14. (Rinz)

564 114 9
                                    

Di kamar Skylar dan Dyren.

"Ren? lu bego ya? anak anak pada ribut gara gara lu Ren!"

Skylar tak tahu harus bagaimana, ia berdiri di depan Dyren sambil terus memarahi nya, Dyren benar benar membuat tim nya kacau.

"Maaf"

Hanya itu yang ia dapat keluar kan dari mulut nya, Skylar mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan nya, berfikir untuk menutupi semua kejadian ini dari manager dan bos nya.

"tch" Skylar mendecih, ia pergi keluar dari kamar, "Diem lu di sana" suruh Skylar dengan nada tinggi, Dyren tak menjawab apa apa, ia tidur di atas kasur nya menutupi mata nya dengan lengan nya.

"Gua ga maksud kaya gitu.." Dyren mengumam sendiri.

~~~

Hazle berniat pergi keluar GH, emosi nya masih memuncak, tak mungkin Sutsujin membiarkan nya membawa motor sekarang. Apa lagi sekarang sudah tengah malam. Dengan cepat Sutsujin menarik tangan nya, menahan nya untuk ke arah motor.

"Prab, sabar prab"

Bukan Halze kalau tidak memberontak, ia mencoba melepaskan diri dari Sutsujin, tapi ketika ia berhasil lepas, Sutsujin lebih cepat lagi menarik tangan nya kembali.

"Diem lu, ga usah ngelarang gua" marah nya pada Sutsujin. Mata nya merah, menahan emosi sedari tadi, tangan nya gemetar ingin memukul sesuatu. Tapi Sutsujin tidak membiarkan nya untuk itu.

"Shut shut, tenang dulu oke" Sutsujin memaksa Hazle untuk menghadap nya, ia memegang kedua pundak Hazle agar anak itu tetap menghadap ke arah nya. "Tenang dulu, kalau lu mau emosi, ke gua aja oke?"

Sutsujin meraih telapak tangan Hazle yang gemetar menaruh nya di pipi nya langsung. "Tampar gua kalau itu bisa ngilangin emosi lu prab"

Hazle mengeleng, bibir nya cemberut menahan tangisnya, "Lu ga salah ngapain gua pukul lu"

Sutsujin mengeleng, lalu ia dengan sengaja membuat tangan Hazle mengepal, dan menaruh nya di pipi nya lagi. "this is my mistake, lu yang pernah bilang,gua yang bikin lu suka sama gua kan? jadi apa yang di bilang Rin salah Prab, karena lu normal. Lu kek gini karena salah gua Prab, ayo pukul gua"

"Gak!" emosi Hazle pecah, ia bukan meluapkan nya dengan pukulan tapi dengan tangisan, ia memeluk Sutsujin dengan erat, mengeluarkan semua emosi nya yang dari tadi dia tahan. "gak lu ga salah kak" Hazle menggeleng kuat.

Sutsujin membalas pelukan dari Hazle, ia mengusap lembut kepala Hazle agar ia tenang, "gak apa apa, ada gua prab"

~~~

"ANJING SAKIT"

Di dapur, idok pelan pelan mengompres bekas lebam pada wajah Rinz dengan air es.

"Diam kau, aku susah kalau begitu" gumam Idok kesal, pasal nya Rinz tak mau diam duduk di sana.

Keduanya diam tanpa bicara lagi sampai Idok selesai mengompres nya, Rinz dengan pelan pelan mengerakan wajah nya, rasa sakit masih terasa pada nya walaupun tak sesakit tadi.

"Kau kalau ada masalah omongin jangan kaya gitu Rin" gumam Idok saat ia membersihkan bekas kompresan nya.

"gua ga ada masalah do, si Ren aja sensi sendiri sama gua, gua juga bingung. Aneh banget tu orang" Rinz mengumam sendiri, sambil melihat luka nya di balik cermin kecil yang ia punya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Glasses (Sutsujin x Hazle) x (Dyren x Rinz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang