12. (Confess)

974 108 69
                                    

Dyren tersenyum cerah di depan kaca, sambil membentuk rambut sesuai yang ia inginkan, sesekali bersiul riang, karena hari ini adalah hari spesial untuk dia.

"Cie cie kaya ada yang lagi seneng nih" ledek Skylar yang baru selesai siap memakai jarsey nya.

"Yoi, sekarang adalah moment of truth" jawab Dyren dengan tawa nya.

"Hahaha" Skylar tertawa kecil, "Tapi emang lu yakin ren?" tanya Skylar yang memastikan keinginan nya.

"Yakin dong" Dyren dengan percaya dirinya menjawab.

Sementara itu di sisi kamar lain, dimana dua orang kelahiran aceh itu sedang bersiap siap juga. Idok sibuk dengan peralatannya tapi Rinz tetap diam di depan cermin nya dengan kebingungan.

"woy, jangan bengong gitu, kesambet nanti kau" gumam Idok tak jauh dari nya.

Rinz tetap di tempat nya, ia memegang kedua knock pintu lemari nya dengan kuat, "Do, kek nya ada yang salah deh sama gua" Rinz menatap terus diri nya didepan cermin, berfikir keras tentang keanehan dirinya.

"Apa sih? muka lu bener rin, ga usah kaget emang jelek gitu muka lu" jawab idok asal, ia seperti peduli atau tidak dengan Rinz karena ia sendiri asik sendiri dengan kegiatan nya.

"Tapi do, serius gua ngerasa aneh.." Rinz memegangi dada nya yang terus-menerus berdegup kencang.

"Perasaan lu aja kali, udah turun ayo" Idok menarik nya turun, Rinz masih merasa malu untuk bertemu dengan Dyren di bawah sekarang, wajah nya kembali memerah mengingat kejadian sebelumnya.

~~~

Di luar, semua nya menunggu Rinz dan idok untuk naik ke mobil.

"Weh lama kali cepat lah" gumam Dyren saat keduanya masih di ambang pintu.

'Rinz, kek biasa aja Rinz, sikap lu biasa aja!' Rinz merapal mantra nya dalam hati sambil memakai sepatu nya.

Tak lama kemudian ia selesai memakai sepatu nya, saat ingin berdiri sebuah tangan menyambut nya. Dyren berniat membantu nya untuk berdiri.

"Ayo" ajak nya.

Rinz membuang pandangannya pada Dyren, dia berdiri sendiri, wajah nya jelas memerah karena tingkah Dyren sebelum nya masih terus berputar di kepalanya. "makasih tapi ga usah" Rinz pergi masuk terlebih dahulu ke mobil, menarik Sutsujin dan Hazle untuk duduk di kursi belakang.

Dyren diam di tempat menatap hampa tangan nya yang kosong. Skylar menyemangati nya dari belakang. "Semangat bro" kata kata ajaib dari Skylar pada nya.

"ahaha, iya"

~~~

Di mobil, di samping Sutsujin, Rinz diam melamun, ia yakin ada yang salah dengan diri nya. Ia melihat handphone nya, sebuah pesan muncul dari layar nya.

"Aku mau liat kamu main di stage, tunggu in aku ya!"

Pesan dari Alya membuat Rinz tersenyum kecil, dia mematikan handphone nya setelah menjawab pesan itu.

'Ya, mungkin karena gua udah lama ga punya cewe ya'

Rinz sedikit lebih tenang dengan asumsi nya sekarang, ia harap ia benar sekarang.

Saat sampai arena, semua nya langsung masuk ke ruang tunggu, kecuali Rinz dan Skylar yang pergi langsung ke stage untuk menemui seseorang.

Di sisi lain di ruang tunggu, Dyren tampak diam berdiri di samping sofa, sambil melipat kedua tangannya. Sutsujin pun duduk diam di sofa sambil mengikuti gaya Dyren.

Glasses (Sutsujin x Hazle) x (Dyren x Rinz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang