Minggu-minggu berikutnya, Melati mulai membereskan hidupnya. Ia kembali ke pekerjaannya, meskipun dengan ritme yang lebih sehat. Ia menghubungi teman-teman lama, meminta maaf jika pernah menjauhkan diri tanpa alasan. Ia mulai menulis lebih sering, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk berbagi dengan orang lain.
Anton, di sisi lain, tetap menjadi pendukung di belakang layar. Ia terus menulis, mengumpulkan cerita-cerita kecil dari perjalanan mereka, dan bahkan mulai merencanakan untuk menerbitkan buku yang menceritakan tentang kedamaian dalam kesunyian.
Mereka masih bertemu, meskipun tidak sesering sebelumnya. Setiap kali mereka bertemu, selalu ada rasa hangat yang tidak perlu dijelaskan.
“Bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Anton suatu sore, ketika mereka bertemu di tepi danau tempat semuanya dimulai.
Melati tersenyum, menatap air yang tenang. “Lebih baik. Lebih damai. Aku rasa aku mulai memahami apa yang selama ini aku cari.”
Anton mengangguk, puas dengan jawaban itu. Mereka duduk di sana, membiarkan keheningan kembali berbicara untuk mereka.
Dan di keheningan itu, mereka tahu bahwa perjalanan ini, meskipun mungkin berakhir pada satu titik, telah meninggalkan jejak yang tidak akan pernah hilang.
Akhir atau mungkin Awal yang baru?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Peace In Silence
Non-FictionDua orang yang Mengisi kekosongan masing masing