Hansel duduk di ruang utama dengan wajah lelah. Mia telah tertidur beberapa waktu lalu di salah satu ruang istirahat kecil di dalam markas tersembunyi itu. Setelah proses penyuntikan nano machine yang sangat melelahkan, Mia akhirnya berhasil bertahan, tetapi tubuhnya masih dalam proses adaptasi. Hansel tahu dia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan teknologi baru yang sekarang mengalir dalam darahnya. Namun, Hansel tidak memiliki kemewahan waktu seperti itu.
Dia merasakan tubuhnya melemah selama beberapa bulan terakhir. Nano machine dalam tubuhnya—yang selama ini membuatnya tetap muda dan kuat—tidak lagi bekerja seperti dulu. Persentase nano machine yang aktif kini hanya 9 persen. Itu sebabnya napasnya sering tersengal-sengal, luka di tubuhnya tidak lagi sembuh dengan cepat, dan reaksinya tidak setajam dulu.
Hansel bangkit dari kursinya, menatap sekilas ke arah ruang tempat Mia tertidur. Dia tersenyum kecil, lalu berbisik pelan, "Tidur aja, Mia. Jangan ikut campur soal ini."
Langkah Hansel mengarah ke sebuah pintu baja di sudut ruangan utama, sebuah pintu yang selama ini dia hindari. Di balik pintu itu, terdapat ruangan kecil dengan lampu biru yang menyala redup. Di tengah ruangan itu berdiri sebuah tabung kaca besar, diisi dengan cairan yang berpendar lembut. Di dalam cairan itu, terdapat nano machine generasi terbaru—teknologi yang mereka rebut dari Mother selama Perang Gastra, teknologi yang jauh lebih maju dari apa pun yang pernah dibuat manusia.
Hansel menatap tabung itu dengan mata penuh keraguan. Selama bertahun-tahun, tabung itu hanya berdiri di sana tanpa digunakan, seperti monumen dari masa lalu. Teknologi ini sangat berbahaya. Dalam perang, mereka menyebutnya Nano Machine Type-Z, generasi nano machine yang dikembangkan Mother untuk menciptakan prajurit-prajurit sempurna. Namun, teknologi ini memiliki tingkat kegagalan yang luar biasa tinggi. Dari 100 orang yang pernah mencoba menggunakan Type-Z dalam perang, hanya satu orang yang bertahan hidup—dan orang itu akhirnya kehilangan kewarasannya.
Hansel tahu risikonya. Proses ini bukan seperti suntikan nano machine biasa. Cairan ini akan benar-benar menyatu dengan inti tubuhnya, mendekonstruksi sel-selnya dan membangunnya kembali. Jika tubuhnya menolak, maka tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
Dia menarik napas panjang, menatap tangannya yang bergetar. "Sial... Gue beneran nggak punya pilihan, ya?" gumamnya pada dirinya sendiri.
Dia berjalan ke panel di samping tabung dan mengetikkan kode akses. Sebuah suara elektronik terdengar:
"Warning: Nano Machine Type-Z activation detected. Survival probability: 2%. Are you sure you want to proceed?"
Hansel tertawa kecil mendengar suara itu. "Dengar, gue udah hidup cukup lama buat tahu satu hal—nggak ada yang pasti di dunia ini kecuali risiko." Dia menekan tombol konfirmasi. "Yes. Proceed."
Tabung kaca itu mulai terbuka perlahan, mengeluarkan uap dingin yang memenuhi ruangan. Cairan di dalam tabung tetap berpendar lembut, seperti menunggu untuk menyatu dengan tubuh seseorang. Hansel melepas jaket dan bajunya, memperlihatkan tubuhnya yang penuh bekas luka dari perang-perang sebelumnya. Meski teknologi nano machine telah membuatnya awet muda, bekas luka itu tetap menjadi pengingat bahwa dia bukan tak terkalahkan.
Dia masuk ke dalam tabung dengan langkah berat, tubuhnya menyentuh cairan dingin yang langsung membuat bulu kuduknya berdiri. Cairan itu terasa seperti menyusup ke kulitnya bahkan sebelum proses dimulai. Hansel menggigit bibir, mencoba menahan rasa takut yang tiba-tiba muncul di dadanya.
"Commencing Type-Z integration process. Estimated time: 4 hours. Survival probability: 2%. Good luck."
Tabung itu menutup dengan suara mendesis, dan cairan mulai naik perlahan, menutupi tubuh Hansel sepenuhnya. Sensor-sensor di dinding tabung mulai aktif, memancarkan cahaya biru yang berdenyut.