Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan, tetapi kali ini dengan rasa yang berbeda. Ada kedamaian yang melingkupi mereka, seolah-olah perjalanan ini telah membawa mereka lebih dekat pada apa yang mereka butuhkan.
Di sebuah tikungan jalan setapak, mereka berhenti sejenak untuk beristirahat. Melati mengambil buku catatannya dan mulai menulis, sementara Anton duduk di dekatnya, memandang lembah yang terbentang luas di depan mereka.
“Apa yang kamu tulis?” tanya Anton.
Melati tersenyum kecil. “Aku menulis tentang perjalanan ini. Tentang apa yang aku rasakan, dan bagaimana aku mulai menemukan diriku sendiri.”
Anton mengangguk, merasa senang melihat Melati menemukan suara dalam tulisannya.
“Melati,” kata Anton tiba-tiba, suaranya serius tetapi lembut. “Aku ingin kamu tahu bahwa perjalanan ini berarti banyak untukku. Lebih dari yang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.”
Melati menutup buku catatannya, menatap Anton dengan mata yang penuh pengertian. “Aku juga, Anton. Terima kasih telah membawaku ke sini, bukan hanya tempat-tempat ini, tetapi juga ke tempat di dalam diriku yang lebih damai.”
Mereka duduk di sana, membiarkan keheningan berbicara untuk mereka.
Dan dalam keheningan itu, mereka menemukan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan—sebuah ikatan yang tidak perlu kata-kata, hanya rasa yang saling memahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Peace In Silence
Non-FictionDua orang yang Mengisi kekosongan masing masing