Bab 34

22 2 0
                                    

Matahari mulai merangkak secara perlahan, menerangi kamar Nicholas. Natasha terbangun ketika secercah cahaya yang lembut menyentuh wajahnya.

Natasha merenggangkan badannya, dirinya sudah jauh lebih baik, seolah sakitnya tadi malam hanyalah mimpi.

'haehh nih kasur empuk banget... Tapi bapak gue malah lebih sering tidur di sofa ama ruang kerja. Kan jadi mubazir ga ada yang nempatin' Natasha mengusap permukaan kasur.

Tok Tok Tok

"Masuklah" ucap Natasha menatap ke arah pintu. Pintu terbuka dan terlihat  Ivonne dengan wajah cemas. Ivonne langsung berlari ke arahnya dengan menangis tersedu-sedu, dan langsung memeluk Natasha dengan erat. Natasha sangat terkejut dengan perlakuan itu, tapi dia bisa memahami perasaan Ivonne. Dia langsung memeluk Ivonne dengan erat dan mengusap punggungnya agar tenang.

"Hiksss.. kenapa anda justru membahayakan diri nona ?! Apa selama ini saya kurang tegas terhadap anda ? Apakah kurang waktu saya, saya habiskan untuk merawat anda seperti anak saya sendiri ?" Ivonne melepaskan pelukannya dan menatap nonanya. Natasha yang mendengarnya langsung bersedih dan merasa bersalah.

"Maaf Ivonne, aku terlalu ceroboh. Ini salah ku !! Bukan salah Ivonne, maafkan aku. " Ucap Natasha menggenggam tangan Ivonne. Dia menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk tidak menangis.

" Apa anda tidak tau seberapa cemasnya saya ?! Saat anda tidak mau bangun selama 7 hari ?! " Ivonne mengusap air matanya.

"Eh ?? Apa ? Aku tertidur sampai 7 hari ?!!" Natasha langsung melongo dengan kabar yang baru saja dia dengar.

"Benar, dan anda baru bangun semalam, saya benar-benar bahagia mendengar kabar itu. Karena sebelumnya saya bahkan tidak bisa tidur nyenyak, dan tidak nafsu makan karena terus terpikir keadaan anda" ucap Ivonne lagi, terlihat jelas kantung matanya yang menghitam.

Natasha menatapnya dengan rasa bersalah yang makin mendalam, dia teringat saat kehidupan pertamanya. Dialah yang harus berusaha tegar dan kuat seorang diri, tanpa ada yang mempedulikannya.

"Maaf Ivonne, jangan marah. Aku janji aku tidak akan mengambil resiko seperti ini lagi" Natasha memegang kedua telinga sebagai ungkapan rasa bersalah.

"Janji," Ivonne memegang tangan Natasha dan menggenggamnya dengan erat.

Tok tok tok

Terlihat Hana masuk ke kamar dengan membawa meja dorong berisi makanan, Hana juga sama seperti Ivonne yang langsung memeluk nonanya. Dan drama part 2 pun dimulai lagi.

Setelah dirinya sarapan banyak orang yang datang menjenguknya, seperti paman Arsen, Felix, Ferald. Natasha sangat senang ada banyak orang yang mempedulikannya.

'Rasanya seperti mimpi, kupikir hidup menjadi Natasha hanya akan berakhir menyedihkan dan tidak berharga. Tapi setelah melihat perlakuan mereka semua, aku benar-benar merasa jika hidupku jauh lebih berharga.'

'Anakku, keberadaanmu di dunia ini jauh lebih penting dari apa yang kamu duga.'

Ucapan Dewi Hera terngiang dalam pikirannya, Natasha tersenyum tipis. Akhirnya dirinya mengerti arti dari keberadaannya di dunia ini.

'Terima kasih, Dewi Hera'

Semua orang langsung tercengang, ketika Natasha tersenyum lembut terlihat jelas jika dirinya sangat bahagia. Seolah-olah nona mereka menemukan apa yang menjadi tujuan hidupnya.

"Kenapa kalian menatapku ?" Tanya Natasha yang merasa jika suasana menjadi canggung.

"Ahh tidak... Hanya saja nona terlalu cantik saat tersenyum seperti itu." Ucap Hana.

"Hmmmm... Peri kecil ini memang sudah cantik sejak awal. Setelah ini kamu beristirahat saja dengan baik, jangan memaksakan diri untuk berlatih apapun lagi." Ucap paman Arsen dengan terkekeh pelan.

"Jika nona membutuhkan teman bertarung, saya siap nantinya" ucap Felix tersenyum. Rambutnya yang berwarna merah dan matanya berwarna emas benar-benar perpaduan ketampanan yang pas.

'Ga lagi deh sueer, dia lawan yang tangguh egek'

"Terima kasih Felix" ucap Natasha menatap Felix, lalu dia beralih ke Ivonne.

Natasha menatap Ivonne yang sepertinya bersikap malu-malu terhadap Felix, Felix pun juga sama beberapa kali Felix menatap mengalihkan pandangannya dari Ivonne sambil menggaruk tengkuknya. Terlihat jelas jika mereka berdua memang...

'Ouhhh jadi gini... Ternyata si Felix jenguk gue, supaya bisa ketemu ama Ivonne. Pantes aee, tapi keknya mereka saling suka deh. Terus Felix juga baik, ganteng, punya roti sobek. Ditambah kemampuannya bagus, soalnya udah gue uji juga. Perfect sih'

Melihat Natasha yang serius memikirkan sesuatu membuat mereka bergegas pergi, terlebih mereka juga memiliki urusan masing-masing. Saat Felix melangkahkan kakinya keluar dari kamar, dia melirik ke Ivonne lagi. Sedangkan Ivonne yang melihatnya langsung berpura-pura membereskan alat makan.

'Mau gue bantu mereka, tapi gue sendiri 0 pengalaman cinta egek'

"Ivonne, apa kau tidak ingin pergi ke suatu tempat ?" Tanya Natasha yang menemukan ide.

"Ehh... Saya memang mendapat jatah piket untuk ke pasar berbelanja kebutuhan dapur" ucap Ivonne menatap nonanya tidak mengerti, tidak biasanya Ivonne menanyakan hal seperti ini.

"Baguss !! Felix!!" Natasha langsung berteriak, bahkan Ivonne menutup telinganya.

Felix segera berlari kembali ke kamar karena berpikir ada bahaya, tapi saat dia kembali.

"Felix, tolong antarkan Ivonne pergi pasar." Minta Natasha dengan tatapan imutnya.

"Nona, apa yang anda katakan ? Bagaimana mungkin tuan Felix mengantar saya. Beliau adalah komandan ksatria kediaman Euria pasti sangat sibuk !" Ucap Ivonne lagi yang jelas terlihat salah tingkah.

"Nona.. saya.."

"Aku mohon Felix ! Diluar berbahaya, aku takut jika hal buruk menimpa Ivonne ! Aku sudah menganggapnya sebagai ibuku, jadi aku tidak bisa mempercayakan keselamatannya pada orang lain !" Ucap Natasha keras kepala dan sedih.

Sementara Ivonne ikut hanyut dalam drama Natasha, dan tidak kuasa menolak permintaan nonanya yang sudah seperti anak sendiri.

Lalu Felix, Yah dia sebenarnya sangat gugup, tapi dia melirik ke arah Ivonne. Mungkin saja ini kesempatan agar dirinya lebih dekat dengan gadis itu.

"Baiklah, saya akan melaksanakan perintah anda." Ucap Felix lagi. Ivonne langsung menundukkan kepalanya dan mengikuti Felix.

'Nahh... Setidaknya kalian jadi lebih deket, lagipula gue selalu ngerasa bersalah ama Ivonne yang udah ngasuh gue sejak kecil. Gue ngerasa kayak udah merebut 14 tahunnya yang berharga dimana dia harusnya ngerasain pesta teh, jatuh cinta, berkelana. Makanya itu gue pengen dia ngerasain jatuh cinta, udah banyak cinta yang dia kasih ke gue.' batin Natasha menatap Ivonne.

Ting!!
Pemain apa yang kau lakukan ? Kenapa  kau tidak bisa dihubungi selama 7 hari ?

Natasha memutar bola matanya dengan malas,

'bukannya elu sendiri tau ?, jelas gue aja ga sadarkan diri !' Natasha bersikap acuh dan beranjak dari ranjangnya. Tapi,

BRUAK !!

Tubuhnya terasa lemas dan kaku bahkan untuk bergerak saja dia sedikit kesusahan.

'ini pasti karena gue terlalu lama rebahan jadinya gini, astaga...'

Natasha berusaha bersabar dan meraih tepi meja. Agar dia bisa berdiri lagi, dia ingin memanggil pelayan tapi Ivonne jelas pergi ke pasar sedangkan Hana tidak tau ada dimana.

Natasha berusaha bangkit lagi tapi, kakinya benar-benar lemas.

"Ahhh..." Natasha kehilangan keseimbangan dan akan jatuh.

"Berhati-hatilah bodoh" dengan cepat sebuah tangan merangkulnya. Natasha menatap pemilik rambut dan mata berwarna ungu tua yang tampak elegant. Jubahnya berkibar tertiup angin menambah aura ketampanan yang dia miliki.






Transmigrasi ke dalam game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang