Chapter 19 : Bab 18: Keberanian di Tengah Kehancuran

1 0 0
                                    

Kendaraan Cora melaju cepat mendekati pinggiran kota Deipok. Suara ledakan semakin keras, disertai teriakan pilu dari penduduk yang mencoba melarikan diri. Hansel, Mia, dan Cora tidak banyak berbicara, hanya fokus pada misi yang kini mereka putuskan untuk jalankan: menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Ketika mereka mendekati gerbang kota, mereka langsung bisa melihat situasinya. Api berkobar di sepanjang jalan utama. Bangunan-bangunan runtuh, beberapa kendaraan sipil terbakar. Di tengah kekacauan itu, Droid humanoid bergerak dengan efisiensi yang menakutkan—menembak, menghancurkan, dan memburu siapa saja yang ada di depan mereka. Beberapa warga sipil yang terluka tergeletak di jalan, sementara yang lain mencoba melarikan diri ke arah lain.

Hansel mengarahkan pandangannya ke salah satu Droid humanoid yang lebih besar, matanya menyipit penuh kebencian. "Sialan... mereka nggak berubah sama sekali. Mother masih suka ngirim pembunuh tanpa hati ke tempat yang nggak siap."

Cora memperlambat kendaraan saat mereka mendekati pinggiran kota. "Kita nggak bisa masuk terlalu jauh. Mereka pasti langsung ngehancurin kendaraan ini kalau kita terlalu dekat. Gue akan berhenti di sini buat angkut orang-orang yang lari keluar."

Hansel mengangguk, lalu menoleh ke Mia. "Mia, kita jalan kaki dari sini. Fokus kita adalah mengalihkan perhatian Droid-Droid itu. Kalau mereka sibuk sama kita, mereka nggak akan punya waktu buat ngejar orang-orang."

Mia menatap Hansel dengan serius, senapannya sudah siap di tangan. "Gue ngerti. Lo cover gue, gue cover lo."

Hansel tersenyum kecil. "Itu rencana gue. Jangan sampai lo ketembak, ya? Gue nggak mau jadi pahlawan sendirian."

Mia mendengus, mencoba menutupi rasa tegangnya. "Lo yakin itu, Hansel? Gue rasa lo malah bakal bikin monumen buat diri lo sendiri kalau gue mati."

Cora menginterupsi dengan suara keras. "Hei, fokus! Ini bukan waktunya bercanda. Gue bakal jagain kendaraan ini, tapi lo berdua harus bergerak cepat. Kalau kita ketahuan, kita nggak punya waktu buat nyelamatin siapa pun."

Hansel dan Mia keluar dari kendaraan, menyelinap melalui reruntuhan di sepanjang pinggiran kota. Mereka bergerak dengan hati-hati, menghindari perhatian Droid humanoid yang terlihat berpatroli di jalan utama.

Di Dalam Kota Deipok

Hansel dan Mia mendekati sekelompok kecil warga yang sedang bersembunyi di balik bangunan yang hampir runtuh. Ada lima orang di sana—dua wanita, satu pria tua, dan dua anak kecil yang menangis tanpa henti. Hansel berlutut, mencoba menenangkan mereka.

"Ssst, tenang," katanya dengan suara rendah tetapi penuh ketegasan. "Kami di sini buat bantu. Ada kendaraan di pinggiran kota. Kalian harus lari ke sana secepat mungkin."

Salah satu wanita, yang terlihat seperti ibu dari dua anak itu, menatap Hansel dengan mata penuh air mata. "Tapi... bagaimana kalau Droid-Droid itu mengejar kami? Mereka sudah membunuh banyak orang... kami nggak bisa melawan mereka."

Mia meletakkan tangannya di bahu wanita itu, menatapnya dengan lembut tetapi serius. "Dengerin gue. Kami di sini buat ngasih waktu buat kalian lari. Kalian nggak akan sendiri. Jalan ke arah barat, ada kendaraan yang nunggu. Cora yang bakal bawa kalian keluar."

Pria tua di kelompok itu menggigit bibirnya, matanya penuh ketakutan. "Tapi bagaimana dengan kalian? Kalau kalian mati—"

Hansel memotong dengan nada dingin tapi penuh keyakinan. "Kalian nggak usah pikirin kami. Kami udah biasa ngadepin Droid-Droid ini. Yang penting, kalian keluar hidup-hidup. Ayo, bergerak sekarang!"

Wanita itu mengangguk ragu, lalu mulai mengangkat anak-anaknya. Pria tua itu membantu wanita lain yang terlihat terluka. Mereka mulai bergerak dengan cepat ke arah yang ditunjukkan Hansel, tetapi tiba-tiba terdengar suara THUMP, THUMP, THUMP—suara langkah berat yang mendekat.

Mia langsung menoleh ke Hansel. "Droid humanoid. Mereka datang."

Hansel mengangguk cepat, mengokang pistol plasmanya. "Ayo, Mia. Ini waktunya kita bikin keributan."

Pertempuran di Jalan Runtuh

Dua Droid humanoid besar muncul dari sudut jalan, mata merah mereka langsung terkunci pada Hansel dan Mia. Mereka mengangkat senjata otomatis di lengan mereka, menembak dengan presisi mematikan. Hansel dan Mia langsung berlindung di balik reruntuhan beton.

Mia mengintip sedikit, menembakkan senapannya ke arah salah satu Droid. "Sial! Armor mereka lebih tebal dari Beast Droid!"

Hansel memutar badannya, menembakkan beberapa peluru plasma ke arah yang sama. "Tetap tembak ke bagian sambungan mereka! Mother selalu bikin mereka dengan titik lemah di persendian!"

Droid humanoid pertama terus menembak, peluru-peluru mereka menghancurkan reruntuhan tempat Hansel dan Mia berlindung. Sementara itu, Droid kedua mencoba mendekati mereka dengan langkah cepat, membawa pedang energi besar yang bersinar biru.

Mia menembak ke arah lutut Droid kedua, membuatnya terhuyung sedikit. "Sialan, Hansel! Kalau gue mati, gue bakal balikin ini semua ke lo di alam baka!"

Hansel tertawa kecil di tengah tembakan. "Kalau lo mati, Mia, lo harus pastiin buat hantui Mother, bukan gue!"

Hansel melompat dari perlindungannya, menembakkan serangkaian tembakan plasma ke arah kepala Droid pertama. Tiga tembakan berhasil mengenai mata Droid itu, membuatnya berhenti bergerak dan terjatuh ke tanah dengan suara keras.

"SATU JATUH!" Hansel berteriak.

Mia berguling keluar dari perlindungan, menembak langsung ke persendian bahu Droid kedua. Serangan itu cukup untuk membuat Droid itu menjatuhkan pedangnya, memberinya waktu untuk menembak lagi ke kepala. Dengan satu tembakan yang presisi, Mia berhasil menjatuhkan Droid kedua.

"DUA JATUH!" katanya sambil tersenyum tipis, meskipun napasnya terengah-engah.

Hansel menepuk bahunya sambil tertawa kecil. "Lo mulai makin bagus dengan senapan itu, partner."

Mia menatap Hansel sambil mendengus. "Dan lo mulai makin tua buat nahan nafas lebih lama."

Kembali ke Pinggiran Kota

Setelah memastikan bahwa jalan aman, mereka kembali ke kendaraan Cora, di mana kelompok warga sudah berada di dalam kendaraan. Cora menatap mereka dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Apa kalian baik-baik aja?" tanya Cora.

Hansel mengangguk, meskipun wajahnya menunjukkan kelelahan. "Kami berhasil. Tapi ini baru permulaan. Kalau serangan ini beneran karena Mother, ini cuma awal dari sesuatu yang jauh lebih buruk."

Mia memandang ke arah kota yang masih terbakar di belakang mereka, matanya dipenuhi emosi yang sulit dijelaskan. "Kita nggak bisa terus begini, Hansel. Kita harus cari cara buat melawan mereka... bener-bener melawan."

Hansel menatap Mia dengan serius, lalu mengangguk. "Lo benar, Mia. Kita harus cari cara buat menghentikan Mother, sekali untuk selamanya."

Cora mengemudikan kendaraan mereka menjauh dari kota, membawa warga yang selamat ke tempat yang lebih aman

MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang