuli Diana ? Tapi bukankah dalam game disebutkan Natasha diabaikan sejak kecil. Ashhhh bingung banget !!!'

Seketika Natasha tersadar oleh suatu hal kecil yang luput dari pemikirannya.

'Ayah... Dia... dia seperti tidak bisa menatap Natasha dalam waktu yang lama. Dia selalu mengalihkan pandangannya ketika bertatapan dengan Natasha. Bahkan tadi waktu gue di ruang makan, gue sempet ngeliat dari matanya ada kesedihan yang mendalam. Yang tidak akan pernah bisa diobati, oh iyaa... Dia saat di kamar pernah mengatakan jika aku sangat mirip dengan ibu. Tetapi aku yakin bukan hanya karena masalah kemiripan saja.'

Natasha merasa sangat pusing memikirkan setiap hal. Lalu, dia melirik Ivonne yang sedang menutup gorden kamarnya.

"Ivonne, sebenarnya... Sejak kapan kamu merawatku ??" Tanya sambil memiringkan kepalanya. Mungkin saja Ivonne dan ibunya saling mengenal.

"Saya sudah merawat nona sejak nona baru saja dilahirkan. Karena kematian Duches Alea, saya memutuskan untuk lepas dari keluarga Baron edrick dan menjadi ibu asuh nona" ucap Ivonne dengan lembut sambil mengusap rambut Natasha.

'Gilak... Umur Ivonne sekarang aja 26. Jadi dia udah ngurus gue sejak umurnya 14 tahun ?!'

"Tapi bukankah saat itu Ivonne masih sangat muda.. kenapa justru memilih untuk mengurusku ?" Tanya Natasha lagi.

"Karena... Keluarga saya memiliki hutang Budi dengan Duches Alea. Karena itu saya ingin menjadi pelayannya tapi sayangnya terlambat." Ucap Ivonne lagi.

"Berarti Ivonne dan ibu saling mengenal ??"

"Pftt... Tidak mungkin, Saat itu siapa pun di kekaisaran Edinburgh mengenal Duches Alea. Saya hanya melihatnya mengikuti kompetisi berburu tahunan di kekaisaran ini dan menjadi satu-satunya anggota wanita dalam kompetisi. Tapi dia pemenang dalam sejarah kekaisaran. Saya ingin menjadi seperti beliau, memiliki jiwa yang bebas. Bisa melakukan apapun,tangguh, pemberani, dan rendah hati." Sambung Ivonne lagi.

Terlihat jelas raut kesedihan di wajah Ivonne.

'Wuahhh hebat banget emaknya Natasha. Kek wonder woman.'

"Lalu, ibu itu seperti apa dan dari mana dia berasal ?" Tanya Natasha lagi karena dia terpikir jika dia tidak memiliki kakek dan nenek dari pihak ibunya. Sedangkan kakek dari pihak ayahnya sudah meninggal dalam perang beberapa tahun yang lalu, neneknya ikut meninggal karena terpukul dengan kematian suaminya.

"Tidak ada yang tau. Nyonya Duches berasal darimana... Dia hanya mengatakan jika dirinya adalah seorang pengelana yang ingin membantu banyak orang. Karena kebaikan hati dan ketulusannya dia diberikan berkat oleh Dewi Hera berupa elemen sihir tertinggi yaitu Es."

"Bukan kah itu elemen yang sangat langka, di seluruh benua. Bahkan meski ada 3 elemen tertinggi yaitu Cahaya, Es dan Petir. Tapi Cahaya dan petir masih bisa di temukan meski hanya segelintir orang saja. Sedangkan ibu memiliki elemen es, bagaimana bisa ?" Tanya Natasha lagi mulai sangat penasaran.








Transmigrasi ke dalam game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang