7. (ngedate 2)

1K 115 25
                                    

"Yes, aku menang" Dyren memasukan satu bola lagi ke ring, membuat ia menang 8 - 5 dari Rinz.

"Hoki aja kau dek dek" Rinz mengumam saat ia di nyatakan kalah.

"Kalah kalah aja lah" jawab Dyren sambil tertawa, "mana hadiah nya?" Dyren mengadahkan tangan nya di depan Rinz, meminta janji Dyren sebelum nya.

"Yaa, selamat untuk Rendy" Rinz mengucapkan itu dengan nada malas, sementara itu Dyren masih mengadahkan tangan nya di hadapan Rinz. "ga usah nadah gitu, hadiah nya cuma selamat dari gua"

"Sialan" Dyren mengumpat kesal, Rinz tertawa kecil, "anak se-excited ini di tipu" Dyren merengek dramatis, sementara itu Rinz semakin tertawa geli.

"Ah ga usah dramatis gitu, ayo main yang lain" ajak Rinz pada nya, Dyren mengikuti nya walaupun sedikit cemberut.

Semua permainan hampir di coba mereka, dan sekarang mereka tepat berada di depan mesin capit boneka.

"Mama mau itu" seorang anak kecil tak jauh dari mereka menunjuk benda kecil itu di dalam box kaca.

"mama udah coba sayang, gak bisa mama, maaf ya" sang ibu membujuk nya, tapi tetap saja anak itu merengek ingin boneka itu.

Dyren dan Rinz saling menatap sebentar, memberi kode untuk membantu sang ibu itu.

"bantuin" suruh Rinz sambil mendorong Dyeen.

"kok aku? ga bisa aku" Dyren mengelak, dia tidak jago dengan itu.

"Gua kasih hadiah entar,  bantu sana"

"gak, ga percaya sama kau"

Rinz menggaruk kepalanya, anak kecil itu mulai menangis, merasa iba dia menghampiri nya dan mencoba membujuk nya juga.

"jangan nangis ya dek, kakak coba ambil, tapi kamu jangan nangis ya?" Rinz berbicara dengan lembut pada anak itu, anak itu mengangguk, Rinz tersenyum senang dan langsung mencoba permainan itu.

Dyren memperhatikan nya, sejujurnya ia tidak tertarik melihat permainan itu, menang atau tidak nya Rinz di permainan itu, hal yang menjadi pusat pandangan nya adalah Rinz dengan wajah serius mecoba mencapai boneka di dalam mesin.

Satu kali percobaan gagal, yang kedua kali nya dia menambah keseriusan nya lagi, di saat hampir berhasil mengambil nya capit nya tidak kuat mengangkat boneka itu.

"Ett ini mainan apa sih susah amat?" Marah Rinz pada mesin di depan nya, ia merasa jengkel sendiri karena mesin itu.

Dyren tertawa geli melihat nya, di satu sisi dia juga melihat anak kecil itu seperti berharap dengan Rinz untuk boneka nya.

Percobaan ketiga gagal, Rinz mengacak acak rambut nya karena furstasi.

"Sini lah aku aja" Dyren yang tidak tega mulai ikut mencoba. "Ah gampang ini mah, kalau aku bisa, aku dapet apa nih?"

"elah ngeremehin, gua yang nyoba dari tadi aja susah, gua yakin lu juga ga bisa" jawab Rinz dengan ketus.

Dyren tersenyum tipis, "kalau aku bisa, kau cium aku ya"

"dih kocak, perjanjian apa itu?" Rinz mengeleng kuat.

"Kalau kata kau ini susah harus nya ga usah takut kan?"

Rinz terdiam sebentar dengan tawaran itu. Di fikir fikir iya juga, dia aja sulit mendapatkan boneka itu, apa lagi Dyren.

"oke, kalau lu ga bisa harus botak kaya ler ya"

Dyren mengangguki nya dengan setuju, kedua nya pun salaman sebagai bentuk kesepakatan.

Sekali percobaan gagal, hampir dapat tapi kembali jatuh, percobaan kedua juga sama, Dyren mulai frustasi.

Glasses (Sutsujin x Hazle) x (Dyren x Rinz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang