Bab 6

121 5 0
                                    

" Lagipula gue mau bund*r ga bisa, balik ke dunia modern apalagi. Huhh gue harus nerima nasib sebagai Natasha Alea De Euria."ucapnya dengan berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

'Hmm gue harus berlatih pedang buat ngelindungi diri gue nantinya. Karena apapun yang terjadi, gue ga mau mati di game ini'

Natasha berjalan ke arah lemari mengambil setelan blus panjang dengan kerah berbentuk V dan celana panjang. Natasha sempat syok karena ternyata seorang gadis bangsawan tinggi sepertinya bisa memiliki celana.

Umumnya para gadis di zaman itu  selalu menggunakan gaun dengan segala macam hiasan, renda dan pita yang besar kemanapun mereka pergi. Tapi di lemarinya hampir semuanya adalah gaun yang terkesan polos namun elegant dan mewah.

'Tapi yah bener juga sih dia bisa punya setelan kek begini kan... Di ceritanya dia tuh mahir berpedang, memanah serta menggunakan sihir bahkan berburu pas dia gede. Kan ga mungkin banget lah yah dia ngelakuin aktivitas kek gitu pake gaun. Kocak banget sih kalau iya awokawokawok'

Sring!!!

"Ahhhh.. sakit kepala ku sakit banget !!" Rintih Natasha.

Kepalanya berdenyut seperti ditusuk-tusuk dan banyak ingatan masuk kedalam kepalanya. Saking sakitnya Natasha sampai terjatuh lantai dengan memegangi kepalanya.

(Ingatan masa lalu)

Natasha  yang masih 10 tahun berlari mengitari lapangan

"Huhh huhh huhhh.. harus bisa 10 putaran... Aku tidak boleh... Kalah dari... Kakak... Huhh. Kakak dia bahkan sudah memimpin latihan para.. prajurit " ucap Natasha pelan.

Dengan kaki kecil yang gemetar dia masih memaksakan diri untuk berlari.

"Nona !! Berhentilah jangan memaksakan diri seperti ini !!" Teriak Ivonne cemas. Bagaimana pun ini adalah pertama kali Natasha melakukan aktivitas fisik.

Natasha jatuh setelah akhirnya dia menyelesaikan 10 putarannya. Dia melakukan dia lapangan lari yang biasanya digunakan oleh para prajurit untuk berlatih. Bisa bayangkan seluas apa lapangannya.

Natasha berusaha berdiri dan berjalan ke ayahnya dia digandeng oleh Ivonne agar bisa berdiri seimbang.

Sementara, Nicholas berdiri agak jauh mengawasi latihan para prajurit yang dipimpin oleh Nathan. Ivonne tidak berani mendekati Nicholas jadi dia hanya mengantar sampai agak dekat saja.

"Ayah... Aku... Aku berhasil lari 10 kalii " ucap Natasha dengan bahagia sambil menunjukkan 10 jarinya. Ia menanti pujian dari ayahnya.

Nicholas menatapnya dengan dingin seolah mayat hidup.

"Lalu ? Apa maksudmu ketika kau menghadapi bahaya, kau hanya akan berlari ?" Ucap Nicholas dengan acuh tak acuh dan tidak mau menatap gadis berstatus anaknya itu.

Raut bahagia langsung menghilang begitu saja dari wajah Natasha. Tapi dia menggenggam tangannya dan menatap ayahnya sekali lagi.

"Tentu saja tidak !! Setelah ini aku akan belajar berpedang ! Dan menjadi seseorang yang hebat seperti ayah!"

Nicholas tertegun sejenak dan berlalu begitu saja.

Sejak saat itu Natasha terus memaksa dirinya untuk menjadi lebih kuat lagi. Dia belajar berpedang dari gurunya yang mantan seorang ksatria di kediaman Duke.

"Sembilan puluh... Sembilan..."
Bugh !!
"Seratus..."
Bugh !!

"Huhh Huhhh... Aku harus jadi lebih kuat... Lagi..." Ucap Natasha yang masih mengayunkan pedangnya ke arah boneka latihan di depannya. Bahkan sampai tangannya penuh dengan memar dan luka.

Seketika banyak gambaran melintas di pikirannya.

"Lagi..." Natasha yang belajar memanah.
"Lagi... " Natasha yang belajar bela diri.
"Supaya ayah bisa melihatku...." Natasha yang bergadang membaca banyak buku di perpustakaan.

Meski Ivonne dan dan para gurunya sudah bersikeras melarang Natasha. Tapi tetap saja Natasha adalah gadis dengan sifat keras kepala, dia bahkan sering kabur tengah malam untuk bisa pergi ke perpustakaan. Dirinya memang lebih sering menghabiskan waktu membaca buku sejak dia sudah bisa membaca.

Dan sejak umurnya 6 tahun dia mulai membaca tentang sistem sihir, ekonomi, sejarah bangsawan dan kekaisaran, teori sihir dimensions, spiritis dan masih banyak lagi.

Seorang gadis kecil yang sangat bertekad untuk mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.

...

'Dasar bapak jangkrik !! Kejem banget dia Ama anak sendiri !! Ga habis pikir gue !!' monolog Natasha setelah memahami isi ingatan itu.

Natasha tidak ingin larut dalam kesedihan lagi. Dia keluar dari kamarnya dan menuju barak tempat biasanya dia dan para ksatria berlatih. Tapi karena saat ini masih sangat pagi jadi bisa dipastikan tempat itu masih sepi.

Natasha berlari sebentar dan mulai berlatih pedang awalnya dia kesulitan, karena memang di dunia modern dia hanya bisa bela diri. Tapi karena tubuh asli Natasha sudah mahir membuatnya sedikit lebih paham.

Karena saat ini guru yang mengajarinya berpedang sedang memiliki urusan karena itulah dia hanya bisa berlatih sendiri. Padahal awalnya Natasha penasaran siapa gurunya itu. Tapi yahh mau bagaimana lagi.

Lapangan perlahan mulai ramai dan para ksatria juga tidak memperdulikan Natasha yang berlatih.

'Lahh ga ada 1 pun dari mereka yang ngasih penghormatan ke gue!! Astogee gini-gini gue masih berstatus anak majikan kalian !'

'Tapi yah namanya juga anak yang diabaikan wajar jika para prajurit bahkan pelayan pun tidak menghormatinya.'

Natasha merasa kesal dan berniat untuk pergi tapi,

Ting!!
Misi kali ini untuk meningkatkan aura antagonis, cari masalah dengan para ksatria dan berduel dengan mereka !

Natasha yang sudah melangkah pergi langsung mematung, sambil menatap monitor di depannya dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

'Lu gila !! Ngapain juga gue nyari-nyari masalah kek ga ada kerjaan !! Ga mau !! gue tolak !!'

Natasha merasa sangat frustasi menghadapi game gila ini, padahal dia sudah bertekad untuk bertahan hidup di game. Rencananya dia tidak akan menjebak ataupun membuli Diana dengan begitu dia yakin jika dirinya tidak akan mati. Lalu dia juga tidak akan mencari masalah pada male lead. Dengan begitu dia yakin dirinya akan mencapai happy end nya sendiri.

Namun baru 1 langkah tiba-tiba tubuhnya bergerak sendiri ke arah para ksatria yang masih membicarakan sesuatu.

'Lahh jangkrik ENGGAKKK !!!GAME SIALAN. Gue masih mau idup !! Ahhhh!!'

Para prajurit menatap heran ke arah Natasha yang berdiri depan mereka.

"Eh.. ehmmm kenapa kalian hanya menatapku seperti itu ? Dimana sopan santun kalian ? Apa seperti ini tingkah kalian pada putri bangsawan " Ucap Natasha dengan nada yang berusaha marah.

'Ahhhhhhh Sumpah...siapapun tolong bawa aku pergi... Bibir gue bicara sendiri !!!' 

Meskipun dirinya berusaha menampilkan ekspresi marah tapi di mata para ksatria itu justru terkesan lucu. Dengan tubuh kecil, pendek dan pipi yang menggembung. Membuat para ksatria menahan tawa mereka.

"Kami meminta maaf nona... Semoga berkat dan cahaya selalu menyertai anda" ucap seorang ksatria dengan nama felix sambil berlutut dengan hanya 1 lutut menempel di tanah. Lalu diikuti semua ksatria di sana.

'Lahh kok jadi gini sih njir ?! Bukannya mereka ga ngehormati Natasha yah... Kalau begini kan gue ga bisa ngebuat masalah !!'

Ting!!
Mereka mulai tidak menghormati Natasha setelah perlakuan yang Natasha lakukan pada Diana. Jadi jauh sebelum itu mereka semua dan para pelayan masih menghormatimu.

Alis Natasha berkedut menahan emosi karena info dadakan yang sangat terlambat ini.












Transmigrasi ke dalam game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang