Bab 27

34 2 0
                                    

William terus berjalan sampai akhirnya dia menemukan pohon yang tingginya menyentuh langit, pohon itu mengeluarkan cahaya di seluruh tubuhnya.

"Tcih... Aku sudah datang jauh-jauh ke sini, tapi tidak ada bunga apapun ?! Apa kau sengaja ?!" Ucap William dengan kesal.

"Manusia kau adalah orang ke dua yang tidak seharusnya kau sampai di tempat ini, untuk apa kau mencarinya?" Tiba-tiba muncul suara dari pohon kehidupan yang ada di depannya.

"Aku menginginkannya karena aku ingin abadi ! Tapi karena aku tidak bisa mendapatkan bunganya biarkan aku memutil*si mu untuk ku bawa pulang" ucap William dengan sombong.

"Dasar bocah ingusan baru belasan tahun tapi kau seolah sudah bisa mengendalikan dunia, hanya karena kau sudah menjadi penyihir 8 lingkaran" ucap pohon itu lagi. William mengarahkan sihir api ungu ke pohon kehidupan, dan terjadi ledakan yang cukup besar.

"Itu sudah bagus, di umurku yang ke 16 tahun ini !!" William

mengangkat tangannya dan sihir api ungu mulai terbentuk dan semakin besar. Jika Sihir api hitam hanya dimiliki oleh 1 keluarga di kekaisaran Edinburgh maka api ungu hanya dimiliki oleh keluarga kekaisaran Esterdal.

DUARR!!!!

Pohon kehidupan itu terbakar sedikit, William lalu naik ke atas mengambil ranting pohon kehidupan, meskipun hanya ranting tapi itu bisa digunakan untuk menawar segala macam racun yang ada didunia.

"Bocah Sialan, Aku mengutuk dirimu. Kau tidak akan bisa terbebas sampai kau menemukan gadis suci yang diberkati oleh Dewi Athena atau Dewi Hera." Ucap pohon kehidupan.

William yang tidak percaya akan hal-hal seperti itu hanya tersenyum miring.

"Lagipula aku tidak percaya kutukan seperti itu" ucap William lagi dia berjalan santai meninggalkan pohon kehidupan,

"Kau tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki lagi ke tempat ini" ucap pohon itu dari kejauhan,

William berbalik,

"Lagipula aku juga sudah mendapatkan sesuatu yang pantas, meski berbeda dengan rencanaku."

Tapi ketika William melangkahkan kakinya, keluar dari gerbang Agartha. 

Tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi kucing, dia syok dan terkejut tidak menyangka kutukan itu benar-benar terjadi.

'Sialan !! Tidak kusangka dia benar-benar mengutukku !! Padahal aku sudah mengantisipasinya dengan pelindung cahaya tingkat tinggi yang ku buat ! Terlebih lagi aku menjadi kucing?!'

William berbalik hendak masuk kembali ke Agartha, tapi sayangnya gerbang itu sudah tertutup kembali. Dia mencoba merapalkan mantra sihir namun sayangnya dia gagal.

Wiliam terus berkelana tidak tentu arah selama 3 bulan, untuk mencari seseorang dengan element es. Jika saja dia masih ada dalam bentuk manusia pasti akan sedikit lebih mudah. Karena ketahui dari buku yang dia baca saat masih di akademi sihir tertulis jika elemen es hanya dimiliki oleh 5 orang saja yang mendapat berkat dari Dewi Hera dalam sejarah benua ini. Itu pun banyak informasi yang dihapuskan termasuk nama mereka, untuk keamanan tiap kekaisaran agar tidak terjadi peperangan. 

Sebagai seekor kucing William menerima banyak perlakukan buruk dari para manusia, dia yang awalnya adalah seseorang terkuat di Kekaisaran Esterdal justru berubah menjadi mahluk lemah yang tidak bisa melakukan apapun.

Tiba-tiba dia tersadar jika dirinya sudah terlalu menyombongkankan kekuatan yang kapan saja bisa diambil darinya.

Sampai di kekaisaran Edinburgh, William segera berlari ke tepian untuk berlindung dari badai. Dia menggoyangkan badannya agar bulu-bulunya tidak terlalu basah.

Sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang gadis dengan rambut coklat keemasan datang dan berniat mengadopsinya.

 William menatap gadis itu dengan lama karena rambut coklat keemasan mengingatkannya tentang dengan ibunya yang menjadi ratu di kekaisaran Esterdal.

'Mustahil banget, ibu ku punya anak juga sini... Lagipula wajahnya juga beda' batin William.

William berpikir dengan gadis ini menjadi pemiliknya akan memudahkan untuk mencari gadis dengan berkat dari dewi, Karena dari pakaian pemiliknya jelas itu adalah pakaian bangsawan tingkat tinggi.

Tapi justru bersama gadis itu justru membuat William depresi,

"Keknya cowo... Eh apa cewe yah... Duhh keknya cewe sih... Kamu kukasih nama Stella !" Ucap pemiliknya dengan dengan riang.

"Kau pemilik buta ?! Aku itu cwo ! JANTAN ! Lihat ini lihat !!' ucap Wiliam yang terus memberontak sambil membuka kedua kakinya.

 Tapi pemiliknya hanya menatapnya dengan heran,

"Ayo, kita mandi bersama !!"

'Kau gila ?! Aku tidak sudi mandi dengan gadis sepertimu !' ucap William dengan kesal dan melompat turun tapi sayangnya pemiliknya itu tidak paham ucapannya sebagai seorang kucing.

Sampai akhirnya dari percakapan pemiliknya dengan seorang pelayan, Wiliam tau jika nama pemiliknya adalah Natasha putri seorang Duke wilayah barat di kekaisaran Edinburgh.

Dengan bantuan kakaknya, William bisa mengubah namanya awalnya Stella menjadi Xaiver yah setidaknya itu bukan nama seorang gadis.

Tapi respon Natasha justru berniat mencarikan dirinya istri agar memiliki kucing betina juga, Xaiver benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran Natasha.

...

Festival panen wilayah Desmond sangat ramai dan meriah semua kalangan entah dari tingkat bawah sampai tinggi bergabung dan bersenang-senang merayakan festival mereka.

Dalam festival ada banyak Bazar- bazar makan siap makan, Sayur, Buah, Bahkan bunga juga dijual secara gratis untuk mensyukuri panen yang melimpah.

'Gilak... Bisa-bisanya semua ini gratis ?! Egek definisi pemimpin sultan ! Yang menyejahterakan rakyatnya. Bahkan ga ada perlakukan khusus apapun semuanya sama rata' batin Natasha dengan banyak bawaan di tangannya bahkan sampai ada banyak yang dia masukkan dalam cincin penyimpanan. Dia juga baru saja menyadarinya tadi ketika ingin mencoba chestnut.

(Sebelumnya... )

"Paman berapa harganya ?" Tanya Natasha.

"Ini gratis nona" ucap paman itu dengan tersenyum.

Diana mencolek lengan Natasha dan berbisik,

" Semua yang ada disini memang gratis karena adanya festival ini" sontak saja Natasha membelalakkan matanya.

 Darimana bisa mendapatkan untung jika semuanya gratis. Bukankah itu akan merugikan para petani dan pedagangnya.

"Nona, panen yang berlimpah berkat kemurahan Dewi Athena. Ini sebagai bentuk syukur karena itu kami mengadakan festival setiap tahun." Ucap Diana lagi yang tidak berbisik.

'ohhh Dewi Athena... Dewi yang dikenal dengan cahaya dan keberuntungan... Dari game tertulis jika Diana nantinya akan menjadi pemilik element cahaya karena diberkati oleh Dewi Athena. Tapi ternyata tempat tinggalnya udah diberkati sejak awal'

Natasha membentuk O pada bibirnya akhirnya dia mengerti semuanya. Setelah membeli Chestnut, Diana mengajak Natasha berkeliling lagi. Mereka mulai mengobrol hal-hal random dan sesekali tertawa.

'Ternyata gini yah rasanya punya temen, ada tempat buat cerita, istirahat, tapi sayangnya kenapa aku harus jadi Natasha yang akhirnya akan mencelakai Diana.' Natasha menatap Diana yang berjalan didepannya sambil mengandeng tangannya.

Selama mereka berkeliling, Natasha mengamati tingkah laku Diana. Dirinya sangat baik, ramah dan tulus pada setiap orang yang mereka temui.

"Anu nona Natasha.." ucap Diana dengan malu dan menunduk. Saat ini mereka tengah duduk di kursi taman yang ada di festival itu.

"Itu... Aku..." Ucap Diana dengan terpotong-potong.

"Astaga festival ini keburu bubar, jika kau bicara seperti itu.." ucap Natasha yang spontan karena tidak sabar.

Transmigrasi ke dalam game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang